Kampanye #8ETTERLIFE Olympast dan @Pandawaragroup
Pandawara Group merupakan kampanye yang dipelopori oleh anak muda di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, khususnya terkait pengelolaan sampah. Mereka menggunakan media sosial seperti TikTok dan Instagram untuk membagikan aksi nyata membersihkan lingkungan dari sampah, terutama di sungai-sungai yang penuh sampah. Kampanye ini telah menjadi viral, dengan jutaan pengikut yang terlibat dalam gerakan tersebut. Salah satunya adalah kampanya #8ETTERLIFE yang dibuat oleh Olymplast sebagai brand furniture plastik. Mereka kemudian menggandeng PandawaraGroup untuk melakukan aksi sosial membersihkan lingkungan di kabupaten Tallo, Makassar. Keterlibatan Pandawara Group diharapkan bisa menjadi contoh atau mengajak para generasi muda di Indonesia.
Teori retorika tentang kampanye menekankan bagaimana penggunaan strategi komunikasi dapat mempengaruhi audiens untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks kampanye, retorika digunakan untuk membentuk opini publik, mempengaruhi perilaku, atau memotivasi tindakan. Kampanye yang efektif biasanya menggabungkan Ethos (kredibilitas), Pathos (emosi), dan Logos (argumen logis). Misalnya, kampanye sosial, atau lingkungan sering menggunakan retorika untuk membangun kepercayaan, menggugah emosi, dan menyampaikan informasi yang mendukung visi mereka
Analaisis elemen Retorika:
- Ethos  : Pandawara Group membangun kredibilitas dengan menunjukkan aksi langsung. Mereka memposting video saat mereka terlibat dalam pembersihan sampah di berbagai lokasi, yang memberikan bukti nyata dari komitmen mereka untuk menjaga lingkungan. Hal ini dapat memperkuat posisi mereka sebagai figur otoritatif dalam isu lingkungan.
- Pathos : Kampanye ini juga sangat kuat dalam memanfaatkan emosi. Mereka menampilkan gambar atau video daerah yang sangat tercemar oleh sampah, serta dampak buruknya terhadap ekosistem dan hewan liar. Ini dapat membangkitkan perasaan simpati, empati, dan urgensi di kalangan penonton untuk ikut serta dalam gerakan lingkungan.
- Logos : Mereka tidak hanya menunjukkan aksi, tetapi juga memberikan informasi faktual tentang dampak sampah terhadap lingkungan, seperti berapa lama plastik terurai di alam. Dengan cara ini, mereka membangun argumen logis untuk mendukung aksi kolektif mengurangi sampah.
Elemen Dialektika:
Dialektika dalam kampanye mengacu pada proses dialog dan interaksi antara pihak-pihak yang terlibat untuk mencapai pemahaman bersama atau solusi kolektif. Dalam konteks kampanye, dialektika melibatkan pertukaran gagasan antara pengkampanye dan audiens melalui diskusi dan argumen timbal balik. Kampanye yang menggunakan dialektika tidak hanya menyampaikan pesan satu arah, tetapi juga mengundang audiens untuk berpartisipasi, merespons, dan memberikan masukan. Hal ini memungkinkan adanya proses pembelajaran bersama, refleksi, dan pengembangan solusi berbasis komunitas atau kelompok.
Pendekatan dialektika Pandawara Group tampak melalui keterlibatan langsung dengan audiens mereka. Mereka sering mengajak pengikutnya untuk ikut terlibat dalam pembersihan, baik dengan berpartisipasi langsung atau menyebarkan kesadaran melalui media sosial. Mereka menciptakan ruang dialog di mana komunitas online bisa berkontribusi dengan cara membagikan pengalaman, menyebarkan pesan, dan mengundang orang lain untuk bergabung. Ini menggabungkan aspek dialektis karena kampanye ini tidak hanya mendorong monolog tetapi interaksi dua arah dengan masyarakat
Kampanye #8ETTERLIFE oleh Olymplast dan Pandawara Group sangat efektif dalam mempengaruhi audiens. Teknik kolaborasi mereka menggabungkan emosi dan logika secara strategis, di mana reputasi Pandawara Group memperkuat kredibilitas, sementara Olymplast menawarkan solusi nyata dengan produk daur ulang plastik. Visual kuat dari aksi bersih-bersih dan keterlibatan relawan menambah elemen partisipatif, membuat audiens merasa terlibat langsung dalam perubahan lingkungan. Dengan memanfaatkan media sosial dan kolaborasi komunitas, kampanye ini berhasil menyampaikan pesan yang kuat dan memotivasi aksi nyata
Sumber :