Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Money

Sejuknya Usaha Cuci Motor di Jogja

25 Maret 2011   07:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:27 2328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1301036191195872783

[caption id="attachment_96645" align="aligncenter" width="650" caption="Tampak sepeda motor saya "dikeroyok" oleh para staf ahli cuci motor Nugroho. (foto: dokumen pribadi)"][/caption] Kondisi cuaca Jogja yang akhir-akhir ini sering tidak menentu tidak mengurangi antusiasme para penggiat usaha jasa cuci motor untuk terus bertahan dan melayani pengunjungnya. Ya, dalam beberapa tahun terakhir usaha skala kecil menengah yang menawarkan jasa pencucian kendaraan roda dua menjamur di Jogja sebagai bagian dari stimulan berkembangnya bisnis-bisnis berbasis pelayanan masyarakat atau mahasiswa. Ada banyak titik pusat bisnis jasa cuci motor di Jogja, tapi sejauh ini belum ada yang sepopuler kawasan Jalan Selokan Mataram Amabarrukmo dan Nologaten. Di jalan yang membentang dari timur ke barat dan berdampingan persis dengan jalur irigasi Selokan Mataram tersebut, nampak sekali kesan kesejukan percikan air dari puluhan area usaha cuci motor yang berjajar di bagian selatan jalan. Jumat (25/3/2011) siang, saya menyempatkan (tepatnya sengaja) mampir pada salah satu tempat jasa cuci motor untuk menggunakan jasa mereka. Maklum, pagi harinya ada orang yang mengantarkan ujian Tuhan dengan mencipratkan air keruh bercampur lumpur dari roda-rodanya ke sisi motor serta jaket dan celana saya. Bodi motor dan jaket pun kotor, sangat mengganggu penglihatan serta perasaan. Suasana Nugroho, begitu nama gerainya, tidak begitu ramai siang itu. Mungkin saja karena jamaah Jumat baru saja bubar dan orang-orang lebih memilih istirahat makan siang terlebih dahulu. Begitu saya membelokkan motor masuk ke area cuci, dua orang karyawan langsung menyambut motor saya. Salah seorang di antaranya mengenakan sepatu boot khas anti-air dan menutup sebagian mukanya dengan kain. Yang lainnya langsung membagi tugas. Ada yang membunyikan mesin kompresor, ada yang meluruskan selang, ada pula yang menyiapkan perlengkapan cuci. Dua orang nampak langsung duduk kembali di tempat istirahatnya setelah menyiapkan segala sesuatu. Total, hanya ada 3 orang yang "melayani" motor saya. Bagusnya bisnis kecil di Jogja, karena hampir semua yang sudah dikenal oleh masyarakat berusaha menyajikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya. Di Nugroho, saya merasakan nilai tambah berupa musik lembut, tempat tunggu yang luas dan sejuk, serta aneka bacaan yang melengkapi primanya pelayanan cuci motor itu sendiri. Di tempat cuci motor lain yang belum begitu terkenal, saya bisa menunggu proses pencucian selama sekitar 45 menit. Akan tetapi di Nugroho dan beberapa brand lain yang sudah dikenal, proses pencucian lengkap hingga penyemiran hanya memakan waktu kurang dari 30 menit. Saya sendiri melihat ini sebagai hal logis yang menjadi alasan mengapa beberapa gerai jasa cuci motor yang terkenal di Selokan Mataram ini memiliki pelanggan setia. Melihat sekilas karyawan sebagian besar usaha "basah" ini, nampak sekali pengoptimalan orang-orang yang memang termasuk dalam angkatan kerja produktif. Kebanyakan karyawan jasa cuci motor di Jogja adalah pemuda berusia antara 17 hingga 25 tahun. Memang, dari luar nampak mereka hanya bekerja saja dan (mungkin) memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan formal. Akan tetapi, manajemen bisnis UKM yang baik telah mengangkat mereka sebagai bagian dari pekerja yang memiliki kompeten dan kemampuan khusus. Suatu ketika saya menanyakan kepada salah seorang karyawan di gerai cuci lain, ia mengaku baru lulus SMA dan memilih bekerja sebagai karyawan jasa cuci motor lantaran kecintaannya terhadap kendaraan roda dua. Ia juga mengaku puas dengan pengalaman kerjanya selama ini bukan hanya karena omzet usaha yang menjanjikan insentif besar baginya, tapi juga manajemen dan kepemimpinan pemilik usaha tersebut yang menurutnya sangat "ngayomi". Saat ini Jogja memang dilanda anomali cuaca. Hujan seringkali turun mulai sore hingga malam hari. Ini jelas menjadi tantangan tersendiri bagi para pengusaha jasa cuci motor di Selokan Mataram. Akan tetapi, ramainya gerai-gerai cuci mereka pada pagi hingga siang hari menjadi bukti bahwa usaha ini akan bertahan lama selama masyarakat Jogja menggunakan motor sebagai kendaraan utama. Tarif jasa yang berkisar Rp 5.000,- hingga Rp 6.000,- rasanya masih sangat murah dibandingkan pelayanan cuci  "bersalju" yang diberikan. Sejuknya usaha cuci motor ini turut meramaikan atmosfer usaha kecil menengah di Jogja yang saat ini semakin menemukan kekuatannya.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun