Murah Meriah dan Tersedia di Mana Saja
Produk "Kita" juga lahir berdasar semboyan Bulog, "Mudah, Murah, dan Sehat". Jadi sudah pasti produk "tersebut dijual dengan harga yang lebih murah dari produk sejenisnya di pasaran. Dirut Utama menjaminnya loh, katanya, "Komoditas dengan brand 'Kita' dijual, sebagai bukti bahwa negara mampu menjual barang yang sehat dengan kualitas baik, dan harga yang relatif murah," tutur Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti, dilansir Tempo.
Produk "Kita" yang dijamin murah meriah itu ternyata sudah ada di pasar sejak Bulan Maret atau April tahun 2017 lalu. Namun saat itu baru ada dua produk, yakni "Beras Kita" dan gula "Manis Kita". Sayangnya, saya belum pernah menjumpai produk "Beras Kita". Mungkin karena di tahap awal, Bulog fokus penjualan di Rumah Pangan Kita atau RPK. Sementara saya (dan mungkin ibu rumah tangga pada umumnya) lebih menyukai belanja di ritel modern yang mudah dijumpai dan dekat dari rumah.
Syukurnya, pihak Bulog juga tengah gencar menjalin kerja sama dengan beberapa ritel modern. Hal ini dikabarkan beritajatim.com bahwa Bulog sudah bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) di tahun 2017. Bahkan, Bulog juga menjangkau pasar tradisional melalui kerja sama dengan Dinas Perdagangan di beberapa kota.
Ada yang mengejutkan lagi! Produk "Kita" juga sangat beragam jenisnya dari bahan pangan sehari-hari yang sangat dibutuhkan rumah tangga.
Dikabarkan ada 24 jenis produk yang dijual Bulog. Saya tak mendapati apa saja produk itu. Beberapa yang baru saya ketahui yakni Beras Kita, Gula Manis Kita, Minyak Goreng Kita, Terigu Kita, dan Daging Kita yang merupakan produk-produk unggulan. Saya juga mendapati ada "Bakso Kita" serta pilihan daging kerbau dan sapi untuk "Daging Kita". Â Bayangkan saja jika mendapati semua bahan pokok itu dengan harga yang murah namun kualitas oke punya! Dijamin membahagiakan ibu rumah tangga seperti saya, dan para UMKM pastinya.
Lalu saya pun tercerahkan, benar juga, dengan adanya produk "Kita", Bulog makin krusial dalam menjalankan tugas dan perannya bagi bangsa.
Perusahaan negara tersebut dapat dengan mudah melakukan intervensi pasar. Pastilah dampaknya sangat besar bagi hajat hidup banyak orang. Pemikiran mudahnya, kita tak akan lagi kesulitan mencari sembako berkualitas yang nyaris lenyap dari bumi pertiwi di momen-momen tertentu. Saat hari raya Idul Fitri, misalnya. Kita juga tak akan kehilangan sembako berkualitas di masa-masa gagal panen yang tak dapat diprediksi kapan terjadi.
Jika pemikiran saya itu benar, maka produk "Kita" adalah kabar gembira bagi rakyat Indonesia. Saya tak akan lagi mengalami pengalaman pahit mencari beras pulen yang sempat hilang beberapa waktu lalu. Pun pengalaman memandangi rak kemasan gula bermerk di supermarket yang kosong saat Bulan Ramadhan tiba. Atau merasakan pusingnya melihat harga minyak goreng jernih yang tak pernah memberikan diskon.
Saya pun berkesimpulan, sangat tepat menggunakan brand "Kita", karena sejatinya, produk tersebut adalah produk kita masyarakat Indonesia. Harapan besar semoga produk "Kita" dapat terus ada dan mudah dijumpai banyak orang. Saya pribadi amat sangat menanti dapat menemukan produk "Kita" yang lain (selain "Manis Kita") di ritel modern. Bahkan saya berpikir, mengapa tidak ada RPK Online? Atau toko resmi Bulog di marketplace?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H