Mohon tunggu...
Afry Anti Umaeroh
Afry Anti Umaeroh Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Penulis Pemula

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Drama Korea "Juvenile Justice": Menyadarkan Bahwa Kenakalan Remaja Tidak Bisa Diabaikan

30 September 2023   01:09 Diperbarui: 30 September 2023   21:04 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tokoh Shim Eun-seok/hiburan.dreamers.id 

"Kita harus menunjukkan hukum itu menakutkan! Kita harus mengajarkan kepada mereka bahwa jika menyakiti orang lain, akan ada balasannya" - Hakim Shim Eun-seok (Juvenile Justice).

Drama Korea berjudul "Juvenile Justice" menggambarkan konflik seorang hakim yang membenci pelaku kriminal remaja. Drama dengan tema hukum dan kriminal ini tayang perdana pada tanggal 25 Februari 2022 di platform Netflix.

Juvenile Justice, memperlihatkan bagaimana pengadilan anak menghadapi kasus-kasus hingga kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja di bawah umur, serta memberikan vonis hukuman apa yang sesuai dengan kenakalan maupun kejahatan yang mereka lakukan.

Karakter Pemain

Drama Juvenile Justice memiliki karakter pemain yang berbeda di setiap tokohnya. Setiap karakter seolah memberikan pelajaran tersendiri ketika menyikapi sebuah kasus, sehingga menjadikan drama ini sangat seru untuk disaksikan.

Tokoh utama drama Juvenile Justice/netflix-news.atsit.in
Tokoh utama drama Juvenile Justice/netflix-news.atsit.in

Drama ini dibintangi oleh beberapa aktor dan aktris terkenal Korea Selatan. Salah satunya adalah Kim Hye-soo yang memerankan karakter Shim Eun-seok, seorang hakim yang sangat membenci pelaku kriminal remaja. Ia memiliki sifat yang tegas, dingin, dan selalu memberikan hukuman maksimal kepada para pelaku sehingga ia dijuluki sebagai 'Hakim Maksimal'. Karena reputasinya tersebut, banyak pelaku kriminal anak yang berharap jangan sampai bertemu dengan Hakim Eun-seok saat di persidangan. Dibalik sikapnya yang tegas dan terkesan arogan, Shim Eun-seok juga memiliki sisi peduli kepada anak-anak dari pengadilan yang ditanganinya.

Selanjutnya, aktor bernama Kim Mu-yeol berperan sebagai Cha Tae-joo yang merupakan hakim pendamping sekaligus junior dari hakim Eun-seok. Karakter Tae-joo sangat bertolak belakang dengan karakter Eun-seok, Eun-seok sangat membenci pelaku kriminal anak dan ia percaya bahwa mereka tidak pernah berubah, sedangkan Tae-joo memiliki karakter yang lemah lembut, mengayomi, dan percaya bahwa anak-anak bisa berubah jika diberikan kesempatan lain. Dirinya selalu melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang.

Lalu ada Kang Won-joong yang diperankan oleh Lee Sung-min, ia berperan sebagai Hakim Ketua dengan reputasi yang bagus di masyarakat, ia juga aktif di dunia pertelevisian sebagai pembicara mengenai isu-isu yang tengah terjadi dan bagaimana dari segi hukum. Meski memiliki karakter yang tegas, Hakim Won-joong juga terkadang merasa sangat bersalah jika memberikan vonis hukuman yang berat kepada para remaja.

Yang terakhir yaitu hakim yang menggantikan posisi Kang Won-joong, Na Geun-hee, diperankan oleh Lee Jung-eun. Karakter Na Geun-hee digambarkan sebagai sosok yang sedikit angkuh, merasa bahwa dirinya paling benar, dan menganggap bahwa sidang harus dilakukan dengan cepat dan efisien.

Realitas Kenakalan Remaja

cuplikan adegan drama Juvenile Justice/netflixjunkie.com
cuplikan adegan drama Juvenile Justice/netflixjunkie.com

Berjumlah 10 episode, drama ini mengangkat beberapa kasus yang dilakukan oleh para remaja. Mulai dari pembunuhan, korban KDRT, pencurian, bullying, prostitusi anak, hingga kebocoran soal ujian.

Kasus yang diangkat menyadarkan kita tentang pentingnya tidak mengabaikan kenakalan remaja, sebab tindakan kriminal mereka akan berdampak pada masyarakat dan mengabaikannya bukanlah solusi.

Baca juga: Stop Berkata, "Namanya Juga Anak-Anak"

Remaja-remaja yang terlibat dalam kasus, mayoritas di antara mereka memiliki latar belakang keluarga yang kurang harmonis, sehingga memicu mereka melakukan tindak kriminal sebagai bentuk pelarian akan kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua maupun orang terdekat. Sebab, anak cenderung meniru perilaku orang tua maupun orang-orang di sekitarnya. Maka dari itu, peran keluarga sangatlah penting dalam membangun karakter baik buruknya seorang anak.

"Biasanya, awal kenakalan remaja adalah keluarga" - Shim Eun-seok.

Hukum yang Melindungi Remaja di Bawah Umur

cuplikan adegan drama Juvenile Justice/forums.soompi.com
cuplikan adegan drama Juvenile Justice/forums.soompi.com

Di drama ini, kita akan dibuat kesal dengan vonis hukum yang membatasi pidana terhadap remaja di bawah umur. Untuk beberapa kasus, rasanya sangat tidak masuk akal jika kejahatan yang mereka lakukan tidak mendapatkan hukuman yang setimpal hanya karena mereka masih di bawah umur, mengingat betapa besar kerugian yang dialami oleh korban-korbannya.

"Tetap saja, walau mereka masih di bawah umur, seseorang tewas dan satu keluarga hancur karenanya" - Shim Eun-seok.

Sosok Shim Eun-seok sangat berperan penting dalam drama ini. Sebagai seorang hakim, tugas dia tidak hanya membacakan vonis maupun tuntutan bagi pelaku, ia juga ingin memastikan bahwa pelaku tidak bisa meremehkan hukum.

Hal tersebut ia lakukan agar ketika mereka dewasa nanti, mereka tidak mengulangi perbuatan mereka. Walaupun nyatanya tidak semua hukuman yang diterima oleh para pelaku kriminal remaja membuat mereka jera.

Tokoh Shim Eun-seok/hiburan.dreamers.id 
Tokoh Shim Eun-seok/hiburan.dreamers.id 

Tapi, yang menarik dari setiap vonis yang dijatuhkan kepada pelaku adalah tidak hanya pelaku saja yang mendapat hukuman, melainkan dari pihak wali maupun orang tua juga mendapatkan teguran dari hakim agar berintrospeksi diri dalam mendidik anak. Pihak pengadilan juga memberikan pelatihan khusus kepada para wali bagi yang memiliki masalah dalam finansial maupun mental, agar ke depannya mereka lebih siap dalam mendidik dan mengurus anak ketika anak-anak mereka selesai menjalani hukuman.

Kesimpulan

Drama "Juvenile Justice" memberikan pelajaran penting tentang kenakalan remaja. Kita akan dibuat tak habis pikir, bagaimana bisa seorang anak di bawah umur melakukan kejahatan kriminal tetapi tidak ada rasa penyesalan sama sekali.

Porsi permasalahan yang ditampilkan cukup pas, detail dan tidak ada kesan terburu-buru dalam penyelesaian di setiap kasusnya.

Meskipun ini drama bertemakan hukum, kita tidak akan dibuat pusing dengan istilah-istilah rumit dalam hukum yang sulit dipahami oleh orang awam. Melainkan hanya menggunakan istilah sederhana tetapi tidak menghilangkan makna pesan sesungguhnya.

Juvenile Justice dengan kuat mengingatkan betapa pentingnya tidak mengabaikan kenakalan remaja. Ini akan menimbulkan pertanyaan di masa depan tentang siapa yang akan bertanggung jawab jika mereka terus melakukan kejahatan ketika dewasa dan bagaimana kita sebagai masyarakat dapat berkontribusi dalam mencegahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun