Mohon tunggu...
Afriza Yohandi Putra
Afriza Yohandi Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM : 43223110005 | Program Studi : Sarjana Akuntansi | Fakultas : Ekonomi dan Bisnis | Jurusan : Akuntansi | Universitas : Universitas Mercu Buana | Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Integritas Sarjana dan Omptimalisasi Perkembangan Moral Kohlberg's

17 Oktober 2024   21:24 Diperbarui: 17 Oktober 2024   21:24 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Tingkat Prakonvensional

Pada tingkat ini, moralitas individu didasarkan pada konsekuensi langsung dari tindakan mereka. Anak-anak atau individu yang berada di tahap prakonvensional melihat aturan sebagai sesuatu yang harus diikuti untuk menghindari hukuman atau mendapatkan imbalan. Ada dua tahap dalam tingkat ini:

  • Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Kepatuhan

    • Pada tahap ini, individu cenderung menaati aturan hanya untuk menghindari hukuman. Mereka memandang otoritas sebagai sesuatu yang absolut dan tidak mempertanyakan aturan yang ditetapkan. Ini adalah tahap yang paling mendasar dalam perkembangan moral, di mana seseorang bertindak untuk menghindari hukuman tanpa mempertimbangkan konsekuensi moral dari tindakan tersebut.
  • Tahap 2: Orientasi Kepentingan Pribadi

    • Di tahap ini, individu mulai melihat bahwa tindakan yang mereka lakukan dapat memberikan imbalan bagi mereka sendiri. Keputusan moral dibuat berdasarkan apa yang akan menguntungkan diri sendiri, meskipun mungkin harus melibatkan kompromi dengan orang lain. Di sini, seseorang cenderung melakukan tindakan hanya jika tindakan tersebut bermanfaat bagi diri mereka sendiri.

2. Tingkat Konvensional

Tingkat konvensional adalah ketika individu mulai memahami pentingnya norma sosial dan aturan yang diterima oleh masyarakat. Pada tingkat ini, individu mulai menghargai peran hubungan interpersonal dan tanggung jawab sosial. Ada dua tahap di tingkat konvensional:

  • Tahap 3: Orientasi "Orang Baik"

    • Di tahap ini, individu mulai bertindak sesuai dengan harapan sosial untuk dianggap sebagai "orang baik." Moralitas didasarkan pada apa yang akan membuat mereka diterima oleh orang lain dan tidak didasarkan pada perhitungan egoistik. Mereka mematuhi aturan dan melakukan tindakan yang diharapkan oleh keluarga, teman, atau masyarakat.
  • Tahap 4: Orientasi Hukum dan Keteraturan

    • Pada tahap ini, seseorang mulai mematuhi aturan bukan hanya karena ingin diterima oleh orang lain, tetapi juga karena mereka memahami pentingnya aturan tersebut dalam menjaga keteraturan masyarakat. Aturan hukum dianggap sebagai landasan untuk menciptakan ketertiban sosial, dan individu pada tahap ini biasanya sangat patuh terhadap aturan formal.

3. Tingkat Pascakonvensional

Pada tingkat ini, individu mulai memahami bahwa moralitas bukan hanya tentang mengikuti aturan atau memenuhi harapan sosial, tetapi juga tentang prinsip-prinsip moral yang lebih tinggi. Mereka memahami bahwa aturan hukum dan norma sosial bisa saja tidak selalu adil, dan ada nilai-nilai moral yang lebih universal yang harus diikuti. Tingkat ini mencakup dua tahap terakhir:

  • Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial

    • Di tahap ini, seseorang mulai menyadari bahwa aturan sosial dan hukum bersifat fleksibel dan harus disesuaikan dengan keadaan untuk mencapai keadilan yang lebih besar. Individu mulai mempertimbangkan kesejahteraan umum dan prinsip-prinsip hak asasi manusia ketika membuat keputusan moral. Mereka memahami bahwa aturan dan hukum dibuat untuk melayani kepentingan masyarakat, tetapi aturan tersebut bisa saja diubah jika tidak lagi adil.
  • Tahap 6: Orientasi Prinsip Etika Universal

    • Tahap ini adalah puncak dari perkembangan moral, di mana seseorang membuat keputusan moral berdasarkan prinsip-prinsip etika universal seperti keadilan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap martabat manusia. Individu yang berada di tahap ini cenderung bertindak berdasarkan hati nurani dan menghormati hak asasi manusia, meskipun tindakan tersebut mungkin bertentangan dengan aturan formal atau harapan sosial

WHY ?

Afriza
Afriza

Integritas sarjana dan perkembangan moral memiliki keterkaitan yang sangat erat dalam dunia akademik, terutama ketika kita membahas peran seorang sarjana atau mahasiswa dalam menjalankan tugas akademis serta tanggung jawab ilmiahnya. Kehadiran integritas dalam dunia akademik memastikan bahwa nilai-nilai kejujuran, orisinalitas, dan tanggung jawab dijunjung tinggi dalam setiap aspek kehidupan akademik. Mengapa hal ini begitu penting? Berikut adalah beberapa alasan mendasar mengapa integritas sarjana dan perkembangan moral yang sehat sangat diperlukan dalam dunia pendidikan tinggi.

1. Dampak Positif Integritas Bagi Sarjana dan Institusi

Pentingnya integritas dalam pendidikan tinggi terletak pada perannya dalam menjaga kredibilitas akademik individu serta reputasi institusi pendidikan itu sendiri. Seorang sarjana yang berintegritas akan lebih dihargai di dunia akademik maupun profesional karena reputasinya yang tidak diragukan lagi dalam hal etika kerja dan dedikasi terhadap kebenaran ilmiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun