Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Google+, Tempat Pesohor Dunia Lebih "Membumi"

30 Juli 2011   16:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:14 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_122429" align="alignnone" width="620" caption="Saya dan Muhammad Yunus di Google+"][/caption] Keterlibatan saya seminggu terakhir dalam pertemanan situs jejaring sosial terbaru, Google+ memberi kepuasan berarti. Saya sudah tahu betul pola interaksi orang dengan sistem cepat di Twitter, dan sistem yang lebih kompleks di Facebook. Tapi di Google+, saya menembukan gabungan dari pola semua jejaring sosial yang pernah ada. Tak ayal, di G+ pun saya lebih melihat reaksi banyak orang di dunia yang sama bersemangatnya, termasuk beberapa orang terkenal (pesohor) yang kelihatan sangat menikmati karya terbaru dari Google ini. Sebut saja Muhammad Yunus. Bankir, ekonom sosial, dan mantan direktur Grameen Bank Internasional ini sangat aktif berbagi informasi di G+. Iseng-iseng, setelah mendapatkan kesempatan menjadikannya teman, saya bisa terlibat dalam beberapa percakapan dengan beliau. Sungguh hal yang belum pernah saya dapatkan semudah itu di Facebook dan Twiter. Memang, beberapa komentar akan menyikapinya skeptik, misalnya dengan menganggap profil orang-orang terkenal palsu, dan bukan digunakan oleh orang aslinya. Tapi sejauh ini, dari beberapa profil G+ orang-orang terkenal, saya cukup bisa membedakan, mana profil yang asli, dan yang palsu. Muhammad Yunus, yang nampak sekali keramahan berkomunikasi dan konten yang dibagikannya, saya yakin adalah profil asli. Inilah yang saya maksud dengan kesempatan lebih "membumi" yang diberikan oleh Google+. Tidak hanya Muhammad Yunus, beberapa pesohor dunia lain juga saya dapati sangat intens berbagi pengetahuan dan pendapat pribadinya melalui Google+. Sebut saja, Tom Anderson. Tokoh yang dikenal sebagai pendiri sekaligus direktur eksekutif MySpace ini getol sekali berbagi informasi menggunakan fitur Sparks di G+. Tidak tanggung-tanggung, bahkan ia melayani banyak komentar di setiap berita yang ia bagi, dan membalas pesan-pesan publik banyak pengikutnya. Dalam minggu ini saja, Anderson terlibat diskusi panjang dengan banyak pengguna, baik terkait masalah saran-saran yang dberikannya kepada pengelola Google+, ataupun berita-berita ringan terkait pose dan bentuk pakaian seorang gadis di dalam foto. Bukankan itu sangat membumi? Selain Yunus yang terkenal sebagai ekonom dan Anderson yang terkenal sebagai pengusaha bidang TI, tokoh politik juga sangat menikmati fitur-fitur dan semangat berjejaring sosial di G+. Satu contoh yang bisa saya gambarkan adalah Cristina Fernandez, yang juga adalah presiden Argentina. Dengan G+ Fernandez yang diisukan akan kembali mencalonkan diri pada pemilu mendatang berinteraksi secara langsung dengan rakyatnya. Memang kebanyakan sparks atau informasi yang dibagikan Fernandez berbahasa spanyol, tapi dari antusiasme dan ratusan komentar yang masuk ke bagian bawah informasinya, nampak sekali pola komunikasi terbentuk lebih baik, dibandingkan jika (misalnya) berbagi lewat Facebook atau Twitter. Google+ saat ini memang dianggap sebagai kompetitor penting bagi Facebook dan Twitter. Tom Anderson pun dalam beberapa sharing-nya menyebutkan betapa kuatnya jejaring sosial terbaru yang dipimpin oleh Vic Gundotra dan Bradley Harowitz ini. Uniknya, meski terlibat kompetisi bisnis perusahaan, baik Anderson maupun Vic Gundotra sering bercakap-cakap ringan dengan ratusan orang lain di satu forum Google+. Terkait juga dengan tulisan inspiratif saudari saya Fitri Yeye hari ini tentang mengantisipasi salah kaprah kebebasan dunia maya, saya kira sedikit tambahan dari saya ini menyeimbangkan informasi bahwa di G+, kesempatan barbuat positif itu terbuka lebar. Setidaknya demikian yang saya rasakan seminggu terakhir. Harapannya, semoga kecerdasan kita dalam menggunakan jejaring sosial bisa memberikan manfaat yang tak terbatas, semisal memperkuat jaringan dengan orang-orang penting dunia. Selamat malam.

Tulisan-tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun