Data yang didapat dari Kemenkes menyatakan bahwa angka kematian ibu pasca persalinan di Indonesia sangat tinggi, meningkatnya angka kasus pendarahan pasca persalinan membuat Dr. Elsye merasa prihatin. Terjadinya perdarahan tidak boleh dianggap remeh, apalagi kalau dialami ibu hamil yang baru saja melahirkan buah hatinya. Maka dari itu beliau dengan tim nya membuat inovasi alat untuk mendeteksi pendarahan pada Ibu melahirkan.
Dengan dukungan dari Lembaga Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UMY, Dosen Prodi Magister Manajemen Rumah Sakit UMY, Dr. Elsye Maria Rosa, S.K.M., M.Kes., membuat inovasi tersebut bersama timnya. Inovasi ini diberi nama Blood Vista, Blood Vista adalah kantong pengukur pendarahan yang dimanfaatkan untuk mencegah risiko anemia dan kematian ibu postpartum pada bidan.
Dr. Elsye mengatakan bahwa dirinya membuat inovasi Blood Vista ini untuk membantu para bidan selama proses persalinan.
"Ibu selama pasca persalinan akan berisiko mengalami pendarahan tentunya para bidan atau petugas kesehatan diharapkan mampu memperkirakan berapa banyak darah yang keluar dan mengantisipasi terjadinya pendarahan," ujarnya.
Cara penggunaan Blood Vista ini hanya diletakan di atas kasur sebagai alas lalu darah yang keluar akan mengalir ke kantong yang mana kantong tersebut terdapat ukuran sehingga dapat diketahui banyaknya darah yang keluar.
Hasil penelitian ini telah di pamerkan dalam pengabdian masyarakat yang ditujukan pada bidan-bidan setempat. Beliau menyarankan para bidan menggunakan alat tersebut supaya dapat mendeteksi darah yang keluar dari tubuh ibu yang akan melahirkan, sehingga ketika terjadi sesuatu dapat ditangani dengan cepat misal melakukan transfusi darah.
Keunggulan dari Blood Vista ini adalah  dapat meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan khususnya dalam pengukuran kehilangan darah untuk pencegahan pendarahan postpartum, dapat meningkatkan kecepatan pengukuran kehilangan darah, dan Blood vista berperan penting dalam membantu proses pendokumentasian asuhan. Kekurangan dari Blood Vista adalah sayangnya alat ini terbuat dari plastik yang mana tidak ramah lingkungan.
Dalam mengedukasi dan menyebarkan informasi suatu inovasi pasti terdapat hambatan sama hal nya yang dialami oleh Dosen UMY ini, dalam menyebarkan temuannya ini beliau memiliki hambatan tersendiri walaupun daru bidan merasa terbantu dengan adanya inovasi ini tetapi dari pihak rumah sakit masih belum bisa menerima inovasi tersebut.
Di event Muktamar Muhammadiyah ke-48 yang diadakan di Solo 18-20 November kemarin menjadi ajang bagi organisasi, komunitas, dan Universitas Muhammadiyah untuk memamerkan dan mempromosikan keunggulan yang mereka punya, sama hal nya dengan Dr. Elsye beliau juga memamerkan Blood Vista ini di event Muktamar Muhammadiyah.
Dilihat dari kekurangan dan hambatan yang dialami hal-hal tersebut menjadi bahan evaluasi Dr. Elsye untuk menyempurnakan inovasi ini Beliau berkeinginan untuk bekerja sama dengan bidang lain supaya bisa memiliki informasi bahan yang ramah lingkungan dan sesuai kriteria, lalu beliau juga berkeinginan untuk mengajak kerja sama IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Â dan pihak rumah sakit untuk menggunakan alat ini untuk mendeteksi berapa darah yang keluar sehingga dapat dilakukan tindakan cepat dan dapat menyelamatkan nyawa seorang ibu.