Mohon tunggu...
Afriyano Pratama
Afriyano Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar Menulis

Simply life

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selamat Ulang Tahun!

26 November 2022   18:00 Diperbarui: 26 November 2022   18:13 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alarm ponsel berbunyi pukul tujuh pagi, Jarot bangun dari tidurnya, "gawat, sudah jam segini. Pasti telat deh nih ke kampus". Sebelum mandi Jarot mengirim pesan ke Dinda, "Din, mau bareng ngga?". Mereka berdua satu kelas bahasa asing, dan rumah mereka kebetulan satu arah ke kampus, tapi rumah Jarot lebih jauh sehingga dia harus berangkat lebih awal. "Oke, seperti biasa ya, di halte. Aku nanti diantar papah ke situ", jawab Dinda. Mereka memang sudah akrab dari semester pertama sampai menginjak awal semester 3 ini.

Hari baru semester pun dimulai, semua anak sangat bersemangat setelah satu bulan lebih menjalani liburannya. Namun tidak dengan Jarot dan Dinda, mereka terlambat masuk kelas 7 menit. Ya, ada sedikit rasa malu sebenarnya, tapi mereka berdua sepertinys sudah terbiasa, sampai dosen pun berkata "kalian berdua ini kok sering banget terlambat ya?", lalu mereka hanya bisa membalas pertanyaan tersebut dengan senyuman malu.

Jam pertama dan kedua telah usai, ada jam kosong dari jam setengah 12 sampai jam 1 siang. Sebagian mahasiswa kelas bahasa ada yang sudah menuju ke kantin, dan sebagian lainnya masih ada di kelas. Mereka berbincang tentang liburan mereka. Sampai pada suatu ketika Dendi bertanya Faris, "Ris, Lo punya nomornya Anggi ngga?, Gue minta dong?". Di situ Jarot langsung terfokus ketika Faris membacakan nomor ponsel Anggi pada Dendi. Jarot lalu mulai mendengarkan dan coba mengingatnya. Dan ketika Jarot sudah mengingatnya, dia pura-pura pergi ke toilet hanya untuk mencatat nomor Anggi di ponselnya.

Ya, memang sudah dari awal masuk kuliah Jarot memperhatikan Anggi, namun karena Anggi kelas B dan Jarot kelas A, Jarot tidak bisa langsung akrab dengannya, tapi kadang dibeberapa mata kuliah kelas A dan kelas B itu digabung menjadi satu kelas. Dari situ Jarot pertama kali melihat Anggi. Manis, itu yang tergambar dari sosok Anggi. Stylenya juga tidak terlalu berlebihan, simple tapi cocok. Sudah dari lama Jarot sebenarnya ingin mengenal Anggi, tapi belum ada kesempatan. Esok harinya Jarot mulai memberanikan diri mengirim pesan pada Anggi, "Hallo, ini aku Jarot dari kelas A, salam kenal ya Anggi".

3 bulan berjalan, mereka berdua kini telah akrab dengan saling berbalas pesan singkat. Namun pada saat itu mereka berdua sudah memiliki kekasih masing-masing. Jarot mengagumi Anggi yang begitu mandiri sebagai seorang wanita. Anggi pergi ke kampus dengan menggunakan sepeda motor dengan jarak tempuh yang cukup jauh. Juga pada saat waktu libur kuliah atau libur akhir pekan, Anggi menyempatkan kerja paruh waktu diberbagai event. Sampai pada suatu saat diakhir semester, Anggi mendapatkan pekerjaan penuh di perusahaan besar. Kabar baik yang harus diterima Anggi, begitu juga dengan Jarot, tapi dengan konsekuensi jadwal kuliah Anggi yang tidak lagi bersamaan dengan kelas reguler dan harus pindah ke kelas karyawan.

Hari terakhir Anggi menjadi mahasiswa kelas reguler, Jarot menawarkan Anggi untuk pulang bersama, karena Jarot melihat Anggi tidak membawa motornya. "Anggi, mau pulang bareng ga?", tanya Jarot. "Eh, kayanya nanti aku mau pulang bareng temen aku deh", jawab Anggi, "okeee dehh kalo gitu", balas Jarot. Lalu Jarot pun memutuskan untuk pulang setelah jam kuliah selesai. Ditengah perjalan pulang, ponsel Jarot berbunyi. Jarot menepi sebentar sambil bergumam dalam hati "siapa ya, tumben banget SMS jam segini, siapa tau ini penting". Jarot mengambil ponsel dari saku celananya dan mengeceknya, ternyata pesan dari Anggi yang berbunyi, "kamu udah pulang belum, aku boleh pulang bareng?, tapi aku lagi belanja baju dulu di mall untuk persiapan kerja". Jarot kaget sekali tak menyangka bahwa ajakannya itu diterima Anggi. "aku udah jalan pulang sih, kamu di mall mana?, biar aku jemput kesana ya", balas Jarot. Tak lama Jarot pun putar arah untuk ke mall tersebut. Tapi diperjalanan, hujan deras turun, sialnya Jarot tak membawa jas hujan pada waktu itu. Takut Anggi menunggu, Jarot sudah tak pedulikan lagi hujan yang lumayan deras sembari tetap mamacu skuter matiknya.

Dengan keadaan basah kuyub, Jarot tiba di samping pintu keluar mall. Tapi anehnya, di sini tidak hujan, dan itu membuat Jarot sedikit kesal. Untuk menghilangkan rasa kesal dan dingin, Jarot menyalakan sebatang rokok sambil mengabarkan Anggi bahwa dia sudah sampai. Tak lama kemudian Anggi dan temannya keluar dari pintu mall, mereka berpisah dan Anggi menghampiri Jarot. "sudah belanjanya?", tanya Jarot, Anggi pun menjawab, "aku sudah dapat semuanya, eh iya ini aku tadi juga sempet beli es krim, nanti aja ya kita makannya kalo sudah sampai di rumah", "okey deh, yuk pulang", balas Jarot.

Mereka lalu pulang berdua, melewati jalanan yang masih basah, cuaca juga menjadi dingin setelah turun hujan, membuat suasana pada waktu itu terasa syahdu. Disepanjang jalan mereka asyik berbincang, terasa sangat hangat sekali. "Sudah lama aku tidak seperti ini dengan kekasihku", kata Anggi. Jarot tersentak dan hanya bisa terdiam. Ya, mereka tau, mereka berdua memang sama-sama memiliki rasa untuk saling mengasihi, mendukung, menyemangati dan saling mengagumi satu sama lain namun terhalang oleh keadaan karena Jarot dan Anggi sudah memiliki kekasih. Mereka berdua sama-sama tau akan hal itu akan tetapi mereka tidak bisa berbuat banyak.

1 tahun kemudian tepat pada bulan ramadhan Jarot bersama temannya pergi ke arena bermain di sebuah mall. Mereka di sana bermain capit boneka, tapi tak ada satu pun yang didapat. Ulang tahun Anggi sudah lewat 2 hari yang lalu, tapi bila ada boneka yang didapat, itu akan dijadikan hadiah untuk Anggi. Saat ini mereka sudah jarang untuk komunikasi. Pada hari itu Jarot mengucapkan selamat ulang tahun pada Anggi. "Selamat ulang tahun ya, maaf aku telat, kamu mau hadiah apa?. Eh iya, di rumah aku masih ada kue ulang tahun ibu, kamu mau?". Anggi membalas, "emm apa ya?, aku mau boneka beruang aja deh, kuenya juga boleh hehe". "Iyaudah aku kesana sekarang ya" jawab Jarot.

Waktu menunjukkan pukul tujuh malam, Jarot mengendarai motornya menuju toko kado. Kado sudah siap, lalu Jarot langsung menuju ke rumah Anggi. Butuh waktu sekitar satu jam lebih untuk sampai kesana. Setibanya di rumah Anggi, Jarot langsung disambut hangat. "Kamu mau minum apa? Teh? Kopi?", "Apa aja deh, yang ada aja. Eh iya, ini kadonya, ini kuenya, maaf ya kuenya ga utuh hehe". "Iya gapapa, makasih banyak ya, maaf jadi repot-repot gini. Sini masuk". Mereka lalu duduk di sofa saling berhadapan, berbincang tentang kuliah, teman, kesibukan dan banyak hal. Terlihat di meja makan ibunya sedang sibuk membuat kue untuk lebaran sambil menggendong adiknya yang nomer tiga. Penasaran Jarot bertanya, "untuk apa bu?", "ini pesanan nak, lumayan banyak yang pesan untuk lebaran. Nanti kamu ibu bawakan ya kue ini". "Tidak usah bu, saya jadi ngerepotin kan". "Gapapa nak, ini untuk ibu kamu di rumah", jawab ibu Anggi. Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul setengah sepuluh malam, Jarot memutuskan untuk pamit pulang, tak lupa Jarot mengucapkan terima kasih pada Anggi dan ibunya yang sudah baik sekali kepadanya hari ini.

10 tahun berlalu. Kini Anggi sudah menikah dan memiliki satu anak perempuan yang cantik, dan hampir setiap tahun itu juga ditanggal 25 Juni, Jarot selalu mengirimkan ucapan selamat ulang tahun pada Anggi. Mungkin Anggi heran pada Jarot, kenapa Jarot selalu ingat hari ulang tahun Anggi. Sebenarnya sudah lama Jarot ingin cerita pada Anggi kenapa dia selalu ingat hari ulang tahunnya. Mungkin karena selama ini jarot tidak enak kepada Anggi, dan kebetulan sekarang Anggi bertanya seperti itu, Jarot lalu mulai membahas masa lalunya.

Ketika itu Jarot mau berangkat kuliah lalu dia dimintai tolong sama ibundanya untuk mengambil uang di ATM dengan kartu ibunya, lalu Jarot bertanya PIN nya berapa. Ibunya menjawab "sama seperti ulang tahun ibu, nak". Sepulang kuliah, Jarot berboncengan dengan temannya yang juga ingin bermain ke rumah Jarot, diperjalanan pulang Jarot sempatkan mampir ke ATM. Masuk ke dalam ATM, memasukan kartu ibunya, lalu menekan angka PIN ibunya. Tak lama, muncul pemberitahuan bahwa PIN anda salah. "Kok ga bisa ya?", tanya Jarot heran. Percobaan kedua pun sama. Tanpa pikir panjang Jarot pun mengambil uang dari ATM miliknya sendiri, dari pada nanti ATM ibunya diblokir, pikirnya. Sepanjang perjalanan pulang Jarot pun masih memikirkan hal tersebut. "Eh sebentar, yang tadi gue masukin tanggal berapa ya, ibu kan tanggal 27, tadi tanggal 25. Aihhhh, yang tadi itu kan tanggal ulang tahun Anggi!". Dan dari sana lah semuanya berawal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun