Mohon tunggu...
Haftar
Haftar Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Swasta, penikmat logika jernih, visioner

Saya seorang guru yang dilahirkan di pinggir sebuah teluk yang indah yang bernama TAPAKTUAN yang terletak dibibir pantai Samudera Hindia di Kabupaten Aceh Selatan,Aceh. Sejak kecil menekuni dunia seni teater, melukis dan musik. ternyata setelah saya beranjak dewasa hobi tersebut bermanfaat bagi murid-murid. Maka rutinitas saya selain sebagai guru juga berjualan secara kecil-kecilan membantu usaha istri dan melatih anak-anak lomba bercerita, kaligrafi, melukis,pidato dan menyanyi Juga mengembangkan kreativitas seni saya berupa menulis buku, FB dan merangkai bunga dari tempurung kelapa. . Saya juga selama kuliah di IKIP Medan 1990-1996 saya aktif sebagai pengelola penerbitan kampus "Kreatif IKIP Medan" dan diorganisasi HMI Cabang Medan. Menulis opini di SKH WASPADA Medan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Potret Kemiskinan Rakyat Aceh

14 Juli 2020   01:33 Diperbarui: 14 Juli 2020   11:02 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sebab kehidupan antar tetangga dalam satu lorong ini kebanyakan mereka  sudah saling mengenal dan saling bekerjasama  dengan  baik satu dengan lainnya.  Sehingga mereka mudah untuk berinteraksi dan saling mengawasi satu dengan lainnya. Sehingga memudahkan pemberdayaan ekonomi mereka.  Karena mereka merasa  tidak ada sekat atau beban mental dalam berinteraksi dan bekerjasama. Sehingga mereka  paham betul akan kebutuhan mereka. Jadi mereka paham betul, apa yang  dapat mereka jadikan sebagai mata pencaharian bersama. Kalau  salah seorang dari anggota lorong tidak mau terlibat. Maka akan  mendapat sangsi moral dari tetangganya. Seperti dikucilkan dari pergaulan hidup di lorong tersebut. Bahkan bisa diusir dari lorong tersebut.

Oleh karena itu,  kalau mau memberdayakan ekonomi masyarakat, jangan lagi mempergunakan model lama. Dimana pemberdayaan hanya diberikan pada satu kelompok tertentu yang tidak terikat batinnya untuk saling bekerjasama dan bergotong royong untuk  memajukan usaha bersama. Mereka biasanya  hanya  saling bersaing untuk menghabiskan bantuan yang diberikan.Bahkan gara-gara  bantuan tersebut bisa jadi menjadi motif pemicu sengketa di tengah masyarakat.   Maka dengan  adanya pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan fokus pada kelompok antar tetangga.  Maka semangat kebersamaan ini  akan menjadi  modal yang sangat berharga dalam upaya mengentaskan kemiskinan  di  Aceh. Mudah-mudahan para pemimpin di Aceh terketuk hatinya.. Aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun