Dalam pembuatan kripik tempe sagu terbagi dalam beberapa langkah. Langkah yang pertama adalah membuat adonan tempe itu sendiri. Emi membeli tempe yang masih berbentuk kedelai dan tepung kanji. Tempe yang dijual di daerahnya yaitu Sedayu, Bantul, rata-rata merupakan tempe yang dibungkus daun pisang. Alhasil Emi memiliki takarannya sendiri yaitu ia membeli tempe seharga Rp 10.000 dan untuk takaran tepung kanji 1 kg.
Lalu Amiroh menyediakan wadah berupa baskom untuk membuat adonan dengan memasukkan semua tempe setengah jadi yang masih terbungkus daun pisang tersebut dengan tepung kanji. Ketika semua bahan telah tercampur lalu Emi menuangkan adonan tersebut ke plastik dengan ukuran 8 x 20.
Setelah itu, langkah yang selanjutnya adalah menunggu adonan tersebut padat selama kurang lebih tiga hari dengan menyimpannya di suhu ruang. Ketika adonan tempe tersebut sudah padat, Amiroh membuka plastik pembungkus tersebut lalu ia memotong adonan tersebut menggunakan cutter dengan ketebalan yang cenderung tipis-tipis.
Ketika semua adonan sudah terpotong maka langkah terakhir adalah penggorengan adonan tersebut. Dalam menggorengnya juga tidak dengan cara yang asal-asalan agar adonan tidak saling menempel ketika digoreng. Setelah semua adonan tergoreng hingga kecoklatan maka angkat lalu tiriskan.
Setelah adonan tersebut ditiriskan lalu langkah selanjutnya yaitu proses pengemasan. Sebelum memasuki proses packing atau pengemasan ini terdapat hal yang perlu dilakukan, yaitu memasukkan kripik ke dalam spinner agar keripik tidak terlalu berminyak. Spinner yang digunakan pun spinner buatan sendiri dikarenakan harga spinner yang mahal, Amiroh membuatnya sendiri dengan memodifikasi kipas angin yang tidak terpakai sebagai alat pemutarnya atau spinner.
"Mesin spinner harganya mahal mas. Untuk mesin spinner yang saya pakai itu buatan suami saya. Dia memodifikasi kipas angin yang tidak terpakai buat mesinnya lalu menggunakan toples sebagai wadah kripiknya. Zaman sekarang pandai-pandai kita memanfaatkan barang yang ada dari pada beli mahal-mahal mas," ucap Emi.
Sesudah melakukan spinner pada kripiknya, maka langkah yang terakhir yaitu pengemasan atau packing sebelum disetorkan ke beberapa tempat. Kripik tempe sagu kemudian dimasukkan ke beberapa ukuran plastik seperti 1 kg, 0,5 kg, dan 0,25 kg. Proses pengemasan yang dilakukan oleh Emi terbilang masih menggunakan cara yang tradisional yaitu dengan memanaskan plastik pembungkus dengan menggunakan api yang terdapat pada lilin.