Krisis ketahanan pangan terjadi ketika ketersediaan, aksesibilitas, dan kualitas pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan makanan penduduk tidak terpenuhi secara adekuat. Krisis ketahanan pangan dapat terjadi di suatu negara atau wilayah, karena berbagai faktor seperti kelangkaan bahan pangan, harga pangan yang tinggi, atau akses yang terbatas terhadap makanan yang sehat dan bergizi.
Pengaruh dari krisis ketahanan pangan terhadap kestabilan perekonomian sangat erat, karena ketersediaan dan aksesibilitas pangan yang memadai sangat tergantung pada faktor ekonomi.Â
Jika harga bahan pangan naik secara signifikan, maka masyarakat dengan penghasilan rendah mungkin tidak mampu membeli makanan yang cukup atau bergizi, yang kemudian dapat menyebabkan krisis ketahanan pangan. Selain itu, faktor-faktor ekonomi seperti ketimpangan distribusi pendapatan, kemiskinan, dan pekerjaan yang tidak stabil atau tidak menguntungkan juga dapat mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk membeli makanan yang memadai.
Krisis ketahanan pangan juga dapat mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan. Ketika terjadi kelangkaan bahan pangan, harga pangan cenderung naik, yang kemudian dapat mempengaruhi inflasi secara umum.Â
Selain itu, kurangnya ketersediaan pangan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, karena kurangnya nutrisi dan energi yang dibutuhkan untuk produktivitas dan kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan, penting untuk memperhatikan faktor-faktor ekonomi dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam mengembangkan solusi yang holistik dan berkelanjutan.
Mengatasi krisis ketahanan pangan melalui pengembangan pertanian adalah salah satu solusi yang tepat dan penting. Pengembangan pertanian berkelanjutan dapat membantu meningkatkan produktivitas pertanian dan juga memperbaiki kondisi lingkungan dan keberlanjutan sistem pertanian. Dengan cara ini, produksi pangan dapat meningkat secara bertahap dan berkelanjutan tanpa merusak lingkungan atau merugikan generasi masa depan.
Dampak positif dari pengembangan pertanian berkelanjutan terhadap ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan produksi pangan dan meningkatkan ketahanan pangan
Pengembangan pertanian berkelanjutan dapat meningkatkan produksi pangan dan memperkuat ketahanan pangan di suatu negara atau wilayah. Hal ini dapat meningkatkan ketersediaan pangan dan mengurangi risiko kelangkaan pangan di masa depan.
2. Meningkatkan pendapatan petani
Dengan meningkatkan produktivitas dan kualitas pertanian, petani dapat meningkatkan pendapatan mereka dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka. Hal ini dapat membantu mengurangi kemiskinan di daerah pedesaan dan meningkatkan pembangunan ekonomi di daerah tersebut.
3. Mendorong pertumbuhan industri pangan dan sektor pertanian
Pengembangan pertanian berkelanjutan dapat mendorong pertumbuhan industri pangan dan sektor pertanian secara keseluruhan. Hal ini dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan nilai tambah produk pertanian, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
4. Mengurangi ketergantungan pada impor pangan
Dengan meningkatkan produksi pangan dalam negeri, negara dapat mengurangi ketergantungan pada impor pangan dan meningkatkan keamanan pangan nasional. Hal ini dapat mengurangi beban ekonomi yang timbul akibat biaya impor pangan dan meningkatkan kedaulatan pangan suatu negara.
5. Mendorong inovasi teknologi dan peningkatan efisiensi pertanian
Pengembangan pertanian berkelanjutan dapat mendorong inovasi teknologi dan peningkatan efisiensi dalam produksi pertanian. Hal ini dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pangan dan meningkatkan daya saing produk pertanian di pasar global.
Mengatasi krisis ketahanan pangan melalui pertanian bisa menjadi salah satu solusi yang tepat, namun perlu dipahami bahwa krisis ketahanan pangan biasanya melibatkan banyak faktor kompleks seperti cuaca, politik, ekonomi, dan sosial yang dapat mempengaruhi pasokan pangan.
Pertanian dapat membantu mengatasi krisis ketahanan pangan dengan memproduksi makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas pertanian melalui pengembangan teknologi pertanian yang lebih baik, penggunaan pupuk organik dan pemupukan yang lebih baik, dan pengelolaan sumber daya air yang lebih efektif.Â
Selain itu, pemerintah dapat memberikan insentif dan bantuan kepada petani untuk meningkatkan produksi pangan dan mendukung keberlanjutan pertanian. Contohnya seperti memberikan pembebasan pajak atau subsidi untuk penggunaan benih berkualitas tinggi, alat pertanian modern, dan perbaikan infrastruktur pertanian.
Namun, perlu dicatat bahwa krisis ketahanan pangan juga memerlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi, termasuk peningkatan pendidikan dan kesadaran tentang kesehatan, nutrisi, dan lingkungan, serta peningkatan akses ke pasar dan infrastruktur ekonomi yang dapat membantu memastikan keberlanjutan pertanian dan peningkatan produksi pangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI