Disclaimer: Tulisan ini mengandung spoiler, harap menyelesaikan seriesnya terlebih dahulu dan mari berdiskusi di kolom komentar :)
Series netflix ini merupakan spin off dari film The Addams Family. Lagi-lagi saya ingin membahas dan mencurahkan isi kepala saya ketika saya menonton series ini. Saya telah menyelesaikan delapan episode film ini.Â
Hal pertama yang menarik perhatian saya adalah ketika Wednesday muncul pertama kali dengan karakter unik di sekolah dan menyelamatkan saudaranya dari kasus perundungan. Inilah mengapa saya tertarik untuk melanjutkan menonton series ini selain karena hype dari series ini.
Karakter kuat yang dimiliki oleh Wednesday dan tidak memiliki rasa takut sedikitpun membuat Wednesday membalas pelaku perundungan terhadap saudaranya dengan cara memberikan ikan piranha ke kolam renang. Sungguh sadis memang apa yang dilakukan oleh Wednesday, namun inilah kemudian yang menguatkan karakter Wednesday hingga akhirnya dikeluarkan dari sekolah dan berpindah ke sekolah barunya Nevermore.
Awalnya Wednesday yakin dirinya tidak akan bertahan lama di sekolah ini dan selalu berusaha untuk pergi.Â
Namun, semakin ia berusaha untuk pergi, semakin ia menemukan kejanggalan-kejanggalan dan keanehan yang muncul di sekolah ini. Akibat hal tersebut, membuat Wednesday penasaran dan mengganti tujuannya untuk pergi dari sekolah dengan menyelidiki kejanggalan-kejanggalan yang ia temui. Terlebih lagi ketika Wednesday menemukan fakta bahwa kejanggalan-kejanggalan ini terhubung dengan keluarganya "The Addams" dan leluhurnya.
Saya tertarik untuk mengaitkan series supernatural ini dengan tema sosiologis yang terjadi saat ini. Mulai dari kasus perundungan yang marak terjadi di sekolah-sekolah. Perundungan dilakukan oleh superior kepada kaum inferior.Â
Ketika kelompok superior berhasil melakukan atau mengintimidasi sehingga memunculkan rasa takut terhadap kaum inferior, maka pelaku perundungan akan senang karena misinya berhasil. Tidak sedikit kasus-kasus perundungan di sekolah yang mengakibatkan terjadinya hal-hal fatal.Â
Namun, sayangnya hal ini tidak dibahas lebih mendalam oleh film ini. Hanya saja, keinginan untuk tidak terlihat lemah selalu coba ditunjukkan oleh Wednesday ketika ia bertemu dengan Bianca dan menantangnya bermain anggar.Â
Di awal permainan, Wednesday menang, kemudian Bianca mampu mengimbangi skor. Akhirnya untuk penentuan, Wednesday menantang Bianca untuk bermain tanpa penutup kepala dan yang mampu melukai lawan hingga berdarah, ialah pemenangnya. Bianca setuju. Mereka pun bertanding dengan sengit. Sayangnya, Wednesday kalah. Hal ini membuat Wednesday merasa bersalah atas dirinya sendiri dan menganggap dirinya lemah.
Selain itu, Wednesday merupakan orang yang individualis, merasa tidak membutuhkan siapapun, berusaha untuk menyelesaikan urusannya sendiri, hingga banyak yang mengaggapnya toxic. Sebenarnya ini bukan hal yang baru dalam dunia pendidikan, banyak ditemui siswa-siswa yang memiliki kepribadian seperti Wednesday. Mungkin, di kelas selalu ada satu atau dua.Â
Wednesday selalu mencari tahu dan ingin membuktikan sendiri rasa penasarannya. Wednesday tergolong anak yang cerdas dan serba bisa. Bahkan ia dapat memperbaiki mesin kopi espresso. Ketika berada di asrama pun, Wednesday lebih banyak menyendiri meskipun teman sekamarnya berusaha untuk membuat pertemanan dengannya. Silakan melihat seriesnya untuk menelisik lebih lanjut :)
---
Dari segi film, saya merasa bahwa kompleksitas dari film ini masih kurang. Apakah ini akan diperdalam di season dua, saya kurang tahu. Namun, yang pasti saya merasa bahwa sekolah Nevermore ini kurang menampakkan apa saja  yang diajarkan. Ketika melihat lokasi syuting film ini sama dengan Hogwarts atau sekolah Harry Potter, membuat ekspektasi saya terhadap film ini cukup tinggi.Â
Seperti pada film harry potter yang nampak ketika siswa belajar di kelas, apa saja yang dipelajari, hingga profesor pengajarnya dan keahlian masing-masing professor membuat saya berharap bahwa film ini juga akan menampilkan hal yang sama.
Namun, ternyata series ini lebih menekankan pada aktivitas Wednesday dalam melakukan penyelidikan. Saat pertarungan pun dengan lawan utamanya, belum nampak klimaks yang cukup epic menurut saya. Tapi saya berharap series ini akan membawa kejutan-kejutan yang lebih menegangkan dan mencengangkan di season berikutnya. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H