[caption caption="sumber gambar: qfa.com"][/caption]“Indonesia resmi menjadi satu dari empat kandidat tuan rumah gelaran Piala Asia Tahun 2023.”
Sebuah kabar yang harusnya bisa menjadi kabar gembira untuk publik sepakbola Nasional di tengah tak menentunya nasib persepakbolaan bangsa ini pasca kembali pecahnya konflik yang melibatkan federasi (PSSI) dan juga pemerintah (Kemenpora), di mana konflik ini sendiri telah menimbulkan dampak yang cukup negatif khususnya bagi perkembangan sepakbola nasional itu sendiri maupun para pelaku sepakbola yang ada di dalamnya.
Namun kabar yang harusnya menjadi kabar gembira ini justru menimbulkan sedikit keraguan dan pertanyaan dibenak para pecinta sepakbola Nasional, terkait kemampuan dan kesiapan Indonesia untuk menghadapi atau menggelar even sebesar Piala Asia ini di tahun 2023 nanti, sedangkan kondisi persepakbolaan Indonesia sendiri saat ini maupun kedepannya saja masih tak menentu arahnya akibat konflik yang tak kunjung usai.
Sebelumnya melalui lama resminya, berdasarkan keputusan rapat komite kompetisi di Kuala Lumpur, Malaysia. AFC secara resmi mengumumkan 4 Negara yang akan bersaing menjadi calon kuat tuan rumah Piala Asia 2023.
Indonesia akan bersaing dengan tiga Negara lainnya yaitu Korea Selatan, Tiongkok dan juga Thailand. Dan sebagai tindak lanjut, AFC akan mengirimkan perjanjian penawaran dan daftar pertanyaan untuk para kandidat tuan rumah, dan meminta jaminan dari pemerintah, serta pendapat hukum atas penawaran tersebut.
Penyelenggaraan event kejuaraan Piala Asia sendiri sebenarnya akan terlebih dahulu berlangsung pada tahun 2019 mendatang, dimana Uni Emirat Arab didapuk untuk menjadi tuan rumah hajatan sepakbola terbesar di kawasan Asia ini.
Dan Indonesia sendiri sudah dipastikan tak akan berpartisipasi di ajang tersebut setelah didiskualifikasi oleh AFC dan FIFA dibabak kualifikasi akibat dari dijatuhkannya suspend (sanksi) FIFA kepada Federasi sepakbola Indonesia (PSSI) pada 30 Mei 2015 lalu.
Indonesia sendiri sebelumnya pernah didapuk menjadi tuan rumah Piala Asia pada tahun 2007 silam, namun pada saat itu Indonesia tak sendiri, karena pada perhelatan akbar tersebut Indonesia menjadi tuan rumah bersama dengan tiga Negara tetangga lainnya yaitu Thailand, Malaysia dan juga Vietnam.
Kala itu pasukan Garuda yang diarsiteki pelatih kawakan Ivan Kolev tidak mampu lolos dari babak fase grup, dan hanya mampu mengumpulkan 3 poin hasil dari 1 kali menang dan 2 kali kalah, dimana satu-satunya kemenangan tersebut didapat setelah Timnas Garuda secara mengejutkan mampu mengandaskan perlawanan tim kuat Bahrain dengan skor 2-1.
Irak akhirnya memastikan gelar juara Piala Asia 2007 setelah mampu mengandaskan perlawanan Arab Saudi dengan skor tipis 1-0 di Stadion Gelora Bung Karno.
Kembali ke pertanyaan terkait kemampuan dan kesiapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Asia 2023 tersebut, di mana banyak kalangan yang justru masih meragukan dan mempertanyakan masalah tersebut, mengingat kondisi sepakbola nasional yang masih tak menentu.
Selain masih terbelenggu dengan konflik yang belum menemui titik temu antara Pemerintah (Kemenpora) dan juga Federasi (PSSI), status Federasi sepakbola Indonesia saat ini juga masih dalam suspend (sanksi) FIFA, dan berpotensi untuk diperpanjang jika sampai pada awal Bulan Mei 2016 mendatang tepatnya pada Kongres tahunan FIFA di Mexico, Konflik persepakbolaan di tanah air belum juga menemui jalan penyelesaiannya.
Bukan apa-apa, untuk bisa menyelenggarakan event sebesar Piala Asia ini, persiapan memang harus dilakukan sejak jauh hari, baik dari segi finansial, masalah infrastruktur hingga kesiapan Timnas Indonesia menghadapi ajang tersebut.
Sinergi antara pemerintah, federasi dan juga seluruh stakeholder sepakbola negeri ini menjadi hal yang paling utama agar event besar seperti Piala Asia ini bisa berjalan dengan baik dan sukses.
Menarik untuk ditunggu seperti apa tanggapan dari para pihak terkait, khususnya dari Pemerintah Indonesia dan juga Federasi setelah adanya pengumuman resmi dari AFC tersebut.
Jika ternyata pengumuman resmi ini nantinya mendapat respon yang cukup positif baik dari Pemerintah maupun Federasi, maka sudah seyogyanya-lah kedua belah pihak sesegera mungkin menyelesaikan permasalahan atau konflik yang terjadi saat ini.
Sehingga nantinya semua pihak (stakeholder sepakbola Indonesia) bisa benar-benar memfokuskan diri untuk membangun dan menata kembali persepakbolaan Tanah Air baik itu federasi, kompetisi, maupun Tim Nasional-nya menjadi lebih baik, profesional dan berprestasi kedepannya.
Dan tak berlebihan juga jika ajang Piala Asia 2023 ini nantinya dapat dijadikan sebagai tolok ukur untuk mengetahui sejauh mana perkembangan persepakbolaan Indonesia itu bisa berjalan.
Salam…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H