"Ingatan tak bertahan lama, itulah sebabnya aku menulis. Agar kelak, bisa mengenangmu sebagai cinta ataupun luka!"
Itulah mengapa, menulis adalah salah satu caraku mengenangmu, Kekasih.
Entah, kapan pertama kali aku jatuh cinta pada menulis. Namun, jika diingat-ingat kembali. Ternyata aku jatuh cinta pada menulis tidak lama dari (saat) aku jatuh cinta pada membaca. Sebab, membaca & menulis adalah jodoh. Keduanya mesti bersama, keduanya kudu saling melengkapi.
Seperti kalimat pepatah di bawah ini:
"Kita adalah sepasang ketidaksempurnaan yang tidak akan (pernah) sempurna, bila tidak bersama."
Ada banyak cara agar kita jatuh cinta pada menulus. Beberapa di antaranya adalah:
Pertama, Sebelum kita menulis. Kita mesti jatuh cinta pada membaca. Sebab, itu langkah awalnya. Semakin kita banyak membaca, semakin besar kecintaan kita pada menulis! Itulah teori sederhananya.
Kedua, tulislah apa yang ingin kita tulis. Tulislah hal-hal yang kita sukai (asal itu baik.) Tulislah dengan cara dan gaya tulisan kita. Tuangkan segala bentuk hal yang pernah kita baca pada sebuah tulisan.
Ketiga, teruslah bersama lingkungan yang positif. Misalnya, berkumpul dengan para pembaca aktif, diskusi bersama banyak penulis, duduk berdua dengan buku. Nah, jika semua itu tidak ada dalam lingkunganmu. Solusinya hanya satu.
"Buatlah lingkungan seperti itu. Dan, kamulah yang membuatnya, kamulah yang memulainya!"
Pamekasan, 20 Desember 2021
@afuelkholil
*Tulisan di 2021 kemarin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H