eksplorasi anggrek di kawasan Tahura Mangkunagoro I pada Sabtu/13. Kegiatan ini merupakan bagian dari program inventarisasi dan monitoring keanekaragaman hayati yang bertujuan untuk mendokumentasikan jenis anggrek, menilai status konservasi, dan merancang strategi pelestarian yang lebih efektif. Keanekaragaman anggrek yang tinggi di kawasan ini memerlukan perhatian khusus mengingat ancaman dari perubahan iklim dan eksploitasi berlebihan. Oleh karena itu, eksplorasi ini tidak hanya penting untuk pendokumentasian, tetapi juga untuk memastikan kelangsungan hidup anggrek di masa depan.
PT Pertamina Patra Niaga AFT Adi Sumarmo bekerja sama dengan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Yayasan Inisiasi Berkelanjutan Indonesia, melaksanakan kegiatanSebelum pelaksanaan eksplorasi lapangan, persiapan intensif dilakukan, termasuk koordinasi dengan pihak Tahura Mangkunagoro I dan penataan laboratorium kultur jaringan. Pada 13 Juni 2024, kunjungan ke laboratorium bertujuan memastikan kesiapan infrastruktur dan peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan kultur jaringan. Penataan laboratorium mencakup penempatan peralatan secara ergonomis dan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang komprehensif. Upaya ini diharapkan dapat meminimalkan risiko kontaminasi dan meningkatkan efisiensi dalam proses kultur jaringan di masa mendatang.
Pelaksanaan eksplorasi lapangan berlangsung pada 14 Juni 2024 dengan metode transek. Tim peneliti, yang terdiri dari mahasiswa MBKM dan didampingi perwakilan Tahura Mangkunagoro I, mengikuti jalur pendakian yang telah ditentukan untuk mendata keberadaan anggrek. Setiap individu anggrek yang ditemukan didokumentasikan secara teliti, mencatat jenis, jumlah, dan kondisi habitatnya. Metode ini memungkinkan pemantauan yang akurat terhadap keanekaragaman anggrek di kawasan tersebut.
Hasil dari eksplorasi lapangan menunjukkan keberagaman anggrek yang cukup tinggi di Tahura Mangkunagoro I. Selain pendataan, pengambilan sampel dilakukan pada beberapa spesies, termasuk Vanda tricolor, untuk keperluan perbanyakan melalui kultur jaringan. Pengambilan sampel ini bertujuan untuk mendukung konservasi ex situ dan penelitian lebih lanjut mengenai spesies-spesies tersebut.
Pentingnya kegiatan ini terletak pada upaya konservasi ex situ yang dilakukan dengan membudidayakan sampel anggrek di laboratorium. Proses ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kelestarian spesies yang terancam, tetapi juga untuk menghasilkan data yang dapat digunakan dalam pengembangan strategi konservasi yang lebih efektif. Kultur jaringan memungkinkan pengembangbiakan anggrek dalam lingkungan yang terkontrol, mengurangi risiko dari faktor eksternal yang dapat memengaruhi pertumbuhan mereka di habitat alami.
Kegiatan eksplorasi anggrek ini juga mencerminkan komitmen bersama antara berbagai pihak untuk melindungi keanekaragaman hayati yang ada di Gunung Lawu. Dengan adanya data yang diperoleh dari eksplorasi ini, pihak terkait dapat menyusun rencana tindakan konservasi yang lebih terarah dan berbasis bukti. Konservasi anggrek bukan hanya tentang melindungi spesies tertentu, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan ekosistem secara keseluruhan yang bergantung pada keberadaan anggrek.
Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat tercipta kesadaran yang lebih tinggi mengenai pentingnya konservasi anggrek dan keanekaragaman hayati secara umum. Upaya yang dilakukan di Tahura Mangkunagoro I merupakan langkah awal yang signifikan dalam pelestarian anggrek di Gunung Lawu. Diharapkan, hasil dari kegiatan ini dapat menjadi referensi penting bagi penelitian dan strategi konservasi di masa depan, serta memberikan kontribusi pada upaya konservasi di tingkat yang lebih luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H