Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

CJ itu 70% Inisiatif

31 Juli 2011   16:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:12 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat malam semuanya.

Kali ini, lantaran tidak banyak ide menulis, saya membuat opini saja. Sebetulnya lebih cocok disebut pendapat "asal" dan berdasarkan pandangan pribadi. Tapi namanya juga opini, ya mari berbagi dan berdiskusi nanti.

Citizen Journalism (CJ) yang sudah akrab di telinga dan di mata kita melalui Kompasiana, menurut saya, adalah hobi dan minat yang sifatnya PRAKTIS. Practical. Harus dipraktikkan jika ingin mendalami ilmunya. Ya sama lah dengan menulis. Kemarin di Kompas Forum saya sudah membuat sebuah topik yang intinya mengajak teman-teman di sana mengenal lebih dekat CJ atau pewarta warga ini, namun hasilnya belum begitu optimal. Yang komentar dan nimbrung berdiskusi ternyata Kompasianer kabeh. Nah, hubungannya apa? Ntar dulu. Ini masih intro.

Menurut saya, kita yang ingin belajar CJ semestinya tahu betul bahwa satu studi praktis ini, intinya adala INISIATIF. Ya, berani memulai, melakukan yang tidak dilakukan orang lain. Seorang CJ, di mata saya, adalah orang-orang yang berani membuat laporan khas berita warga yang isinya adalah hal-hal menarik dan seringkali luput dari perhatian penggiat media profesional. Itulah inisiatif yang pertama, keberanian melihat lebih.

Inisiatif yang kedua adalah, keberanian berbuat lebih. Ini yang memang butuh latihan lebih sering dan semangat "berani nyentrik". Langkah saya membuat topik di Kompas Forum tentang Citizen Journalism ternyata ditanggapi belum begitu populer oleh teman-teman di sana. Penyebabnya, kalau saya boleh berspekulasi, karena CJ (dengan segala bentuk penggunaan istilahnya) belum populer dianggap sebagai minat yang bisa diinisiatifi dan digeluti sebagai sesuatu yang menyenangkan. Tak heran, beberapa ulasan teman-teman beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa konsep dasar CJ diketahui oleh ribuan orang di Indonesia, yang ternyata mayoritas mereka adalah orang-orang yang terdaftar, tahu, atau setidaknya pernah mendengar Kompasiana.

Di luar sana, belum banyak orang yang mau berinisiatif menjadi CJ.

Padahal, menurut saya, justru intidari menjadi seorang jurnalis warga adalah inisiatif tanpa batas. Masih ingat Pak Iwan Piliang? Oke, saya tidak begitu kenal dengan beliau (kalau membaca ini, Salam kenal ya Pak Iwan). Di mata saya, Iwan Piliang adalah seorang inisiator yang baik, terlepas dari konten dan konteks masalah yang dibawakannya. Sebagai seorang pewarta warga dengan metodenya sendiri, ia berhasil membawa perubahan dalam isu yang sebelumnya mengambang. Itu satu contoh. Contoh lain adalah kejadian terekamnya sosok anggota DPR RI yang menonton video porno saat sidang oleh seorang juru foto. Di mata saya, konteks yang menjadi posisi seorang juru foto saat itu adalah pewarta warga, yang menghasilkan sebuah berita di luar deskripsi tugas (job desc.)-nya. Kalau bukan ia berinisiatif, maka ia sama saja dengan puluhan wartawan yang lain yang hanya meliput bibir cuap-cuap berpidato lalu pulang dan melaporkan berita yang isinya sama dengan tujuh perusahaan media yang lain.

Itulah mengapa, saya pribadi lebih suka menulis reportase daripada opini dan fiksi, khususnya di Kompasiana ini. Tulisan ini pun seharusnya jadi reportase kalau saja saya mendapatkannya melalui sumber-sumber. Tapi ya enggak lucu lah kalo saya melaporkan tentang isi pikiran saya sendiri, maka opini saja. Hehe....

Nah, kalau mau berspekulasi lagi pake angka, saya menaruh 70% untuk inisiatif dalam CJ. Mengapa sebanyak itu?

Begini. Berita-berita dalam CJ memang lebih gampang dan lebih seringnya bersifat insidental, kecuali travel yang memang sering disengaja bayar transportasi PP untuk sebuah artikel. Tapi dari semua berita hasil CJ "murni" yang saya lihat di Kompasiana, semuanya kejadian insidental. Mobil sedan tabrak mesin ATM, mi instan disita dari supermarket, Penjual Kembang Api di Bulan ramadan, Kebakaran di toko buku, atau ketemu orang tidak mampu di sebuah kampung. Nah, tentunya kalau bukan karena inisiatif dari pewarta warganya dalam hal ini teman-teman Kompasianer, apakah berita itu akan termuat? Itu 70% dari konten. Dan yakin saja, semua tulisan hasil laporan warga yang utuh dan orisinil, lebih bernilai aktual daripada sekadar membuat reportase dari (misalnya) isu lama yang sudah satu minggu berputar-putar di media arus utama.

Kalau isinisatif 70%, lalu 30%-nya kita bagi-bagi jadi apa?

Well, untuk bagian ini sangat fleksibel dan tergantung sudut pandang kita masing-masing. Bisa saja 20% tanggung jawab pribadi terhadap tulisan ditambah 10% estetika penulisan. Atau, 15% tanggung jawab merespon komentar-komentar dan 15% tergantung pada keberuntungan dan mood. Semua bisa jadi variabel kan?

Intinya adalah, CJ tidak akan berjalan optimal kalau orang-orang yang hidup di dalam masyarakat tidak memikirkan inisiatif. Saya sering ketemu dengan puluhan orang yang menenteng kamera-kamera canggih mereka di sebuah taman atau plaza bangunan mewah, namun mereka gunakan hanya untuk berfoto ria, memiringkan kepala sedikit lalu menyentuh pipi dengan ujung jari telunjuk, tersenyum manis padahal lenscap-nya belum dibuka. Hal-hal seperti ini sungguh bikin saya sedih, satu sisi karena mereka belum memikirkan inisiatif dan hal-hal menarik dari wisata mereka, satu sisi lagi karena saya yang memikirkan insiatif, belum punya kamera! Duh... duh... duh...! Dunia memang adil.

Menjadi penggiat CJ memang seseorang harus berani dilihat "aneh", kadang. Karena masyarakat kita belum paham betul, maka kita-kita yang belajar menjadi inisiator-inisiator kemajuan laporan warga harus pasang muka tebal setiap kali menjadi orang yang membaca buku catatan sendiri atau mengetik sendiri di tengah kerumunan orang bercakap-cakap. Tapi kalau mau, tidak lama lagi CJ akan menjadi tren positif yang membuat banyak orang ngiri karena mereka akhirnya menyadari bahwa orang-orang yang berani berinisiatif, akan menciptakan perubahan yang lebih besar.

Salam CJ.

Malam semuanya. Nanti mau makan sahur apa nih? :D

Tulisan-tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun