Mohon tunggu...
Afzar Harianja
Afzar Harianja Mohon Tunggu... Lainnya - Bhumi

Bumi Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sahabat Setia: Pelajaran Tertinggi

27 Juni 2024   00:44 Diperbarui: 27 Juni 2024   00:45 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelajaran Tertinggi

Ada Cerita yang Indah Sekali dari tradisi Sanatana Dharma, Keluhuran Langgeng Abadi. Saya mengubah sedikit settingnya supaya lebih kontemporer.

  • Setelah menyelesaikan pendidikan formal di kota, seorang anak kembali ke desanya. la menjadi sombong, arogan. Sang ayah yang begitu sederhana, polos, namun bijak, memutuskan untuk memberi pelajaran kepada anaknya. la memanggil anaknya, "Nak, di kota sana apakah mereka mengajarkan sesuatu yang tidak dapat diajarkan lewat kata-kata, tidak dapat dilihat dengan mata dan tidak dapat didengarkan lewat telinga?"

Giliran anak itu yang bingung, "Saya tidak memahami maksud ayah."

"Ambil biji buah apel itu, lihatlah apa yang kau lihat dalam biji itu?" Sang ayah ingin mengajarkan sesuatu yang tidak dapat diajarkan, hanya dapat dialami,

"Saya hanya melihat biji - itu saja," sang anak menjawab.

"Tetapi aku melihat pohon apel yang lebat dan besar. Biji ini memiliki potensi yang besar sekali. Jangan menganggapnya kadar biji. Dalam biji ini tersimpan kemampuan untuk membuahkan entah berapa ratus, berapa ribu apel dan setiap apelmemiliki beberapa biji lagi dan setiap bijinya memiliki potensi yang sama lagi " demikian penjelasan seorang ayah yang bijak.

Sang Anak Tercengang... la tidak pernah berpikir seperti itu. Ayahnya melanjutkan, "Coba ambillah ember air itu. Larutkan garam ini dalam air dan aduklah dengan baik. Sekarang coba cicipilah air itu dari pinggir ember, bagaimana rasanya? "Asin!" Sang anak menjawab.

"Sekarang coba cicipilah dari tengah ember, bagaimana rasanya?

"Asin juga."

"Sekarang dari bawah - bagaimana rasanya?"

"Tetap asin juga, Ayah. Sekarang aku mengetahui apa yang Ayah maksudkan. Sekarang aku memahami apa yang tidak dapat dijelaskan lewat kata-kata, tidak dapat dilihat dan didengar, tetapi dapat dirasakan, dapat dialami. Terima kasih, Ayah!"

Menyadari Kehadiran Gusti di mana-mana - itulah Pelajaran Tertinggi, itulah Pengetahuan Sejati. Seseorang yang mengetahui hal itu tak akan pernah sombong.

Sumber : Anand Krishna. Sahabat Setia : Kisah inspiratif lintas tradisi untuk menemani anda. Pusat Syudi Veda &  Dharma

https://www.anandkrishna.net/sahabat-setia/

https://www.booksindonesia.com/produk/sahabat-setia/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun