Mohon tunggu...
Afrizalajah23
Afrizalajah23 Mohon Tunggu... Lainnya - kompasiana

hallo,terima kasih semua sudah berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Seorang Wanita Tua yang Disebut Ibu

16 Agustus 2021   15:04 Diperbarui: 16 Agustus 2021   15:08 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh StockSnap dari Pixabay 

Di sebuah desa terpencil terdapat satu keluarga yang hidup dengan kesederhaannya dan apa adanya,beranggotakan 3 orang didalam keluarga tersebut.dihari-harinya seorang wanita tua itu dan di usia yang sudah seharusnya dia tenang beristirahat dirumah namun masih saja sibuk bekerja.

dia tinggal bersama 2 anaknya yang bernama rudi dan rina keduanya masih terbilang remaja baru lulus sekolah,keduanya pun selalu kompak dalam segala hal .suatu hari keduanya sepakat ingin mencari kerja kekota karena terdesak kebutuhan,namun setalah sekian lama tak kunjung kembali ke desa ternyata kedua putra dan putrinya tersebut sudah menjadi orang yang berhasil dan sukses.

mereka nggan kembali ke desa tempat kelahirannya karena sudah terbiasa hidup mewah ,orangtuanya pun tak di anggap olehnya mereka tidak ingin bertemu bahkan memeluk ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya itu.orangtua nya hanya bisa merenung dan bersedih dengan sikap kedua anaknya tersebut.

Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay 
Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay 

waktu berlalu orangtua nya pun sakit-sakitan karena di usianya yang sudah tidak sanggup bekerja,namun keduanya anaknya pun nggan kembali,setelah 2 minggu kemudian ibu nya meninggal dan lagi-lagi anaknya mengabaikan ,mereka mengira ibunya hanya berpura-pura agar dapat berjumpa.setelah di makamkan mereka baru sadar dan mengetahui hal tersebut mereka telah kehilangan seorang ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya itu.

namun apa daya nasi sudah menjadi bubur,mereka hanya bisa menyesali hal tersebut karena sikap nya sombong dan acuh terhadap orang tuanya.

dari pelajaran yang bisa kita ambil ,janganlah sombong dan acuh atas apa yang telah di miliki hari itu karena itu hanya bersifat sementara,apalgi sampai tidak mengakui orangtua ketika sukses. naudzubillahimindzalik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun