Rasanya tidak masuk diakal dan sulit diterima secara akal sehat. Aceh menjadi provinsi termiskin di Sumatera  dan peringkat ke enam di Indonesia. sebagaimana  Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis data terbaru mengenai kemiskinan. Dimana Aceh masih menempati provinsi termiskin di Sumatera dan nomor enam se-Indonesia. Per September 2019. Dengan  jumlah penduduk miskin di Aceh mencapai 810.000 orang atau 15,01%.
 Padahal Aceh dulunya, semasa masih berbentuk kerajaan yang kuat di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Pada masa itu  Aceh merupakan kerajaan yang makmur. Aceh juga menguasai hampir setengah wilayah  Pulau Sumatera dan sebagian besar wilayah Asia Tenggara. Aceh  kaya akan sumber daya alam dan sumberdaya manusia. Sehingga  negara-negara penjajah, seperti Portugis, Belanda dan Jepang berupaya  untuk menguasainya .
Tapi setelah hampir satu abad rakyat Aceh bergabung dengan NKRI. Rakyat Aceh semakin hidup dalam kubang kemiskinan ?? Kenapa?? Ada apa dengan Aceh?? Padahal pemerintahan Aceh telah mendapatkan dana bagi hasil penjualan minyak bumi dari pemerintah pusat. Kemana larinya anggaran yang besar tersebut? Apakah  anggaran yang besar tersebut tidak cukup untuk  mewujudkan rakyat Aceh bisa  hidup dalam kemakmuran ?Mengapa dengan anggaran yang begitu  besar yang diberikan melebihi provinsi lainnya. Tapi rakyat Aceh masih banyak yang miskin?? Padahal kalau anggaran yang besar tersebut difokuskan untuk memberdayakan perekonomian  rakyat  Aceh. Bisa jadi rakyat telah merasakan nikmatnya sebagai daerah yang kaya.Â
 Dimana letak kesalahan pemerintah dalam mengelola anggaran yang cukup besar tersebut?? Apakah anggaran tersebut hanya memperkaya pejabat dan segelintir oknum di daerah ini.  Apakah pengelolaan anggaran yang besar tersebut lebih banyak untuk pembiayaan infrastrukur dan lebih banyak lari ke provinsi Sumut dan ke Pulau Jawa?? Apakah pemerintah pusat "setengah hati" memberikan anggaran tersebut dengan berbagai aturan yang merugikan rakyat Aceh??Â
Sungguh sangat memalukan di daerah yang terkenal dengan rakyat terkenal dengan karakter religusnya. Tapi pemerintahannya  tidak peka melihat kemiskinan disekitarnya .Apalagi daerah Aceh sudah memperoleh keistimewaan sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam. Bukankan penerapan syariat merupakan Rahmat bagi sekalian alam?? Rasanya malu kita menyatakan negeri ini sebagai negeri bersyariat Islam. Sementara Islam sebagai Rahmatan lil Alamin, tidak dtegakkan oleh umara di negeri ini. Bahkan menelantarkan fakir miskin menjadi tetap miskin. Sungguh sangat zalim terhadap sesama muslim. Dimana letak tugas dan tanggungjawab pemerintah dalam hal pemberantasan kemiskinan di Aceh?? Apakah memang seperti itu tugas pemerintah?? Membiarkan rakyat kelaparan dan tidak bisa terlepas dari himpitan kemiskinan??? Sungguh sangat sangat ironis sekali. Potret kemiskinan rakyat Aceh. Ibarat pepatah mengatakan,  "ibarat ayam mati di lumbung padi" Demikianlah rakyat miskin di Aceh,terpaksa harus mati perlahan-lahan di daerah yang kaya .Â
Alternatif Solusi
Wahaai para pemimpin. Kalau kalian mau, ada  solusinya yang sangat sederhana dan menyentuh lansung perbaikan kebutuhan hifup  para fakir miskin di daerah  ini. Diantaranya adalah  ada satu contoh cara yang cukup efektif membantu masyarakat miskin di kampung tempat tinggal saya .Â
Dimana beberapa kepala keluarga dalam satu lorong yang sama. Mereka saling bergotong-royong dan saling berbagi dalam memenuhi kebutuhannya. Caranya mereka berembuk  mendiskusikan apa yang akan mereka masak untuk  mereka makan bersama. Setelah mereka sepakati, lalu  mereka realisasikan, dengan cara bekerjasama dan  saling membantu satu dengan yang lainnya . Bantuan tersebut  berupa  apa saja  kemudahan yang ada pada mereka. Misalnya ada seorang yang memberikan beras.  Karena cuma  itu yang dapat diberikannya. Ada yang memberikan kelapa. Ada yang memberikan rempah-rempak masakan. Ada juga yang hanya menyumbangkan tenaga untuk memasak.
Untuk lauknya mereka bergotong royong mengumpulkan uang untuk membeli ikan sebagai lauknya. Kemudian setelah masakan masak. Maka  masing-masing anggota lorong mendapatkan makan lengkap dengan lauk-pauk dan sayurnya untuk persiapan makan selama satu hari dengan biaya yang dikeluarkan yang cukup  murah. Bukan saja mereka yang mau menyumbang  yang mendapatkan nasi lengkap dengan lauknya. Tapi bagi yang tidak menyumbangpun mendapatkan sayur dan lauk secara cuma-cuma. Â
Pola saling membantu dan saling  bekerja sama satu lorong ini sungguh efektif  dalam mengentaskan kemiskinan rakyat Aceh. Karena rakyat Aceh sangat kental rasa kebersamaan mereka. terutama di desa. Alangkah indahnya kehidupan ini, kalau semua persoalan hidup dapat diatasi dengan cara bergotong-gotong  sesama dengan tetangga dalam satu lorong, desa dan daerah. Sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh tetangga -tentangga saya dalam satu lorong. Â
Saya yakin kalau model seperti yang dipraktekkan tetangga-tetangga saya tersebut,  dijadikan pilot projek dalam pengentasan kemiskinan maupun dalam rangka memberdayakan ekonomi masyarakat  di Aceh. insyaalah, kemiskinan  akan lenyap di bumi Aceh. Cobalah..
Sebab kehidupan antar tetangga dalam satu lorong ini kebanyakan mereka  sudah saling mengenal dan saling bekerjasama  dengan  baik satu dengan lainnya.  Sehingga mereka mudah untuk berinteraksi dan saling mengawasi satu dengan lainnya. Sehingga memudahkan pemberdayaan ekonomi mereka.  Karena mereka merasa  tidak ada sekat atau beban mental dalam berinteraksi dan bekerjasama. Sehingga mereka  paham betul akan kebutuhan mereka. Jadi mereka paham betul, apa yang  dapat mereka jadikan sebagai mata pencaharian bersama. Kalau  salah seorang dari anggota lorong tidak mau terlibat. Maka akan  mendapat sangsi moral dari tetangganya. Seperti dikucilkan dari pergaulan hidup di lorong tersebut. Bahkan bisa diusir dari lorong tersebut.
Oleh karena itu,  kalau mau memberdayakan ekonomi masyarakat, jangan lagi mempergunakan model lama. Dimana pemberdayaan hanya diberikan pada satu kelompok tertentu yang tidak terikat batinnya untuk saling bekerjasama dan bergotong royong untuk  memajukan usaha bersama. Mereka biasanya  hanya  saling bersaing untuk menghabiskan bantuan yang diberikan.Bahkan gara-gara  bantuan tersebut bisa jadi menjadi motif pemicu sengketa di tengah masyarakat.  Maka dengan  adanya pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan fokus pada kelompok antar tetangga.  Maka semangat kebersamaan ini  akan menjadi  modal yang sangat berharga dalam upaya mengentaskan kemiskinan  di  Aceh. Mudah-mudahan para pemimpin di Aceh terketuk hatinya.. Aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H