Mohon tunggu...
Afriza DiqzaSyafanissa
Afriza DiqzaSyafanissa Mohon Tunggu... Lainnya - Aktif

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Evaluasi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Putra Harapan Sidoarjo

23 Desember 2021   09:47 Diperbarui: 23 Desember 2021   11:55 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto ini bersumber dari : http://foto2.data.kemdikbud.go.id/getImage/69965806/3.jpg

Evaluasi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Putra Harapan Sidoarjo

Author : Afriza Diqza Syafanissa (D09219001) , Mahasiswi Aktif S1 Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UINSA Angkatan 2019

Narasumber : Mochammad Ubaidillah ( Wali Kelas di SLB Putra Harapan Kab. Sidoarjo, Mahasiswa Pend. Luar Biasa Angkatan 2017 Universitas Negeri Surabaya)

Identitas sekolah :

SLB Putra Harapan terletak di makarya binangun No.H-10, Mekar Raya Binangun, Janti, Kec. Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur , Kepala Sekolah : Ninik Sri Kunmalawati, Akreditasi : B, Guru : 14, Siswa Laki-laki : 38 , Siswa Perempuan : 13, Rombongan Belajar : 12 , Menggunakan kurikulum 2013 baik dalam pembuatan maupun silabusnya.

Evaluasi yang diterapkan di SLB Putera Harapan :

Evaluasi yang diterapkan adalah observasi dan catatan anekdot. Berdasarkan hasil wawancara dri guru kelas atau wali kelas SLB putra Harapan , Sekolah menggunakan kurikulum 2013 , akan tetapi beliau mengatakan bahwa kalau menggunakan kurikulum 2013 secara utuh pasti siswa nya tidak akan bisa , karena tiap individu memiliki permasalahan yang berbeda beda , contohnya dalam sekolah : siswa yang sudah menginjak SMA masih ada yang belum bisa calistung(baca tulis , berhitung), yang artinya dalam hal ini penerapan kurikulum 2013 masih sepenuhnya belum efektif karena dalam pembelajaran guru masih terlibat, terkecuali untuk kelas tunanetra karena tunanetra dianggap memiliki IQ normal. Dengan demikian sekolah menyediakan PPI dan RKH. Apa itu PPI dan RKH? PPI  yakni singkatan dari program pembelajaran individual . PPI disusun untuk merencanakan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus . Sedangkan  RKH singkatan dari Rencana Kegiatan Harian. Didalam sekolah kira kira terdiri dari 15 guru per-guru megang megang 3-6 murid. Untuk program pembelajaran individual menerapkan identifikasi dan assessment yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan anak , kelebihan yang dimiliki , serta hambatan yang dirasakan , setelah itu baru guru Menyusun program yang sesuai. Mengenai evaluasi akan diserahkan ke guru masing-masing dengan mempertimbangkan kemampuan anak (jika anak ditahap sudah bisa baca tulis dan komunikasi) . Untuk PPI masuk kedalam pembelajaran dan dalam pembelajaran menggunakan permainan yang berbeda beda (bentuknya seperti les) . Permainan dibuat oleh guru masing masing. Jika permainan dirasa kurang cocok maka guru harus terus mencari permainan hingga benar benar cocok atau sesuai untuk anak berkebutuhan khusus, yakni targetnya minimal 1 pelajaran 5 permainan. Evaluasi yang dilakukan 3 bulan jika dirasa sudah bisa ganti ganti materi maka permainan juga sudah bisa diganti.

Evaluasi yang tidak diterapkan di SLB Putera Harapan :

Evaluasi yang tidak dilakukan adalah evaluasi lisan karena evaluasi ini dirasa memerlukan jangka waktu yang panjang karena disesuaikan dengan kondisi anak yakni perkembangan individu itu sendiri.

Kesimpulan :

Sekolah menggunakan kurikulum 2013 meskipun belum sepenuhnya efektif jika diterapkan. Sehingga dalam hal ini guru berinisiatif untuk menerapkan PPI dan RKH. Evaluasi dilakukan 3 bulan melihat pada kondisi anak yang sudah atau belum dapat memahami materi yang diberikan oleh guru.. Target nya ialah minimal 1 pelajaran 5 permainan. Dalam hal ini guru harus banyak banyak bersabar dan kreatif dalam menuangkan idenya untuk membuat permainan yang cocok untuk anak.

Saran :

Bagi Pembaca : Pembaca diharapkan mampu memahami kondisi anak berkebutuhan khusus , pembaca diharapkan mampu berkontribusi untuk mengajar anak anak yang berkebutuhan khusus

Bagi penulis : Penulis diharapkan mampu melakukan observasi secara langsung, Penulis diharapkan mampu mengembangkan tulisannya

Rekomendasi : Kami merekomendasikan pihak sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang telah dimiliki dan menambah guru dengan jurusan yang linier supaya lebih bisa memahami kondisi anak berkebutuhan khusus secara spesifik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun