Mohon tunggu...
Afrizal Ramadhan
Afrizal Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Bekerjalah pada keabadian

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memudar

20 Juli 2024   11:05 Diperbarui: 20 Juli 2024   11:19 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Luka memperasing diri
Ketika angin pantai perlahan pergi
Berasa tinggal ragaku di sini
Dan mulai terombang-ambing dalam sunyi

Ada bagian yang telah mati
Hatiku memecah bagai butiran pasir
Semakin hilang di lepas pantai
Biru dan dingin memintal di bibir

Rumah adalah tempat menyedihkan dari hati
Ramai sekaligus sepi seperti puisi
Dan jadi ingatan terakhir
Yang mulai pudar dari kehidupan ini.

2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun