Mohon tunggu...
Afrizah Alinda
Afrizah Alinda Mohon Tunggu... Administrasi - Treasury Department

hayya 'alal falah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Surat Terbuka untuk Sri Mulyani Indrawati

27 Juli 2016   15:12 Diperbarui: 27 Juli 2016   15:23 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu Sri Mulyani yang sangat saya hormati. Saya adalah penggemar Ibu dari sekian banyaknya orang yang sangat mengidolakan Ibu. Siapa yang tidak mengenal Sri Mulyani Indrawati atau Ibu Ani? Hampir semua orang, di Indonesia khususnya, mengenal Ibu Ani. Dimulai dari sebagai Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu, dibawah kepemimpinan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono. Menjadi Direktur Operasional Bank Dunia. Atau bahkan menjadi orang yang sangat berpengaruh dalam kasus Bank Century, seperti yang dikatakan oleh mereka yang menilai Ibu secara negatif. Apa pun itu, Ibu Ani adalah orang ternama di Indonesia.

Ibu Ani yang sangat saya segani. Saya adalah orang yang sangat patah hati, ketika Ibu memutuskan mengundurkan diri dari World Bank untuk bergabung dengan Kabinet Kerja pada 27 Juli 2016. Bukan saya membenci Ibu, atau pun membenci Indonesia. Bukan. Pada acara Tatap Muka dengan Sri Mulyani Indrawati di Fakultas Hukum UI (26 Juli 2016), Ibu bilang "Jangan lupakan mereka yang tertinggal." 

Saya sangat setuju dengan pemikiran Ibu. Dan Ibu juga bilang, "bertindaklah secara nyata, apa yang dapat kamu lakukan untuk Indonesia. Kelembagaan yang kuat dapat mendorong Indonesia menjadi kuat." Mungkin (menjadi menteri keuangan) ini adalah hal yang dapat Ibu lakukan untuk Indonesia. Tapi Bu, tidak ada satu pun penggemar yang rela orang yang dikaguminya di-Jugde secara negatif oleh orang lain.

Ibu Ani yang sangat saya kagumi, seperti yang Ibu katakan "tidak pernah ada kebijakan yang tepat. Tidak pernah ada pilihan yang enak, kecuali diterima di ITB, UGM, atau UI. Dan kita tidak akan mampu menyenangkan semua orang. Pintar sendiri, kaya sendiri itu biasa. Yang luar biasa adalah pintar bersama, dan kaya bersama."

Keputusan telah Ibu pilih. Saya tetap menjadi penggemar Ibu.
Teruslah berjuang Bu Ani. Tidak semua orang menilai baik niat baik kita.
Teruslah menjadi orang yang dibutuhkan, tidak hanya di Indonesia. Tetapi juga dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun