Penerapan cukai itu tidak terlalu dirasakan oleh produsen. Mereka tinggal menambahkan komponen cukai ke dalam struktur harga jual. Paling-paling mereka khawatir terjadi penurunan volume penjualan yang berdampak pada berkurangnya omzet.
Namun bagi konsumen, cukai ini terasa mencekik kantong. Sebab, konsumen juga yang harus menanggung beban cukai karena terpaksa membeli produk dengan harga yang lebih mahal.
Lebih menggelikan lagi adalah cukai terhadap emisi gas buang kendaraan bermotor. Untuk mobil mungkin tidak terlalu berpengaruh signifikan, karena pemilik mobil umumnya masyarakat berpenghasilan menangah ke atas.Â
Namun bagaimana dengan sepeda motor? Pemilik kendaraan roda dua ini umumnya masyarakat bawah seperti tukang ojek dan para buruh yang penghasilannya pas-pasan. Membayar cukai tentu sangat memberatkan mereka.
Berhubung pemerintah sepertinya sudah tidak terlalu memperhatikan lagi derita rakyat, maka mumpung sudah terlanjur, sebaiknya sikat habis saja semua produk yang menimbulkan dampak negatif dengan mengenakan cukai, termasuk produk makanan tadi.
Dan kalau perlu, naikkan lagi cukai rokok dan minuman beralkohol. Apalagi rokok dan minuman alcohol jelas-jelas sangat merusak kesehatan. Naiknya jangan tanggung-tanggung, 100% hingga 200%.Â
Jika cukai rokok  dan minuman alcohol dinaikkan setinggi itu, saya yakin konsumsi rokok dan alkohol akan turun drastis. Dengan begitu, pemerintah dapat dua keuntungan sekaligus: meraih pendapatan cukai yang besar dan masyarakat jadi sehat karena terhindar dari dampak negatif rokok dan alkohol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H