Kemarin sore saya naik Travel ke Ibukota Provinsi di Padang. Saya merupakan sewa terakhir yang dijemput travel. Kendaraan minibus itu telah sampai di tempat saya, drivernya meletakkan travel bag saya di atas Atap. Saya heran karena biasanya diletakkan di bagasi. Saya sangat khawatir karena ada dokumen-dokumen penting saya di tavel bag. Setelah saya lihat didalam mobil hanya ada 4 penumpang yang semuanya perempuan, saya kira mereka semua adalah mahasiswa di Kota Padang. Karena saya dapat tempat duduk paling belakang dan penumpanga hanya 1 orang dibelekang, maka saya meminta driver agar menuru kan travel bag saya dan meletakkannnya ditempat saya duduk.
bagi saya biar saya duduk dekat travel bag, karena cewek yang cantik disamping saya juga duduk dekat tas nya yang tidak terlalu besar. saya rasa tasnya bisa diletakkan diatas travel bag saya sehingga tempat duduk kami agak lapang. Ternyata gadis cantik yang rambutnya di rebounding itu tidak mau. Nampak sekali jika dia merasa lebih berhak duduk sendiri karena lebih duluan naik sehingga sepertinya dia sangat keberatan jika saya duduk disampingnya. Makasaya bilang sama drivernya jika tidak muat, biar saya cari travel lainnya. Kata driver muat bu, biasanya juga 3 penumpang dibelakang.Â
Maka saya tetap duduk dimobil tersebut dan berusaha tersenyum kepada adik-adik penumpang lainnya. Berbeda dengan penumpang yang di CC dan dideapan saya, mereka ramah, tapi perempuan diamping aya hanya asyik dengan HP nya dan berusaha agar saya sangat terdesak, dari tempat duduk yag ada duapertiga bagian untuknya dan sepertinya bagian saya dan travel bag saya. Meski tempat duduk lapang saya mesti bersabar. Untung dia bukan alumni murid saya. Klau murid saya seperti ini alangkah mirisnya hati ini ketika tahu bahwa pelajaran nilai-nilai akhlak dan etika/ profil pelajar pancasila tidak diamalkan dalam kehidupan murid. Dia dengan santainya menyempitkan duduk saya dan asyik saja dengan HP nya sepanjang perjalanan. Apakah seperti ini kebanyakan gadis Minangkabau sekarang, saya sangat sedih melihat kondisi ini. Tapi saya rasa tidak, karena tiga gadis yang didepan saya mau untuk bercerita dan berbasi-basi sesama penumpang'
Ketika sudah sampai di Padang, gadis yang duduk disamping saya mengatakan berheninya di depan rumah bertingkat sebagai eksperesi untuk menunjukkan bahwa kost nya bagus. Padahal dari dalam mobil tidak kelihatan sama sekali ada rumah yang bertingakat karena gangnya yang sangat sempit hanya pas mobil.
Dia langsung turun tanpa pamit sama siapapun. ini juga berbeda dengan dua gadis yang sebelumnya yang berpamitan sama penumpang lain dan berterimakasih ke driver.
Inilah bagian lain dari potret pendidikan kita, semoga ke depan tidak ada lagi seorang mahasiswa yang tidak beretika seperti itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H