Mohon tunggu...
Afsokhi Abdulloh
Afsokhi Abdulloh Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk bersenang-senang

www.afsokhq.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup adalah tentang Melawan Rasa Sakit Sepanjang Waktu

17 Mei 2022   02:40 Diperbarui: 17 Mei 2022   04:11 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup adalah tentang melawan rasa sakit sepanjang waktu. Manusia pada dasarnya 'di-desain' untuk menghindari rasa sakit, namun kehidupan menuntut agar kita mencintai rasa sakit tersebut.

Tentu jika boleh memilih, kita akan lebih senang berleha-leha di sofa yang empuk dengan camilan serta tontonan yang menarik daripada harus bangun tidur dan bersiap berangkat kerja. Dalam rutinitas sehari-hari pun, belum tentu berjalan dengan lancar, selalu ada masalah dan kita harus menyelesaikannya.

Poinnya adalah, sejak membuka mata, kita harus melawan rasa sakit dengan membuat badan seutuhnya bangun dari tidur, mandi; pikiran yang berkecamuk, bermacetan di jalan, sedang di dalam hati paling dalam, kita menginginkan kalau bisa ya nggak usah kerja atau lakuin hal yang sebenernya sangat kita benci ini.

Ada anekdot sederhana yang mengatakan bahwa kita dilahirkan di atas ranjang maka di sanalah kita seharusnya menghabiskan hidup. Alias manusia dilahirkan untuk bermalas-malasan.

Manusia adalah makhluk paling pintar di antara makhluk di muka bumi, namun hanya manusia yang harus bekerja agar bisa bertahan hidup.

Apakah ada sistem yang salah atau memang manusia dibodohi sejak zaman dulu?

Terlepas dari itu semua, sekarang di sinilah kita bernafas, melawan rasa sakit itu dan berteman dengannya. Maka, saya yakin bahwa sebenarnya tidak ada manusia yang rajin, semua manusia adalah pemalas, yang membedakan satu dan lainnya adalah kadar malas tersebut.

Ketika malas melanda, terkadang kita ikut mengikuti ritmenya dan terlana sampai lupa waktu. Pada titik inilah kita diuji, keluar dari rasa malas itu atau mengikutinya dan akan selalu ada yang dikorbankan karenanya.

Saya seringkali mengalami malas dan hanya mau rebahan dan bermain gadget, scrool media sosial nggak jelas dan menghabiskan waktu sia-sia. Saya merasa tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu meski saya tahu jika saya melakukannya pasti akan mendatangkan hal baik.

Setelah saya telusuri, ketika kita malas melakukan sesuatu karena kurang motivasi, ternyata itu hanyalah pembenaran kita saja agar bisa terus berleha-leha. 

Faktanya, ketika kita mau mendorong diri ini sedikit saja setidaknya melakukannya selama 15 menit tanpa jeda, kita pasti bisa melakukan yang kita mau bahkan menyelesaikannya.

Namun ya pada dasarnya kita selalu menghindari rasa sakit. Kita mempunyai reflek yang baik terhadap segala hal yang membuat kita merasa dalam kondisi bahaya.

Seperti misalnya ketika kita jalan di pinggir jalan raya lalu ada motor yang akan menyerempat kita, tanpa kita sadari tubuh akan reflek menghindari motor tersebut dan membuat kita selamat atau setidaknya tidak mengalami luka parah.

Otak mempunyai peran penting terhadap hal ini. Ketika kita melakukan sesuatu yang membuat kita merasa dalam kondisi yang tidak menyenangkan (tentu saja belajar, bekerja, berlatih bukanlah hal yang menyenangkan bagi kita) otak akan merespon negatif.

Sebisa mungkin untuk segera menyudahi kegiatan tersebut dan kembali ke zona nyaman alias rebahan. Maka, kembali lagi, lawan rasa sakit itu yang datang dari otak kita dan paksa diri untuk bisa menyelesaikan tugas.

Faktanya, ketika kita menyelesaikan tugas, otak akan merasa bahagia. Rasa bahagia itulah yang kadang membuat candu. Maka nggak heran kalau ada orang yang suka belajar, bekerja, berlatih, karena emang mereka mengejar rasa bahagia ini. Tentu siapa saja bisa merasakannya.

Jadi, mari kita lawan rasa sakit itu untuk mendapat kebahagian yang bikin candu.

Ternyata semua ini hanya tentang zat yang bereaksi di dalam otak ketika kita melakukan sesuatu. Tidak lebih dari itu. Dan ketika kita bisa mengendalikannya, maka kita bisa melakukan apa saja. Terdengar begitu menyenangkan.***

*diolah dari berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun