Mohon tunggu...
AFR Tech
AFR Tech Mohon Tunggu... Wiraswasta - #FunToFlight

Aero Fun Research Technology didirikan sejak 2020 sebagai salah satu start-up yang bergerak di bidang Industry, Manufacture, and Research Technology of Flight. Salah satu teknologi yang terus kami kembangkan sampai saat ini adalah pesawat tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) berjenis Fixed Wing dengan di sematkan beberapa fitur seperti VTOL (Vertical Takeoff-Landing) yang dapat terbang secara Atonomus oleh operator atau pilot.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kunjungi Basarnas, Tim Aero Fun Research Technology Memulai Langkah Sebagai Start-Up Muda

1 November 2022   09:00 Diperbarui: 1 November 2022   09:00 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bantul - Kunjungan observasi yang dilakukan Aero Fun Research Technology di Basarnas Yogyakarta pada Rabu (19/10/2022) menjadi langkah awal perkenalan diri sebagai start-up yang bergerak dalam industri manufaktur, riset dan teknologi di bidang kedirgantaraan.

Kedatangan Aero Fun Research Technology disambut baik oleh selaku Basarnas Yogyakarta. Dalam pertemuan tersebut Basarnas Yogyakarta menjelaskan bahwa drone yang dimiliki Basarnas Yogyakarta saat ini baru dapat melakukan mapping atau pemetaan wilayah. Hasil potret pemetaan tersebut biasanya digunakan untuk pembagian sektor operasi pada saat bencana alam, korban hilang di puncak gunung maupun korban tenggelam.

"Penggunaan drone di basarnas tidak selalu untuk korban tenggelam di air. Untuk mencari orang hilang di puncak gunung, untuk bencana juga butuh mapping untuk melihat wilayah yang rusak secara langsung. Poto mapping juga dibutuhkan untuk pembagian sector operasi," ujar Kamal Riswandi,S.E selaku Kepala Basarnas Yoyakarta.

Selain itu, Basarnas Yogyakarta juga memiliki drone yang dapat mengangkut pelampung dengan berat sekitar 1,5 kg untuk penyelamatan korban tenggelam. Namun, penggunaan drone tersebut seringkali terkendala kondisi angin yang kencang, terutama pada penyelamatan korban tenggelam di daerah sekitar pantai selatan. Ini juga menyebabkan drone kerapkali terguncang dan tidak mampu membawa beban. Oleh karenanya, Basarnas Yogyakarta menyarankan Aero Fun Research Technology untuk melakukan uji terbang di kondisi dengan angin yang berkecepatan 17 -- 20 knot.

Dalam perbincangan tersebut, Basarnas Yogyakarta juga menyarankan untuk menambahkan sistem sonar pada pesawat tanpa awak buatan Aero Fun Research Technology untuk mendeteksi keadaan di dalam perairan. Sistem sonar tersebut diharapkan mampu mempercepat pencarian korban tenggelam, khususnya pada hari pertama dan kedua pasca tenggelam.

"Korban tenggelam selama 1 -2 hari pasti masih ada di dalam air. Setelah 3 -- 4 hari baru korban akan timbul. Yang menjadi tantangan adalah ketika masih dalam 1 -2 hari setelah tenggelam. Mungkin bisa dipadukan dengan sonar yang digantungkan di drone untuk menggambarkan posisi di bawah air saat penjelajahan di sungai," ungkap Kamal Riswandi,S.E  selaku Kepala Basarnas Yoyakarta.

Dalam kunjungan ini, Aero Fun Research Technology diwakili oleh Siti Halimatussa'diyah, Karomatun Nisa, Mentari, Putri Hanifah Anggraeni, Syaif Ambiya dan Danang Inderawan Permana. 

Dok. AFR Tech
Dok. AFR Tech

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun