Mohon tunggu...
Afriza Yohandi Putra
Afriza Yohandi Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM : 43223110005 | Program Studi : Sarjana Akuntansi | Fakultas : Ekonomi dan Bisnis | Jurusan : Akuntansi | Universitas : Universitas Mercu Buana | Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Praktik stoicisem, Membedakan antara Fortuna vs Virtue untuk Menjadi Sarjana Unggul dan Profesional

20 September 2024   19:16 Diperbarui: 20 September 2024   19:18 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stoicisme adalah sebuah filosofi yang berakar dari pemikiran Yunani kuno, yang menekankan pentingnya kebajikan dan pengendalian diri dalam menghadapi tantangan hidup. Dalam konteks pendidikan dan profesionalisme, Stoicisme dapat menjadi panduan yang berharga bagi mahasiswa untuk mencapai kesuksesan. Dalam tulisan ini, kita akan membahas mengapa Stoicisme penting, perbedaan antara fortuna dan virtue, serta bagaimana menerapkan prinsip-prinsip Stoik untuk menjadi sarjana unggul dan profesional.

Mengapa Stoicisme Penting?

Stoicisme mengajarkan bahwa kebahagiaan dan kesuksesan tidak bergantung pada faktor eksternal, tetapi pada sikap dan tindakan individu. Dalam dunia akademis yang kompetitif, mahasiswa sering kali menghadapi tekanan dari berbagai sumber---baik dari lingkungan sosial maupun akademik. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Stoik, mahasiswa dapat:

  1. Mengembangkan Ketahanan Mental: Stoicisme mengajarkan pentingnya ketahanan mental dalam menghadapi kesulitan. Mahasiswa yang mampu mengatasi kegagalan dan tekanan akan lebih siap untuk menghadapi tantangan di masa depan.
  2. Fokus pada Hal yang Dapat Dikendalikan: Prinsip Stoik menekankan bahwa individu harus fokus pada tindakan dan reaksi mereka sendiri, bukan pada hasil yang tidak dapat dikendalikan. Ini membantu mahasiswa untuk tetap tenang dan berkinerja baik meskipun dalam situasi sulit.
  3. Meningkatkan Kualitas Pengambilan Keputusan: Dengan memahami nilai-nilai kebajikan (virtue), mahasiswa dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam hidup mereka, baik dalam konteks akademis maupun profesional.

Fortuna vs Virtue

Dalam filosofi Stoik, terdapat dua konsep penting: fortuna (keberuntungan) dan virtue (kebajikan). Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting bagi mahasiswa yang ingin mencapai kesuksesan.

Fortuna

Fortuna merujuk pada faktor-faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh individu. Ini termasuk keberuntungan, nasib baik atau buruk, serta keadaan lingkungan. Meskipun fortuna dapat mempengaruhi perjalanan hidup seseorang, Stoik percaya bahwa terlalu bergantung pada keberuntungan dapat menyebabkan ketidakstabilan emosional.

Virtue

Sebaliknya, virtue adalah kualitas moral dan etika yang dimiliki oleh individu. Dalam konteks pendidikan, virtue mencakup sifat-sifat seperti integritas, disiplin, kerja keras, dan kejujuran. Stoik berpendapat bahwa kebajikan adalah satu-satunya hal yang benar-benar berharga dan dapat diandalkan dalam hidup.

Mengapa Membedakan Fortuna dan Virtue Penting?

  • Memahami Kontrol Diri : Stoicisme mengajarkan bahwa ada hal-hal dalam hidup yang berada di luar kendali kita, yang disebut fortuna. Ini termasuk faktor-faktor seperti kelahiran, kematian, kesehatan, dan kekayaan. Di sisi lain, virtue adalah kualitas yang dapat kita kontrol sepenuhnya, seperti kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan ketahanan. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat fokus pada pengembangan diri dan kebajikan yang akan membawa kebahagiaan sejati.
  • Mengurangi Stres dan Kecemasan : Dalam dunia akademik dan profesional yang penuh tekanan, sering kali kita merasa terjebak oleh keadaan yang tidak dapat kita ubah. Dengan menerapkan prinsip Stoicisme dan memisahkan fortuna dari virtue, kita dapat mengurangi stres dan kecemasan. Kita belajar untuk menerima apa yang tidak bisa kita ubah dan fokus pada tindakan yang dapat kita ambil untuk meningkatkan diri.
  • Membangun Karakter yang Kuat : Membedakan antara fortuna dan virtue juga membantu kita membangun karakter yang kuat. Ketika kita menghadapi tantangan atau kegagalan, alih-alih menyalahkan nasib atau keadaan luar, kita belajar untuk merenungkan tindakan kita sendiri dan bagaimana kita bisa berbuat lebih baik di masa depan. Ini adalah inti dari pengembangan pribadi yang berkelanjutan.

Mengapa Memilih Virtue?

Memilih untuk fokus pada virtue daripada fortuna memberikan beberapa keuntungan:

  1. Kemandirian Emosional: Dengan mengandalkan virtue, individu tidak terpengaruh oleh fluktuasi keberuntungan. Mereka tetap stabil meskipun menghadapi tantangan.
  2. Pembangunan Karakter: Fokus pada kebajikan membantu mahasiswa membangun karakter yang kuat dan reputasi baik di lingkungan akademis dan profesional.
  3. Pencapaian Tujuan Jangka Panjang: Kebajikan mendorong individu untuk bekerja keras dan berkomitmen terhadap tujuan mereka, terlepas dari apakah mereka mengalami keberuntungan atau tidak.

Bagaimana Menerapkan Prinsip Stoik?

Untuk menjadi sarjana unggul dan profesional melalui praktik Stoicisme, mahasiswa dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Refleksi Diri

Luangkan waktu setiap hari untuk merenungkan tindakan dan reaksi Anda terhadap situasi tertentu. Tanyakan kepada diri sendiri apakah reaksi tersebut didasarkan pada emosi atau prinsip kebajikan.

2. Latihan Pengendalian Diri

Cobalah untuk mengendalikan impuls dan emosi Anda dalam situasi stres. Ini bisa dilakukan melalui meditasi atau teknik pernapasan untuk menenangkan pikiran sebelum mengambil keputusan.

3. Fokus pada Proses

Alih-alih terobsesi dengan hasil akhir (seperti nilai ujian), fokuslah pada proses belajar itu sendiri. Nikmati perjalanan belajar Anda dan hargai setiap kemajuan kecil.

4. Belajar dari Kegagalan

Lihatlah kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar daripada sebagai akhir dari segalanya. Tanyakan kepada diri sendiri apa yang bisa diperbaiki di masa depan.

5. Kembangkan Kebiasaan Positif

Buatlah rutinitas harian yang mencakup kegiatan positif seperti membaca buku-buku tentang filosofi Stoik, berolahraga, atau melakukan aktivitas kreatif yang meningkatkan kebajikan.

6. Berkontribusi kepada Orang Lain

Bantu teman-teman Anda atau anggota komunitas lainnya dengan cara berbagi pengetahuan atau pengalaman Anda. Ini tidak hanya meningkatkan kebajikan Anda tetapi juga menciptakan lingkungan positif di sekitar Anda.

Kesimpulan

Praktik Stoicisme memberikan kerangka kerja yang kuat bagi mahasiswa untuk membedakan antara fortuna dan virtue dalam perjalanan akademis mereka. Dengan memahami bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri melalui kebajikan, mahasiswa dapat mengembangkan ketahanan mental, membuat keputusan yang lebih baik, dan mencapai kesuksesan tanpa tergantung pada keberuntungan semata. Melalui refleksi diri dan penerapan prinsip-prinsip Stoik dalam kehidupan sehari-hari, setiap mahasiswa memiliki potensi untuk menjadi sarjana unggul dan profesional yang sukses.

Daftar Pustaka

  1. Suryadi, A., & Rahmaniar, I. (2020). Filosofi Pendidikan Dalam Perspektif Stoisisme. Yogyakarta: Penerbit Andi.
  2. Santoso, B., & Utami, R.A. (2019). Menghadapi Tantangan Hidup dengan Stoisisme. Jakarta: Penerbit Erlangga.
  3. Prabowo, S., & Wulandari, I.D.A.P.(2022). Etika Pendidikan: Membangun Karakter Melalui Kebajikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
  4. Hidayatullah, A., & Rahmawati, N.(2023). Kebijaksanaan Hidup dalam Pemikiran Stoik. Surabaya: Penerbit Unair Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun