Minggu, 19 Juni 2016 kemarin diadakan syukuran satu tahun Teman Ahok dan penghitungan satu juta KTP buat Ahok-Heru sebagai modal untuk maju independen di laga pilkada gubernur dan wakil gubernur DKI tahun 2017 nanti. Walaupun KTP saya Bekasi, tapi berhubung banyak menghabiskan waktu di Jakarta Timur serta melihat perkembangan Jakarta sekarang dibanding dulu, tentu saja saya ikut mendukung Pak Ahok untuk maju lagi menjadi gubernur.
Pada awal pengumpulan KTP tahun 2015 lalu, saya ikut mengumpulkan KTP dari teman satu kantor, keluarga dan teman-teman yang biasa bertemu dan ber KTP DKI. Tentu saja saya saya bukan asal minta, tetapi saya tanya pendapat mereka dengan kondisi Jakarta sekarang setelah dipimpin oleh Ahok. Tidak ada pemaksaan apalagi janji surga, mereka memberi dengan kesadaran sendiri.
Ketika ternyata pengumpulan pertama dibatalkan karena harus ada nama gubernur dan wakil gubernur, maka kebanyakan teman saya menyerahkan sendiri KTP mereka ke posko Teman Ahok. Ternyata, walaupun pengumpulan pertama dianulir, dukungan terhadap Ahok-Heru berjalan cukup cepat. Padahal sebelumnya ada yang sesumbar akan loncat dari Monas kalau KTP buat Ahok-Heru mencapai 1 juta. Banayk tulisan lucu-lucuan terkait nazar ini.
Seorang teman yang terlihat realistis namun tetap saja meledek sang pembuat nazar menuliskan "Tolong buat warga DKI, janganlah kalian menggenapi jumlah KTP sampai 1 juta, cukup 999,999 saja agar Habiburokman jangan sampai meloncat dari Monas. Karena 1 KTP bisa menyelamatkan nyawa seseorang. Diharap perikemanusiaannya"
Bertepatan dengan 1 tahunTeman Ahok dan KTP yang terkumpul diperkirakan sudah mencapai 1 juta maka diadakan syukuran di Posko Teman Ahok Jl. Pejaten Raya no 3 Graha Pejaten. Sebelumnya saya masih ragu untuk pergi ke acara tersebut. Tetapi melihat beberapa teman sangat semangat, akhirnya saya memutuskan untuk datang. Sekitar pukul 14:30 kami berangkat dari rumah. Sekitar pukul 16:00 tiba di tempat dan yang hadir sudah cukup ramai. Banyak yang berdiri menyaksikan MC menghidupkan suasana. Ada kuis, permainan dan acara-acara lainnya.
![Dok. Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/06/28/p-20160619-170712-57722a1bd67e613a28125eba.jpg?t=o&v=770)
Seorang Bapak meminta Adi MS mengulang perkataan saat hadir di acara Mata Najwa 04 Juni 2016 di Lapangan Parkir Timur Senayan "Semua karena Ahok". Lalu Adi MS pun bertanya
"Orang pintar ada gak?"
Yang hadir menjawab "Banyak"
"Yang berani ada tidak?"
“Ada banyak..” jawab kami seperti koor
"Yang bisa memimpin ada gak?" tanya Adi MS lagi
"Banyak" koor itu berkumandang lagi
“Kalau yang jujur?”
Suara melemah dan ada yang jawab “ tidak ada”
Adi MS langsung bilang “Ada kok, saya jujur” tetapi yang punya semua itu cuma Ahok.
![Dok. Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/06/28/p-20160619-163839-57722889bf22bd7328125ea2.jpg?t=o&v=770)
Tapi ternyata Ahok bukan pulang, tetapi masuk ke posko teman Ahok, bahkan Heru datang. MC mengatakan semua peserta akan diberi kesempatan foto tetapi harus antri yang rapi. Pertama-tama agak susah juga mengamankan orang-orang yang ingin berfoto dengan Pak Ahok, terlebih mereka yang sudah lebih dahulu antri di depan pintu masuk posko Teman Ahok.
Mereka saling dorong dan saling berebut masuk lebih dahulu padahal pintu masih tertutup. Butuh beberapa orang pihak keamanan dan relawan untuk membuat pengunjung bisa berbaris rapi. Diatur 2 - 4 orang sekali masuk dan di dalam sudah disusun sofa untuk foto bersama. Ada untuk kapasitas 4 orang dan ada untuk yang lebih dari 4 orang.
Kami termasuk beruntung karena berada di antrian depan walaupun bukan paling depan. Selesai foto bersama, kamipun pulang dan antrian untuk foto masih panjang di belakang kami.
Tulisan ini ada juga di blog pribadi.