Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kilas Kompasiana: LKS Jokowi

24 September 2012   06:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:49 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="500" caption="Ilustrasi (Admin/Shutterstock)"][/caption] Kompasianer Ony Jamhari mungkin tersenyum-senyum ketika mengajarkan Bahasa Indonesia untuk rekan-rekan dan siswanya, apalagi saat ada yang menyeletuk soal politik atau sistem pengajaran dasar yang kita adopsi di dalam negeri. Berikut kilas Kompasiana seminggu terakhir. Melalui tulisannya "Mengajar Bahasa Indonesia di Tiga Benua", Ony menjelaskan kebanggaan teman-teman diaspora (jika tepat diistilahkan demikian) saat mendapat respon luar biasa orang luar negeri terhadap bahasa kita. Selain hubungan ekonomi dan pendidikan, Indonesia sudah mulai disorot orang-orang di Australia dan Amerika terlebih di Asia dari segi budayanya. Tapi kalau bicara politik, mungkin kita masih perlu belajar banyak. Perhelatan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta yang putaran keduanya baru saja dituntaskan pada 20 September lalu menyisakan kisah-kisah manis dan sedikit asam. Yang manis sudah banyak bertebaran, mengikuti simpati publik nyata-maya pada pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama, tapi yang asamnya, bisa ditengok kisah tendensi gratifikasi yang ditulis Kompasianer Daniel H.t. Jika Jokowi dihadiahi sebuah Kijang Innova Lux keluaran terbaru senilai kurang lebih 300 juta, apakah itutermasuk gratifikasi? Mungkinkan tim suksesnya tetap mendapatkan keuntungan dari proses kemenangan ini? Ini politik. Apa saja bisa diperdebatkan bahkan dari selebaran kampanye sampai lembar LKS siswa. Politik sering membuat orang kecolongan, begitu pula pendidikan. Nah, menyinggung ini, sial benar nasib anak-anak siswa sebuah sekolah menengah pertama "islam" di Mojokerto, karena mereka sampai dimintamenggambarkan Miyabi, aktris porno yang sebetulnya sudah tak begitu popular lantaran penuaan itu. Kompasianer Evi Cardalola menjelaskannya begitu menarik lewat tulisannya itu. Sepertinya politik sudah sampai lembar LKS, ataukah, semua ini memang politik? Haduh mumet ya. Mungkin akan lebih menarik jika Jokowi saja yang digambarkan dan dijelaskan kesuksesannya yang menginspirasi, dalam LKS anak-anak itu. Atau, perlukah kita sedikit curhat kepada sang calon gubernur perihal pengalaman masa kecilnya yang berkaitan dengan LKS? Jangan-jangan pornografi di pendidikan dasar sudah ada sejak dulu. Kalau memang demikian, wah mungkin Suzanna atau Meriam Bellina lebih pantas daripada orang Jepang. Lebih baik kita keluar sejenak dari pembahasan berat. Politik dan pendidikan sering bikin kening mengkerut. Nah, buat emak-emak yang suka belanja tas, silakan cek katalog barang etnis kualitas ekspor yang disebut-sebut membuat Michelle Obama kepincut. Kompasianer yang juga petualang etnis  Olive Bendon punya laporannya dari gelaran Pameran Tenun Toraja "Untannun Kameloan" beberapa waktu lalu. Lumayan sebagai referensi belanja, atau riset sejarah dan budaya. Kalau ada yang mengaku muak dengan berita-berita atau tulisan politik, ya wajar saja. Di Kompasiana ini bejibun kok "yang begituan" tiap hari. Terselip di antara tulisan esek-esek atau yang membingkai dakwah dalam kanal muda. Konteks berpikir, memandang tulisan, sampai menanggapi komentar perlu kita lihat secara lebih faktual, menyeimbangkan opini, dan menghindari latah argumen. Khusus soal latah ini, sepertinya Kompasianer Arab Kere punya pandangan tersendiri. Menarik untuk direnungkan. Kalau Jokowi sudah menggantikan Miyabi di LKS dan emak-emak sudah membawa tas barunya sendiri-sendiri, bolehlah kita berangkat sama-sama memberi ucapan selamat kepada 19 rekan kita yang berhasil memenangkan Lomba Cengengesan Family Birthday "Saya Paling Jadul". Yang dapat Rp 1 juta maupun pulsa, semuanya tambah sumringah sepertinya. Selamat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun