Mohon tunggu...
Afsal Muhammad
Afsal Muhammad Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis, Web Developer

Tukang baca, tukang nulis.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Cara Keluar dari Lingkaran Doom Spending, Gen Z Jangan Sampai Terjebak

31 Oktober 2024   17:23 Diperbarui: 31 Oktober 2024   17:24 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi Z sering kali dihadapkan dengan godaan belanja berlebihan, yang kita kenal dengan istilah doom spending. Lingkaran ini seperti jebakan, membuat kita merasa nyaman dan menyenangkan, tapi dampaknya bisa berbahaya untuk keuangan kita di masa depan. Jadi, yuk bahas cara lepas dari kebiasaan ini biar nggak terus-menerus terjebak!

Apa Itu Doom Spending?

Doom spending adalah kebiasaan menghabiskan uang secara impulsif untuk meredakan stres atau emosi negatif. Misalnya, kamu merasa lelah dengan rutinitas, lalu beli barang-barang yang sebenarnya nggak terlalu penting. Masalahnya, ini sering terjadi tanpa rencana dan bisa membuat kantong jebol.

Tanda-Tanda Kamu Terjebak dalam Doom Spending

Mungkin nggak semua orang sadar kalau dirinya sedang terjebak dalam doom spending. Tanda-tanda yang paling umum adalah seringnya belanja online tanpa alasan yang jelas, atau merasa cemas ketika nggak bisa beli sesuatu. Gen Z yang sering terpapar media sosial biasanya lebih rentan, karena tergoda oleh gaya hidup glamor yang ditampilkan.

Dampak Doom Spending Terhadap Keuangan

Efek dari doom spending ini nggak cuma terasa di dompet, tapi juga pada kesehatan mental. Saat uang habis untuk hal-hal yang nggak benar-benar dibutuhkan, kita bisa merasa menyesal dan bersalah. Akhirnya, muncul siklus baru untuk kembali menghabiskan uang, demi mencari “obat” dari rasa penyesalan itu. Kalau ini dibiarkan, utang bisa makin menumpuk, dan rencana keuangan kita jadi berantakan.

Cara Keluar dari Lingkaran Doom Spending

Lalu, gimana cara lepas dari jebakan doom spending ini? Berikut beberapa langkah praktis yang bisa kamu coba:

1. Pahami Pemicunya

Cari tahu apa yang sering membuat kamu impulsif belanja. Apakah stres, bosan, atau pengaruh teman? Mengetahui pemicu ini membantu kamu lebih sadar setiap kali dorongan itu muncul.

2. Buat Anggaran yang Realistis

Anggaran bulanan bisa jadi solusi utama untuk meminimalisir pengeluaran. Tentukan jumlah uang untuk kebutuhan utama, simpanan, dan keinginan. Disiplin pada anggaran bisa membantu kamu mengontrol diri.

3. Latihan Menunda Keinginan

Coba tunggu beberapa hari sebelum memutuskan membeli barang yang diinginkan. Biasanya, setelah waktu berlalu, keinginan tersebut bisa mereda, dan kamu sadar barang tersebut sebenarnya nggak terlalu penting.

4. Fokus pada Tujuan Finansial

Bayangkan tujuan jangka panjang yang bisa dicapai kalau kamu hemat. Misalnya, liburan impian atau investasi untuk masa depan. Dengan memiliki tujuan ini, kamu bisa lebih termotivasi untuk berhenti belanja berlebihan.

5. Kurangi Paparan Media Sosial

Media sosial sering jadi tempat di mana kita merasa harus mengikuti gaya hidup orang lain. Mengurangi paparan bisa mengurangi tekanan sosial dan godaan untuk berbelanja.

Belajar Mengendalikan Diri

Keluar dari lingkaran doom spending memang butuh usaha. Tapi, dengan niat kuat dan langkah yang tepat, kamu pasti bisa melakukannya. Belajarlah mengendalikan keinginan belanja yang muncul, dan jangan biarkan kebiasaan buruk ini merusak masa depan finansial kamu.

Jangan Sampai Menyesal di Kemudian Hari

Generasi Z punya potensi besar untuk mencapai impian finansialnya. Jadi, yuk lebih bijak dalam mengatur keuangan mulai dari sekarang. Jangan sampai menyesal karena kebiasaan buruk yang sebenarnya bisa dihindari. Ingat, lebih baik mencegah daripada menyesal di kemudian hari!

Dengan disiplin dan sedikit usaha, kebiasaan doom spending ini bisa diubah. Kamu bisa, kok, keluar dari jebakan ini. Jangan sampai gaji kamu habis begitu saja, dan mari ciptakan masa depan keuangan yang lebih stabil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun