Mohon tunggu...
Afriyanto Sikumbang
Afriyanto Sikumbang Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Belajar mensyukuri apa yang kita miliki

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspada, Danau Situ Gintung Bisa Jadi Klaster Baru Covid-19

29 Juni 2020   23:20 Diperbarui: 29 Juni 2020   23:20 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Situ Gintung nan indah dan asri Dok pribadi

Judul di atas bukan untuk menakut-nakuti. Tapi semata-mata sebagai antisipasi agar semua pihak terkait benar-benar memperhatikan segala kemungkinan yang bisa terjadi. Ingat, pandemi Covid-19 belum usai. Kurvanya belum melandai.

Minggu pagi, 28 Juni 2020, saya berolah raga---istilah kerennya sekarang olga---di Danau Situ Gintung, Ciputat. Ini adalah kali pertama saya olga dalam 4 bulan terakhir, sejak mewabahnya virus Corona di Indonesia.

Semula saya menduga kawasan tersebut masih sepi. Namun ketika tiba di lokasi pukul 06.00 WIB, dugaan sata meleset. Masyarakat tumpah ruah. Parkir motor pun susah. Banyak pedagang yang menjajakan dagangannya di sana. Situasinya sudah normal kembali, persis seperti sebelum adanya pandemi Covid-19.

Masyarakat sepertinya sudah haus untuk olga setelah sekian lama berdiam di rumah. Meski ramai, warga yang datang ke sana tetap mematuhi protokol kesehatan. Mereka memakai masker dan berupaya menjaga jarak.

Di sepanjang area jogging yang mengelilingi danau, pengunjung bisa dengan leluasa olga dan jaga jarak. Kepatuhan mereka untuk mengikuti protokol kesehatan patut diacungi jempol.

Namun ada beberapa kondisi yang tidak memungkinkan protokol kesehatan dapat dijalankan dengan benar, dan kondisi ini justru berada di luar kemampuan pengunjung untuk memenuhinya.

Salah satu contohnya adalah terjadinya penumpukan atau kerumunan orang di jembatan yang lokasinya persis di atas pintu air danau. Penumpukan orang ini terjadi karena adanya penyempitan lintasan atau bottle neck di jembatan tersebut sepanjang kurang lebih 25 meter. Lintasan jogging sebelum dan sesudah jembatan sebenarnya cukup luas. Namun karena adanya penyempitan tadi, maka pengunjung yang baru akan olga "beradu" dengan pengunjung yang akan pulang.

Penumpukan orang di jembatan tersebut justru sangat riskan dan berpotensi terjadinya penularan wabah Covid-19 jika ada di antaranya mereka yang ternyata positif. Asal tahu saja, saat ini ada penderita Covid-19 yang tidak terdeteksi, yang biasa disebut dengan orang tanpa gejala (OTG).

Kondisi lainnya adalah tidak tersedianya tempat untuk cuci tangan. Salah satu poin dalam protokol kesehatan adalah: masyarakat diimbau mencuci tangan dengan sabun menggunakan air yang mengalir.

Nah, bagaimana mungkin pengunjung memenuhi protokol kesehatan tersebut jika tempat cuci tangan saja tidak tersedia?  

Danau Situ Gintung nan indah dan asri Dok pribadi
Danau Situ Gintung nan indah dan asri Dok pribadi
Peran Pemkot Tangsel

Dua persoalan tadi, yaitu penumpukan orang karena penyempitan jembatan dan ketiadaan tempat cuci tangan tentu menjadi tanggung jawab pemerintah setempat, entah itu perangkat desa, perangkat kecamatan, perangkat pemkot, ataupun aparat keamanan.

Namun sangat disayangkan, di pagi hari itu tidak ada satupun petugas yang hadir di Danau Situ Gintung untuk memantau, mengawasi sekaligus mengatur para pengunjung agar mematuhi protokol kesehatan.

Hingga saat ini Pemkot Tangerang Selatan (Tangsel) masih menerapkan transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan belum masuk ke era kehidupan normal atau New Normal. Dalam masa transisi tersebut, beberapa fasilitas publik sudah mulai dibuka secara terbatas, seperti pasar tradisional, restoran dan caf, termasuk fasilitas olga dan rekreasi seperti Danau Situ Gintung.

Akan tetapi, ada yang kurang dalam kebijakan transisi PSBB ini. Yaitu, tidak ada pengawasan dan pengawalan dari petugas. Fasilitas publik terkesan dilepas begitu saja.

Kejadian di Danau Situ Gintung menjadi bukti betapa lemahnya pengawalan dalam masa transisi PSBB di Kota Tangsel. Padahal jika mau, pengawasan dan pengawalan tidak membutuhkan sumber daya yang banyak. Apalagi keramaian di sana hanya berlangsung 2 hari saja, yaitu setiap Sabtu dan Minggu.

Sudah saatnya Pemkot Tangsel lebih memperhatikan kondisi di Danau Situ Gintung. Ambil keputusan yang bijak. Misalnya, batasi jumlah pengunjung, sediakan tempat cuci tangan, dan atur lalu lintas pengunjung dengan cara membuat pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda.

Ini penting demi mencegah meningkatnya penularan Covid-19 di wilayah Tangsel. Jika ini diabaikan, tidak tertutup kemungkinan kawasan Danau Situ Gintung bakal menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun