Kekerasan di sekolah, siapa sih yang tidak resah melihat berita tentang siswa yang berantem, bully, atau bahkan berakhir dengan tindakan yang lebih ekstrem? Seakan jadi menu sehari-hari, kekerasan ini bikin kita geleng-geleng kepala.Â
Nah, banyak yang bilang ini semua bermula dari minimnya pendidikan karakter. Tapi, apa sih sebenarnya pendidikan karakter itu? Mari kita bahas dengan gaya santai!
Pertama-tama, pendidikan karakter itu ibarat bumbu rahasia dalam masakan. Tanpa bumbu, ya rasanya hambar, kan? Begitu juga dengan pendidikan. Tanpa pendidikan karakter, sekolah hanya jadi tempat berkumpulnya anak-anak tanpa arah.Â
Mereka belajar banyak hal, matematika, fisika, bahkan cara nge-gank, tapi lupa tentang bagaimana berperilaku baik. Hmm, mirip-mirip dengan anak kucing yang tumbuh tanpa ibunya, deh. Bisa-bisa, dia malah jadi kucing liar!
Coba bayangkan, di sekolah yang menekankan pendidikan karakter, siswa diajarkan untuk saling menghargai. Ketika ada teman yang jatuh, mereka enggak cuma ngetawain, tapi langsung kasih tangan untuk membantu. Kan enak banget!Â
Jadi, bukannya nambah stress, malah nambah kawan. Tapi sayangnya, banyak sekolah yang lebih fokus pada nilai akademis ketimbang nilai-nilai kehidupan.
Pendidikan karakter ini juga melatih siswa untuk mengenali dan mengelola emosi mereka. Misalnya, saat marah, alih-alih langsung ngelabrak teman, mereka bisa diajarkan untuk mengambil napas dalam-dalam dan mikir dulu. "Kira-kira, kalau gue pukul dia, berapa lama ya gue harus ngumpet di bawah meja?" Nah, ini dia, daripada jadi superhero dadakan, mending jadi manusia berkarakter!
Nah, mari kita bicara soal bullying. Yang satu ini sudah jadi topik hangat, ya. Bullying ini bisa terjadi di mana saja, dan sering kali muncul karena kurangnya empati di kalangan siswa.Â
Ketika karakter baik seperti empati dan kasih sayang tidak diajarkan, mereka justru lebih cenderung menjadi pelaku atau bahkan korban. Jadi, mending ajarin mereka untuk sayang pada diri sendiri dan orang lain. "Yuk, kita bukan superhero yang menyakiti, tapi pahlawan yang menolong!"
Jadi, solusinya adalah mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum. Mulai dari pelajaran agama, PPKN, hingga kegiatan ekstrakurikuler, semua bisa jadi medium untuk membentuk karakter siswa.Â