Andragogi atau yang biasa disebut dengan pendidikan orang dewasa merupakan ilmu dan pengetahuan seni dalam membantu proses belajar untuk orang dewasa. Belajar merupakan sebauh kebutuhan bagi orang dewasa khusunya bagi seseorang yang sadar akan kebutuhannya.Â
Orang dewasa yang sadar akan kebutuhan dan prioritasnya artinya memiliki konsep diri yang baik. Seperti yang telah diketahui menurut Knowles, bahwa konsep andragogi memiliki empat pokom asumsi yang terdiri dari :
- Konsep diri
- Pengalaman
- Kesiapan Belajar
- Orientasi belajar.
Berangkat dari asumsi yang pertama adalah konsep diri, artinya orang dewasa sudah memahami akan dirinya sendiri termasuk pada kebutuhan dirinya. Pemahaman tersebut dapat dipengaruhi oleh usia yang sudah dewasa, kelengkapan fisik, kejiawaan, serta dapat berperan sesuai dengan tuntutan tugas dari status yang dimilikinya. Kedewasaan dalam ilmu psikologi memiliki pengaruh terhadap proses belajar orang dewasa.Â
Mencari tau dan menemukan sesuatu adalah bagiandari proses belajar orang dewasa yang melibatkan pengalaman yang akan menghasilkan pengetahuan tentang apa yang dituju atau dicari. Proses belajar tersebut biasanya dapat diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan orang dewasa menyangkut dengan harga diri seseorang, aktualisasi diri, pengakuan diri dalam status sosial, dan penerimaan diri.
Pendidikan orang dewasa merupakan salah satu model dari pendidikan yang menjadi ciri khas dari pendidikan luar sekolah atau pendidikan nonformal. Selain itu Pendidikan Orang Dewasa menurut (Adenike & Amos, 2013) merupakan segala bentuk pendidikan dan proes belajar yang melibatkan orang dewasa untuk menggali dan menjaga pengetahuan mereka agar terus terjaga dan berkembang di seoanjang hidupnya.
Konsep Diri adalah rasa seseorang yang mengenal dirinya dengan mengetahui segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. (Fatimah, 2013) mengatakan bahwa konsep diri adalah suatu bentuk persepsi seorang individu akan dirinya sendiri yang terbentuk melalui sebuah pengalaman maupun tanggapan atau interpretasi dari orang lain tentang dirinya. Â
(Jahja, 2011) mengemukakaan sebuah pengertian dari konsep diri yaitu deskripsi diri dengan cara mengenali semua bagian diri dari manusia baik secara fisik maupun non-fisik. Konsep diri yang dimiliki oleh seseorang tentu dapat memberi pengaruh terhadap bagaimana manusia dapat berfikir, memiliki perasaan, keinginan, sebuah nilai dan tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang..Â
Sedangkan Konsep diri (Hughes, A., Galbraith, D., & White, 2011) yaitu sebuah penuturan akan diri sendiri dengan cara dideskpripsikan yang mengandung evaluasi dan pembelajaran bagi diri seseorang.
 Menurut (Thalib, 2017) konsep diri bukan merupakan faktor yang ada sejak lahir di dunia. Namun, konsep diri muncul karena faktor belajar, dan faktor pengalaman seseorang yang berhubungan dengan orang lain yaitu individu dengan individu. Salah satu cara terbentuknya konsep diri adalah lewat interaksi, pengalaman, dan pemikiran. Biasanya konsep diri akan muncul dengan sendirinya
Dalam fase pembentukan konsep diri, seseorang dapat memiliki jenis konsep diri, yaitu konsep diri positif atau negative. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Calhoun, J. F., & Acocella, n.d.) bahwa di dalam proses pembentukan konsep diri terbagi menjadi dua konsep yaitu positif dan negatif, artinya yaitu :Â
(1) Konsep diri positif  berarti seseorang mengetahui dengan baik tentang dirinya dan tidak menjadikan penerimaan diri sebagai kebanggaan besar yang cenderung bersifat sombong. Individu dengan konsep diri positif, akan lebih mengetahui dengan pasti dan membidik dengan tepat tentang tujuan hidup atau mimpi mimpi yang harus dicapai, dan menganggap bahwa dalam proses hidup adalah proses belajar.Â
Konsep diri positif membawa pelakunya lebih memahami dan menerima fakta yang ada dalam dirinya dan menerima kekurangan serta kelebihan dengan bijak;Â
(2) Konsep diri negative berarti ketika seorang individu memiliki pandangan tentang dirinya yang tidak teratur dan tidak terkonsep. Biasanya, individu yang memiliki konsep diri negative, akan sulit mengenali dirinya, mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Individu ini tidak memiliki goals yang baik dalam hidupnya.
Pembelajaran orang dewasa yaitu suatu proses yang menumbuhkan keinginan bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup.Â
Belajar bagi orang dewasa menunjukan adanya keterlibatan dari kematangan konsep diri seseorang. Orang dewasa yang sudah terbentuk konsep diri melalui kesadaran diri atau interaksi dengan orang lain serta pengalaman hidup, membuat seseorang memiliki jenis konsep diri yang positif atau negative bergantung dari interaksi dan pengalamannya dalam menjalankan peran sesuai status yang dimilikinya.Â
Sehingga, orang dewasa akan mampu mengetahui kebutuhan atau kesiapan belajar, yang berarti bahwa seseorang tersebut memiliki Konsep diri positif. Konsep diri positif yaitu individu yang dapat mengenali dirinya sendiri, mengetahui apa kebutuhannya, memiliki keyakinan atas keputusan yang diambil, dan tentunya memiliki tujuan dan arah hidup.Â
Oleh karena itu, asumsi yang dikatakan oleh knowless bahwa dalam belajar orang dewasa benar terdapat keterlibatan konsep diri. Karena, implikasi konsep diri dalam pembelajaran orang dewasa memberikan kemudahan untuk berjalannya kegiatan belajar, memudahkan menciptakan iklim belajar, mengetahui kebutuhan belajar, memiliki tanggung jawab dalam prses belajar, serta mampu mengevaluasi diri.Â
Selain itu, individu yang memiliki konsep diri dan menyadari dirinya membutuhkan pendidikan berkelanjutan sebagai bentuk aktualisasi diri. Belajar bagi orang dewasa biasanya ada pada program pendidikan luar sekolah, seperti program pemberantasan buta aksara, program keaksaraan, pendidikan dan latihan ketrampilan atau kursus. Maka dari itu, pendektan andragogi sering digunakan dalam kegiatan belajar orang dewasa pada program pendidikan luar sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H