Mohon tunggu...
Afrizal Ramadhan
Afrizal Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Bekerjalah pada keabadian

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Namamu

18 Oktober 2023   13:51 Diperbarui: 18 Oktober 2023   13:57 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tidak ada angin yang diam ketika itu
Melucuti ketiadaan-ketiadaan waktu demi waktu
Dan padahal aku sudah tahu

Tapi, sayangku
Segelintir bahagia mengalir dalam lukaku
Lirihnya kesedihan hanya berkisar pada namamu
Setiapkali kuingat, maka akan semakin tumbuh
Ilalang-ilalang cinta yang merindu

Tidak ada pula cahaya yang diam ketika itu
Menjerahi keranuman kenangan demi kenangan
Dan padahal aku sudah tahu

Tapi,
Semerbak hangat merambat dalam perihku
Namamu, namamu, Sayang
Setiapkali menyebutmu, tentu datang ilusi amat sendu
Ini bukan nyata!
Sekejap saja, tidak ada hujan yang lebih deras
Sewaktu air mata ini membasahi bayanganku.

Jakarta. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun