Mohon tunggu...
Fuziansyah Bachtar
Fuziansyah Bachtar Mohon Tunggu... Lainnya - Pemburu hikmah kehidupan

Pemburu hikmah kehidupan, dengan merenungi ayat-ayat di alam semesta dan di kitab suci, dan mengkaji perjalanan sejarah manusia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Qurban dan Keabadian

1 Juli 2022   09:56 Diperbarui: 1 Juli 2022   10:06 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Qurban dan Keabadian

Apa yang membuat nama KH Ahmad Dahlan dihormati dan Muhammadiyah terus berkembang?
Karena KH Ahmad Dahlan pernah melelang seluruh barangnya untuk menutupi kas sekolah yang kosong agar anak-anak bangsa mendapatkan pendidikan. Beliau panggil seluruh penduduk Kauman, lalu beliau menggelar barang aset pribadinya dan melelangnya seperti barang dagangan. Mereka pun paham. Mereka membeli barang-barang itu semua, dan kemudian langsung menghibahkan semua barang itu kepada mantan pemiliknya yang terheran-heran. Tidak heran Muhammadiyah kini memiliki aset 400-an trilyun dengan ribuan sekolah, masjid dan rumah sakit.

Apa yang membuah nama KH Hasyim Asy'ari dihormati dan Nahdhatul Ulama masih terus dipercaya orang?
Karena KH Hasyim Asy'ari berjasa membangun pesantren di tengah masyarakat yang tergantung kepada pabrik-pabrik milik Belanda, dan dipenuhi problem ketidakadilan, kemiskinan dan kejahatan. Beliau mengangkat harkat dan derajat masyarakat sekitar dengan pendidikan. Berkat keilmuan dan kecerdasannya, dari segala penjuru negeri banyak murid berdatangan untuk berguru kepadanya. Dan setelah puas berguru menyebar dan membangun pesantren baru. Tidak heran NU kini memiliki 23 ribuan pesantren dan masjid.

Apa yang membuat nama Nabi Muhammad SAW ditinggikan dan diagungkan? Sehari 5 kali kita selalu mengumandangkan namanya dalam panggilan adzan, bahkan namanya diagungkan dengan disandingkan bersama nama Allah. Dalam iqamat sebelum sholat juga demikian halnya. Ketika sholat, juga kita selalu membacakannya namanya. Ditambah lagi ketika dzikir dan doa setelah sholat, dan juga momen-momen pertemuan umat Islam. Belum afdhol rasanya suatu pertemuan jika tidak dibacakan sholawat di dalamnya. Mengapa?

Karena Nabi Muhammad SAW telah banyak memberikan kontribusi. Waktu muda ikut organisasi membela hak-hak orang yang dizholimi. Beliau juga terbiasa menyantuni anak yatim dan fakir miskin. Sebelum ditunjuk jadi nabi pernah menjadi penengah yang adil dalam masalah pelik perebutan hak meletakkan batu Hajar Aswad di Ka'bah yang nyaris berdarah-darah. Setelah menjadi nabi, entah berapa banyak pengorbanan harta, waktu, tenaga dan jiwa yang telah diberikan. Dicaci maki, dihina sebagai tukang sihir, dilempari kotoran oleh kaumnya, ditimpuki batu sampai berdarah ketika berdakwah... bahkan pernah dikejar-kejar untuk dibunuh. Di sela kesibukan di keluarga, masih sempat mengikuti 27 kali peperangan, masih sempat mengajarkan Al-Qur'an dan As-Sunah kepada umatnya, rutin terus menjadi imam di masjid, serta memimpin musyawarah dan membuat keputusan sebagai pemimpin negara. Uniknya beliau hidup sederhana, tidak jarang berpuasa karena makanan tidak ada... Bahkan di akhir hayatnya sangat sedikit harta warisan yang ditinggalkannya.

Apa yang membuat nama Nabi Ibrahim AS ditinggikan dan diabadikan? Dalam sehari tidak kurang dari 9 kali kita bersholawat mengucapkan puji-pujian baginya, disertai nama keturunannya Nabi Muhammad SAW. Mengapa?
Karena Nabi Ibrahim AS berjuang menjaga kemurnian tauhid di tengah kezholiman. Berani melawan raja zholim tanpa takut siksaan. Dari dakwah beliau dan keluarganya, agama tauhid ini diwariskan. Dari beliau dan para Nabi dan Rasul anak cucu keturunan beliau lah dakwah tauhid terjaga sampai ke kita sekarang. Puncak ujian keimanan, ketika beliau diminta untuk menyembelih putranya Ismail AS sebagai bukti pengorbanan. Padahal itu anak yang kelahirannya sudah lamaaa dinanti-nantikan. Padahal itu anak kesayangan. Namun dengan bekal keimanan, pengorbanan itu sanggup dilaksanakan. Beliau dinyatakan lulus ujian, dan Allah mengganti pengorbanan itu dengan domba qurban. Perjuangan beliau seperti thawaf, melempar jumroh dan pengorbanan hewan, dilestarikan sampai ke akhir zaman, dalam bentuk ibadah haji dan qurban.

---

Kunci keabadian adalah pengorbanan. Seberapa besar pengorbanan yang pernah kita berikan, maka semakin lama nama kita abadi dalam kenangan. Itulah sebabnya para pejuang yang telah memberikan kontribusi bagi suatu bangsa, namanya akan dicatat dalam buku sejarah bangsa. Ya, pada nama mereka disandingkan gelar pahlawan.

Pengorbanan adalah sebuah ibadah yang akan dikenang banyak orang. Apalagi jika itu sangat menyentuh kebutuhan manusia yang paling mendasar, pangan, sandang, papan, pekerjaan... Alangkah baiknya kita bisa introspeksi diri. Pengorbanan (kontribusi) apa yang sudah kita berikan, kepada keluarga kita, saudara kita, tetangga kita, teman dan saudara seiman seperjuangan kita, kerabat kita...

Tidak punya kelebihan harta? Kan masih ada kontribusi ilmu.
Tidak punya kelebihan ilmu? Kan ada waktu, tenaga, minimal dalam bentuk perhatian...
Terlalu sibuk banyak urusan? Kan masih bisa mendoakan...
Merasa tidak punya itu semua? Rasanya ada yang salah dengan engkau punya hati alias iman.  Mungkin perlu dicuci, divaksinasi, atau kalau perlu ditransplantasi.

---

Saudara-saudariku seiman...
Hari Raya Idul Adha akan datang menjelang.
Nabi kita, Junjungan kita, Teladan kita, Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan.
Kepada mereka yang mampu untuk menyembelih hewan qurban.
Maka alangkah sayang jika kesempatan ini disia-siakan.

Yuk berqurban.
Minimal niatkan untuk suatu saat bisa berqurban.
Dan lakukan sebisanya apa kontribusi yang bisa diberikan.

Semoga Allah membalas pengorbanan dan kontribusi kita dengan sebaik-baiknya. Aamiiin.

FB20220630

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun