Mohon tunggu...
Afriyan Saputra
Afriyan Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa hobi saya menggambar, melukis dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Horor

Terowongan Rumah Sakit

21 November 2024   20:59 Diperbarui: 21 November 2024   21:11 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan perlahan, Lara membuka pintu. Ruangan itu gelap, hanya ada cahaya samar dari lampu lorong yang masuk melalui celah pintu. Alarm medis terus berbunyi, menciptakan kegelisahan yang semakin mengganjal.

Nenek di kamar itu, seorang pasien lanjut usia yang sudah beberapa hari dirawat karena penyakit jantung, terbaring lemah di ranjang. Namun, ada yang tidak beres. Tubuh nenek itu terlihat bergerak-gerak dengan cara yang aneh—seperti menggeliat di atas kasur, padahal seharusnya ia tak mampu bergerak begitu.

"Bu...bu...," Lara mencoba memanggil, tapi suara nenek itu hanya terdengar seperti gumaman tak jelas, terdengar serak dan seperti tercekik.

Tiba-tiba, tubuh nenek itu berhenti bergerak. Keheningan itu bertahan beberapa detik, sebelum suara itu kembali terdengar, kali ini lebih jelas dan menggema di seluruh kamar. "Tolong...bawa aku pulang...bawa aku keluar dari sini."

Lara terkejut. Suara itu bukan suara nenek yang biasa mereka dengar—suara itu sangat berat, sangat dalam, seakan bukan berasal dari tubuh yang rapuh itu.

Meli mundur satu langkah, "Lara, ada yang aneh banget di sini! Aku gak suka!"

Nia tampak pucat, dan tiba-tiba teringat akan bisikan yang mereka dengar sebelumnya. "Kita harus keluar dari sini, sekarang juga!" Nia hampir berlari, namun kaki mereka terhenti ketika tiba-tiba pintu kamar 17 menutup dengan keras, membuat seluruh tubuh mereka terlonjak kaget.

Mereka panik, mencoba membuka pintu, namun pintu itu seperti terkunci sendiri, dan suara di dalam kamar semakin keras.

"Jangan lari... Jangan tinggalkan aku!" Suara itu semakin menggema, seakan datang dari dinding-dinding kamar yang sekarang terasa hidup, memanggil mereka dengan suara yang hampir tidak manusiawi.

Lara berusaha mengendalikan diri, mencoba membuka pintu dengan tangan gemetar. "Ini pasti cuma gangguan listrik atau masalah lain. Kita cuma perlu tenang."

Namun, pada saat itu, mereka mendengar suara langkah kaki—bukan hanya satu orang, tapi banyak—terdengar datang dari lorong luar kamar. Suara itu semakin mendekat, semakin jelas, seolah-olah ada banyak orang yang berjalan dengan tujuan yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun