Â
Steiner menawarkan satu gagasan yang disebut Anthroposofi . Berasal dari kata Yunani antropo (manusia) dan sophia (kebijaksanaan), berarti kajian tentang manusia dalam aspek dan levelnya kebijaksanaannya, meyakini adanya dunia spiritual yang dapat dipahami oleh intelek manusia dan dapat diakses oleh manusia melalui pengalaman hidup batiniahnya.Â
Meskipun alatnya tidak sama persis dengan alat pengembangan sains modern. Antithesis modern yang dikenal sebagai anthroposentis berpusat pada manusia humanisme. Tapi menurut Steiner manusia modern melihat intelektualitas hanya dari akal dan panca indera, padahal ada alat-alat yang lain tidak dipakai seperti intuisi, naluri, insting, imajinasi, yang di dunia modern tidak terlalu diperhitungkan.
Â
Gagasan utama Anthroposofi ada empat. Yang pertama adalah Spiritual knowledge dan freedom. Kebebasan ini bukan 'kebebasan untuk melakukan apa', tapi titik tekannya adalah lebih 'kebebasan dari apa'. Seringnya orang membahas kebebasan selalu tentang kebebasan untuk melakukan apa. Sementara jawaban atas kebebasan dari apa lebih rumit. Termasuk jawaban atas pertanyaan apakah dunia spiritual itu bebas dari diri manusia itu sendiri, dari pikiran-pikirannya sendiri.
Â
Yang kedua dan ketiga adalah Nature of Human Being dan Evolution -Emanation. Kenapa manusia dengan yang alam dan lainnya disebut satu? Karna menurut Steiner mereka adalah pancaran, karena manusia dan semesta muncul dari dzat yang satu dan sama.Â
Jika ditarik lagi ke atas manusia semuanya berasal dari Pencipta, muncul dariNya dan akan kembali lagi kepadaNya, inilah gagasan evolution-emanation. Hampir semua filosof peripatetik menyebutkan bahwa alam itu diciptakan secara emanasi. Evolution-emanation kurang lebih berarti perjalanan perubahan manusia dimulai dengan Pencipta memancarkan ciptaanNya hingga terciptalah manusia, dan diakhiri dengan puncak evolusi; kembalinya manusia kepada Pencipta.Â
Dan satu-satunya jalur untuk menempuh perubahan itu adalah Ethic yang sekaligus juga merupakan gagasan keempat. Menurut Steiner Etika di sini adalah tata laku batin, yang mungkin dalam Islam berpadanan dengan akhlak. Tata laku batin dan rohani perlu diatur dan ditata hingga sanggup berevolusi menuju kesempurnaan.
Â
WHATÂ