Mohon tunggu...
Afthon Faarizul Umam
Afthon Faarizul Umam Mohon Tunggu... Lainnya - Pengelola Promosi dan Pemasaran

Penulis Jalanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gaya Ilustrasi Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP) Sebagai Pengaharum Negara Indonesia

21 Desember 2013   13:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:40 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi negara Indonesia, karena negara ini telah melahirkan seorang manusia yang memiliki kemampuan seni menggambar yang sangat kreatif dan tidak bisa dipungkiri bahwa  jenis  seni menggambar  ini agak berbeda dengan yang lain. Namun sebelum kita mengenal seperti apanya, layaknya kita mengenal dulu siapa manusia yang kreatif itu dan kenapa dia menciptakan karya seperti itu.

Munkin bagi pembaca yang pernah muda dan hidup pada tahun 1980 dan 1990-an pasti tak asing dengan yang namanya Lupus. Lupus sendiri adalah tokoh fiksi dalam sebuah cerpen yang ditulis oleh Herman Hariwijaya untuk majalah Hay pada tahun 1986 saja, namun ternyata cerpen Lupus mendapat respon yang sangat bagus dikalangan remaja, karena ceritanya yang lucu dengan karakter yang unik. Karena adanya respon yang bagus akhirnya cerpen Lupus dituangkan kedalam sebuah novel yang akhirnya  terkenal hingga ke seantero Indonesia.

Berbicara tentang Lupus saja seakan kurang afdlol jika tidak memperkenalkan sang ilustrator yang telah membungkus sosok lupus dengan bentuk Visual yang sangat menarik dan unik itu. Sang ilustrator itu bernama Bapak Weda Abdul Rasyid, beliau adalah ilustrator pada majalah hai saat itu. Beliau juga sering disebut-sebut  dengan  bapak ilustrator Indonesia karena kontribusi dan karya-karyanya dibidang ilustrasi dan karya seni rupa.

Sepak terjang bapak Weda dari tahun Ketahun dalam dunia ilustrasi sangat baik. Pada tahun 70 an yang dimulai pada tahun 1977 bapak weda bergabung dengan majalah hai dan menjadi ilustrator dimajalah itu. Ia banyak membuat karya-karya ilustrasi terutama fiksi Arswendo Atmowiloto dan Herman Hariwijaya dengan fiksi lupusnya yang fenomenal itu. Di majalah itu beliau banyak menggambarkan potrait para tokoh dunia dari segala latar belakang, tidak hanya dari tokoh politik, musisi seniman saja namun juga sampai pada tokoh-tokoh fiksi.

Namun ketika tahun 1990 ketika umur beliau telah mencapai  40 tahun, beliau mengalami penurunan daya pengelihatan sehingga beliau sulit untuk menggambar seketsa wajah dengan sangat detail, sehingga beliau memulai style untuk ilustrasi baru gambar wajah. Beliau mencoba menggambar sketsa wajah dengan gaya kubisme untuk gambarnya. Kemudian gaya kibisme ini tumbuh dan semakin populer sebagaibagian dari karya popart bahkan hingga saat ini menjadi sebuah karya anak bangsa yang semakin berkembang. Sehingga gaya ilustrasi ini disebut-sebut dengan Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP), bahkan ada yang menyebutnya dengan aliran wedhaisme. berikut wajah dari bapak Weda :

1387605300433673792
1387605300433673792

dan berikut gambaran awal WPAP :

13876055551989080931
13876055551989080931

Seiring berkembangya teknologi cara menggambar pun turut berkembang, dulu bapak Weda menggambarkan atau membuat ilustrator dengan cara yang manual namun sekrang para anak bangsa mengunakan cara yang lebih singkat dan efektif yakni dengan Photoshop, Korel Draw dan bebagai macam aplikasi desain lainya. Sebagai penerus dan pengembang apa yang telah dihasilkan oleh bapak weda para ilustrator muda membuat sebuah komunitas bernama WPAP Community Indonesia Creative Power. Dari komunitas ini diharpakan para ilustrator-ilustrator WPAP berkumpul dan berbgi ilmu dan juga sebagai pelestari hasil keriative anak bangsa. Dan ternyata komunitas ini berhasil membuat terkenal  Indonesia dengan WPAP nya ini dibuktikan dengan adanya negara lain yang ingin mempelajari Wedha’s Pop Art Potrait hal ini dilansir pada sebuah blog WPAP Community. Dalam blog ini diberitakan bahwa KBRI Prancis dan Kemenparekraf Presents :WPAP goes to France di dalamnya dikatakan bahwa indonesia dan mengadakan pameran dan pelatihan WPAP untuk masyarakat Prancis, pelajar dan mahasiswa Indonesia di Perancis, serta pelajar dua SMK di Perancis diselenggarakan oleh WPAP Communty bekerja sama atas kebudayaan atase kebudayaan KBRI Perancis dan kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia pada 12-20 November 2013 di tiga kota : Paris, Lumbres dan Le Havre. Dibawah ini adalah sebagian foto-foto WPAP community di paris yang saya ambil dari blog WPAP Communty:

13876038611437829225
13876038611437829225

1387604278485475198
1387604278485475198

1387604717686343283
1387604717686343283

13876048871750669824
13876048871750669824

1387605062921308277
1387605062921308277

Dari tahun 1970-2013 karya anak bangsa semakin berkembang dalam dunia ilustrator ini, dan inilah negara indonesia tidak hanya kaya akan wisata alamnya namun kaya rakyat yang kreatif oleh karena itu jangan pernah menyesal hidup di negara Indonesia. Terima kasih

Sumber:

http://wpapcommunity.com/site/

http://wpapcommunity.com/site/index.php/13-karya/45-kbri-perancis-kemenparekraf-presents-wpap-goes-to-france

http://indonesiaproud.wordpress.com/2010/07/27/wedha-abdul-rasyid-pembuat-aliran-wpap-wedhas-pop-art-potrait/

http://www.desainstudio.com/2010/07/mengenal-wedha-bapak-illustrator.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun