Mohon tunggu...
Wirawan Agahari
Wirawan Agahari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sarjana Teknik Telekomunikasi ITB yang gemar menulis untuk menyampaikan ide, inspirasi, ataupun hanya sekedar berbagi cerita.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Tangan Emas Di Matteo dan Kegagalan Dalglish

6 Mei 2012   05:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:38 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="456" caption="Chelsea sukses meraih gelar piala FA 2011/2012 (sumber : Goal.com)"][/caption] Final piala FA musim 2011/2012 telah berakhir. Seperti yang kita semua ketahui, Chelsea berhasil menundukkan Liverpool 2-1 lewat gol Ramires dan Drogba. Liverpool hanya sanggup membalas satu gol lewat Andy Carroll. Terlepas dari berbagai kontroversi yang ada terutama terkait sundulan Carroll yang dianggap telah melewati garis gawang, namun pencapaian Chelsea ini sungguh luar biasa. Roberto Di Matteo berhasil membuktikan tangan dinginnya yang berhasil mengangkat Chelsea dari keterpurukan. Bayangkan, dengan status hanya sebagai caretaker hingga akhir musim Di Matteo sanggup mengembalikan kepercayaan diri dan mental para pemainnya yang seakan berada di titik terendah saat dilatih Andre Villas-Boas. Dan kini Chelsea berpeluang meraih gelar ganda setelah sebelumnya telah berhasil masuk ke babak final Liga Champions. Apapun hasilnya nanti, Di Matteo tetap harus diberi acungan jempol. Berhasil menyingkirkan Barcelona dengan 10 pemain di Nou Camp bukan pekerjaan mudah, namun Di Matteo berhasil melakukannya. Sebagai seorang Liverpudlian, saya harus mengucapkan selamat kepada Chelsea dan juga para fansnya. Mereka bermain jauh lebih baik dan efektif dibandingkan Liverpool pada final piala FA semalam. Faktor pengalaman mungkin membuat Chelsea lebih siap. Tercatat mereka sudah berhasil meraih empat gelar juara piala FA dalam enam musim terakhir. Suatu pencapaian luar biasa. Sedangkan Liverpool sendiri terakhir meraih juara saat masih dilatih Rafael Benitez enam tahun silam. Tentu banyak yang telah berubah sejak saat itu, seperti susunan pemain dan juga strategi yang berbeda. Sayang sekali memang Kenny Dalglish gagal mempersembahkan gelar ganda untuk Liverpool. Namun melihat bagaimana performa Liverpool semalam dan juga sepanjang musim ini, tidak heran memang hasil seperti ini yang bisa dicapai Liverpool, terutama pencapaian yang sangat buruk di Liga Inggris. [caption id="" align="aligncenter" width="565" caption="Suarez belum bisa membawa Liverpool berprestasi di Liga Inggris (sumber : ggintersport.com)"]

[/caption] Bermain tanpa arah dan determinasi serta strategi yang terlalu kuno membuat Liverpool sungguh menjadi bulan-bulanan lawan. Dan buat saya, Dalglish lah yang harus bertanggung jawab. Meraih gelar piala Carling tidak cukup untuk Liverpool yang sudah cukup lama puasa gelar juara Liga Inggris. Dengan kapasitas tim ini, harusnya  mereka bisa mencapai hasil yang jauh lebih baik. Saya hanya berharap Dalglish mau sedikit merevolusi taktik yang dia jalankan di musim ini agar Liverpool kembali bisa bersaing di musim depan. Di samping itu Dalglish harus mulai mencoba untuk memainkan sejumlah pemain muda seperti Raheem Sterling, Jonjo Shelvey, dan juga pemain yang "terbuang" seperti Alberto Aquilani. Pembelian pemain-pemain kelas dunia pun akan menjadi kunci untuk kebangkitan Liverpool musim depan. Harapan dan optimisme dari para Liverpudlian masih ada, karena itu tidak seharusnya kepercayan itu disia-siakan. Semoga Liverpool sukses musim depan. Dan semoga Chelsea juga sukses di Final Liga Champions nanti. YNWA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun