Keinginan anggota DPR untuk melakukan rapid test corona sebenarnya suatu hal yang lumrah, asalkan mereka menggunakan uang sendiri.Â
Namun jika "mendompleng" peralatan yang dibeli pemerintah, ini namanya kurang ajar. Adapun dalam konteks Jerry Lo, dia punya hak untuk test sendiri karena pakai uang pribadinya sendiri.Â
Dalam hal ini, anggota DPR menggunakan pendekatan kekuasaan, sedangkan Jerry Lo menggunakan pendekatan materi atau uang.
Sejumlah rumah sakit rujukan juga menawarkan diri untuk melayani masyarakat yang ingin memeriksakan diri terkait dengan virus Corona, atas biaya sendiri. Jadi di sini jelas bahwa tidak ada larangan kepada siapapun untuk test secara mandiri asalkan mereka punya uang.
Yang jadi persoalan adalah, fair-kah perlakuan seperti ini? Sebab, ini berarti hanya orang-orang yang mampu saja yang dapat melakukan test. Sedangkan bagi masyarakat miskin, jangankan untuk biaya test, untuk makan sehari-hari saja sudah susah.
Kalau begini caranya, orang-orang kaya akan lebih kecil menerima risiko. Mereka tinggal bayar petugas medis. Jika hasilnya negatif, Alhamdulillah. Jika ternyata positif Corona, mereka bisa segera ditangani dan diisolasi.Â
Sebaliknya, orang miskin akan lebih berisiko. Mereka tinggal pasrah menunggu nasib karena tidak punya uang untuk biaya test. Akhirnya, sekali lagi kenyataan membuktikan bahwa rakyat kecil harus selalu menerima nasib buruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H