Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ironi Kata Depan di Media-media "Terdepan"

18 November 2011   08:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:30 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (imadesuriana.wordpress.com)

Sudah banyak tulisan di blog ini yang mengirimkan pesan baik dan persuasif betapa pentingnya kita melatih diri untuk memperbaiki tata bahasa tulis, terutama terkait penggunaan kata depan. Tulisan-tulisan sebelumnya bisa dibaca di sini, di sini, dan di sini. Memang, di banyak media informasi publik penggunaan/penulisan kata depan adalah salah satu masalah redaksional yang paling banyak dijumpai. Ironisnya, hal ini justru lebih kentara dan menggelitik jika yang menampilkannya adalah media-media yang berjuluk maupun yang mengaku "terdepan". Kalau yang menulis kata depan di ruang publik adalah orang-orang "biasa" yang kurang mendapat wawasan mengenai tata bahasa, semisal warga kota kecil yang berniat menjual rumahnya lalu menulis pengumuman "RUMAH DI JUAL" di pinggir jalan atau pegawai jaga toilet umum yang memasang tanda "DILARANG MANDI DISINI" di dinding gedung tempatnya bekerja, wajar-wajar saja karena faktor pendidikan wawasan yang belum mereka dapatkan secara utuh. Jangan heran, tulisan-tulisan media publik yang dibuat oleh pemerintah daerah di beberapa kota pun hingga kini masih kadang ditemukan kesalahan penulisan kata depan di dalamnya. [caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Ilustrasi (imadesuriana.wordpress.com)"][/caption] Namun, jika yang sering menampilkan kesalahan penulisan kata depan adalah media televisi utama, alangkah sayangnya. Tingkat keterbacaannya sangat tinggi. Akan terasa menggelitik bagi orang yang paham, akan tetapi bagi masyarakat pemirsa yang belum tahu, menyedihkan. Mereka pikir itu wajar-wajar saja, entah mungkin karena belum ada yang mengoreksi. Padahal, setahu saya ihwal tata bahasa media yang baik termasuk pelajaran dasar dalam jurnalistik. Para pekerja jurnalistik pun direkrut dari kampus-kampus terkemuka. Tidak mengherankan jadinya jika beberapa pakar membuat buku khusus yang membahas bahasa media. Penulisan kata depan yang paling sering salah adalah di- dan ke- yang sering sulit dibedakan dengan awalan. Contoh. Sebuah program televisi yang saya saksikan akhir September lalu di sebuah stasiun televisi terdepan (sayang sekali saya tidak ada dokumentasiannya) menampilkan judul dokumenter "DIBALIK GERAKAN 30 SEPTEMBER". Karena menyangkut fakta sejarah, saya yakin kontennya akan menarik banyak pemirsa pada siang menjelang sore hari itu. Sayang sekali, di penulisan judul program kata depan yang seharusnya diketik terpisah, justru terangkai, yang menjadikan makna semestinya bergeser menjadi "objek kegiatan pembalikan".

DI BALIK GERAKAN 30 SEPTEMBER

Itu hanyalah satu contoh dari banyak program yang hingga tulisan ini dibuat masih bisa didapati kesalahan penulisan kata depan terselip di televisi. Selain pada program-program dokumenter, kesalahan penulisan kata depan juga sering ditemukan di tampilan teks berjalan. Sudah ada satu-dua stasiun televisi yang membenahi urusan tata bahasa di teks berjalan ini. Beberapa media yang "agak terbelakang" masih sering mengalami ini.

Teks berjalan menampilkan (contoh):

"Kapolri: empat senjata laras panjang khas militer masih berada ditangan kelompok teroris."

Seharusnya ditulis:

"Kapolri: empat senjata laras panjang khas militer masih berada di tangan kelompok teroris."

Teks berjalan menampilkan:

"Digadang menkes, Aburizal Bakrie bertandang kerumah SBY."

Seharusnya ditulis:

"Digadang menkes, Aburizal Bakrie bertandang ke rumah SBY."

Sebagai pengulangan dari banyak tulisan petunjuk sebelumnya, penulisan kata depan memang berbeda dengan awalan. Kata depan, menurut kaidah, ditulis tidak berangkai dengan kata intinya. Sedangkan, awalan ditulis berangkai. Hal ini juga berlaku dalam penulisan kalimat tanya.

di- dalam kalimat "Di mana buku saya?" berposisi sebagai kata depan. Begitu pula dalam kalimat contoh "Ke mana kamu pergi?"

Wikipedia merunut buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (H. Alwi, Depdikbud RI: 1998) menegaskan bahwa tidak pernah dikenal penulisan kata "dimana", termasuk untuk mengartikan kalimat majemuk.

Bisa dimaklumi, pembagian kerja dalam perusahaan media berskala nasional sangatlah kompleks. Staf pengelola teks berjalan besar kemungkinan berbeda dengan pembaca berita, penampil video, ataupun produser film dokumenter. Hanya saja, demi sinkronisasi karakter penyampaian informasi, ada baiknya keselarasan terjalin di semua lini.

Saya memohon maaf kepada beberapa media yang tersindir karena menuangkan keresahan di media publik, tidak melalui surat pembaca. Namanya juga aliran informasi media yang dimanfaatkan. Lebih banyak yang memberi masukan akan lebih bermanfaat. Saya juga memohon maaf bagi rekan-rekan bloger yang kurang berkenan dengan tulisan-tulisan tata bahasa. "Berekspresi dan menulis segaya bebasnya!" Bisa saja. Tulisan ini sekadar pengingat, supaya ihwal penggunaan tata bahasa bisa ditularkan ke banyak pihak, tidak sekadar berhenti di bangku-bangku sekolah dasar.

Semoga media-media kita semakin terdepan dalam menggunakan kata depan secara tepat. Sebagai latihan buat kita, silakan perhatikan tampilan teks berjalan di media-media "terdepan" itu, dan perhatikan apa yang terjadi.

Sumber: Preposisi.

Tulisan yang direkomendasikan: Seri "Berkomunikasi dengan Aturan Tata Bahasa", Zainal Ilyas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun