Di sebuah kota kecil yang tidak terlalu jauh dari pusat kota, seorang pria dewasa bernama Terik  kembali setelah berminggu-minggu meninggalkan rumahnya.Berjalan tidak karuan akibat minum alkohol mendekati sebuah rumah sambil mengetuk keras pintu,"siapa yang datang malam hari begini?"sambil melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 2 malam,Sambil berjalan menuju pintu suara ketukan semakin keras yang membuat Sahsa merinding memberanikan diri,ia berjalan mendekati pintu mengintip lewat jendela sebelumb membuka pintu,ternyata yang menggetuk pintu adalah suaminya Terik.Setelah mengetahui itu suaminya,Sasha membuka pintu dan mencium bau minuman keras yang berasal dari suaminya "suami ku kau..." Sasha menatap Terik dengan tatapan khawatir, namun juga penuh keheranan. Bau alkohol yang kuat menyelimuti tubuh pria itu, namun ada sesuatu yang berbeda dari penampilannya malam ini. Wajah Terik pucat, matanya redup dan ada kilatan yang aneh di dalamnya—seperti bayangan sesuatu yang tidak kasat mata.
"Suamiku, kau... kenapa pulang malam begini? Apa yang terjadi?" tanya Sasha dengan suara gemetar. Ia mencoba mendekat, tetapi langkahnya terhenti saat mendengar suara aneh, seperti bisikan yang datang dari belakang suaminya.
"Terik... kau... bukan dia," suara itu terdengar dalam, serak, seolah berasal dari kedalaman kegelapan. Sasha terkejut, matanya beralih ke wajah Terik yang semakin tampak kosong dan kosong. Suaminya yang dulu penuh kasih sayang kini hanya tampak seperti sebuah wujud tanpa jiwa.
Terik membuka mulut, namun yang keluar bukanlah kata-kata yang biasa ia ucapkan. Suaranya berubah menjadi gema yang menakutkan, "Aku... sudah lama tidak di sini... sudah lama... hanya menunggu..." Terik terkekeh pelan, namun tawa itu terdengar sangat aneh, seolah berasal dari tempat yang jauh, bahkan lebih dalam daripada tubuhnya.
Sasha mundur beberapa langkah, matanya terbelalak. Rasa takut mulai meresap ke seluruh tubuhnya. Ia ingat bahwa beberapa minggu yang lalu, Terik sempat menghilang tanpa kabar, meninggalkan kota tanpa penjelasan. Apa yang terjadi selama ini? Mengapa suaminya kembali dengan wajah yang begitu asing?
"T-Tarik, ada yang salah... ada yang tidak beres..." Sasha gemetar, namun dia berusaha tetap tenang, takut jika dia terlalu banyak bergerak, sesuatu yang lebih buruk akan terjadi.
Terik, atau apa pun yang kini berdiri di hadapannya, tersenyum lebar. Senyum itu tidak manusiawi—lebih mirip senyum makhluk yang datang dari alam lain. "Aku kembali, Sasha. Aku sudah lama menunggu untuk pulang. Tapi kali ini, aku tidak sendirian."
Tiba-tiba, suara dari dalam rumah terdengar aneh, seperti bisikan yang datang dari ruang kosong. Sasha mendengar suara anaknya, Ethan, yang seharusnya sedang tidur, namun suara itu terdengar sangat jauh, seakan berasal dari dalam tembok rumah.
Sasha menatap Terik dengan penuh ketakutan. "Apa yang kau lakukan pada Ethan?" teriaknya, suaranya penuh kecemasan. Namun, Terik hanya tertawa lebih keras, hingga suara tawa itu bergema di seluruh rumah.
Pintu yang tadinya terbuka perlahan tertutup dengan sendirinya. Sasha merasakan sesuatu yang dingin meluncur di punggungnya, sesuatu yang lebih buruk dari hanya bau alkohol. Sesuatu yang tak terlihat, tapi sangat nyata, mulai mengelilinginya.