Mohon tunggu...
Afrilla A.
Afrilla A. Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Halo =) Credit PP: @wirestock | Freepik

Selanjutnya

Tutup

Nature

Permisi, Desa Cerdas di Indonesia Mau Ikut Nampang

16 Desember 2022   16:21 Diperbarui: 16 Desember 2022   16:28 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Panembangan Sebagai Salah Satu Proyek Desa Cerdas di Indonesia | Youtube (@Kementerian Kelautan dan Perikanan)

"Lestari Alamku, lestari desaku..." -Gombloh-

Pembaca budiman sudah familiar dengan program desa digital yang beberapa tahun belakangan mulai masuk pemberitaan? Sudah, toh? Mantap kalau sudah, berarti pembaca sekalian up to date dengan apa yang sedang dikerjakan di negeri ini. Saya sendiri baru tahu beberapa bulan lalu, itu pun tidak sengaja. Habis bagaimana, ya, berita yang menarik perhatian (saya) dan booming di media itu biasanya yang mengurusi hajat hidup pribadi orang lain atau beragam tindak kejahatan berbagai level yang bikin saya istighfar. Indonesia kok begini amat.

Berita-berita menggembirakan di negeri ini rasanya jarang dapat frame seheboh berita Jin BTS yang baru masuk wamil. Ah, tapi itu hanya ngeles saya saja, kok. Banyak berita baik di negeri ini yang kalau saya niat dan rutin baca mungkin akan tahu-tahu saja. Maaf, saya malah curhat. Kembali lagi ke desa digital atau biasa disebut desa cerdas di Indonesia, ternyata proyek ini sudah eksis beberapa tahun belakangan. Nah, saya ingin sekali berbagi sedikit informasi yang saya dapat kepada pembaca sekalian.

Jadi ceritanya begini, ketika sedang mencari bahan untuk tulisan ekonomi biru Indonesia berbulan lalu, saya mendapat informasi tambahan menarik. Ekonomi biru atau blue economy Indonesia yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan ternyata memiliki salah satu program unggulan yaitu Smart Fisheries Village (SFV). Ketertarikan saya pada SFV selanjutnya membawa saya pada desa cerdas lainnya di Indonesia yang rupanya sedang ramai dibangun beberapa tahun belakangan. Saya yang kudet ini terkagum-kagum sendiri melihat desa yang identik dengan sesuatu yang tradisional dan jauh dari sentuhan teknologi bisa menjelma menjadi kawasan digital, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi IoT (Internet of Things).

 

Smart Fisheries Village Sebagai Salah Satu Solusi Pemberdayaan Sektor Perairan Indonesia

Smart Fisheries Village—sesuai namanya—dapat diartikan sebagai desa atau kampung perikanan yang cerdas dan terdigitalisasi. Berdasarkan hasil menonton tayangan Bincang Bahari di channel Youtube Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berdurasi 2:12:55 dan bertanggal 21 Juli 2022, saya mendapat pencerahan bahwa SFV ini merupakan turunan dari  program ekonomi biru yang pelaksanaannya diserahkan kepada Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP). Inti dari program SFV ini akan saya jelaskan berdasarkan kalimat yang diucapkan oleh I Nyoman Radiarta selaku Kepala BRSDM KP. Kutipan ini sekaligus pembuktian bahwa saya betulan menonton tayangan yang super panjang itu meski ada bagian yang memang saya skip, hehehe. Berikut ini adalah penjelasan mengenai SFV:

“Model pembangunan desa dari hulu sampai hilir dengan memperhatikan penerapan teknologi informasi, komunikasi, dan juga manajemen tepat guna. Harapannya, dengan memanfaatkan seluruh potensi tersebut, dapat sebagai (menjadi) pengungkit untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa. Dan program ini sebenarnya sangat in line dengan program peningkatan produktivitas perikanan budidaya dan juga kampung-kampung (desa) perikanan budidaya berbasis kearifan lokal, dan juga in line dengan program sebelumnya yang dimiliki oleh BRSDM KP yaitu desa inovasi dan juga desa mitra.” (Radiarta, 2022).


Keren, ya, konsepnya. Ketika mendengarkan pemaparan I Nyoman Radiarta dan isi presentasinya yang mentereng, saya hanya berharap proyek ini benar-benar digarap serius. BRSDM KP menggaet banyak pemangku kepentingan untuk berkolaborasi. Dengan konsep kolaborasi pentahelix, proyek ini melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, akademisi, para pemain bisnis, masyarakat, dan media.

Karena itulah kita bisa menemukan nama-nama seperti Telkom Indonesia, XL Axiata, BNI, Kemendes PDTT, Kemenkop UKM, Minapoli (Start-Up), Kemenparekraf, pemerintah daerah, universitas, dan pihak lain ada di dalamnya. SFV ini juga sudah dipresentasikan di forum Asia Pasifik pada Agustus 2022. Proyek ini digadang-gadang akan menjadi praktik yang baik dalam hal penerapan ekonomi biru dengan teknologi inovatif untuk mewujudkan ketahanan pangan.

Poin-Poin SFV yang tertuang dalam konsep S.M.A.R.T | Youtube (@Kementerian Kelautan dan Perikanan)
Poin-Poin SFV yang tertuang dalam konsep S.M.A.R.T | Youtube (@Kementerian Kelautan dan Perikanan)

Satu hal yang membuat saya rela membaca artikel dan menonton beberapa video Youtube yang membahas SFV (selain karena konsepnya yang mantap jiwa) adalah karena pilot project SFV mengambil tempat di Desa Panembangan yang terletak di dataran tinggi alih-alih daerah pesisir. Desa yang terletak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, ini dikaruniai dengan aliran air melimpah dari Curug Cipendok. Saya pikir ini menunjukkan fleksibilitas SFV yang berkomitmen bahwa ekonomi biru tidak hanya melulu soal perairan laut namun juga mencakup semua sumber daya terkait air yang ada di bumi Indonesia.

Desa Panembangan Sebagai Pilot Project SFV | Youtube (@Kementerian Kelautan dan Perikanan)
Desa Panembangan Sebagai Pilot Project SFV | Youtube (@Kementerian Kelautan dan Perikanan)

Desa Lamahu dan Smart Village Nusantara, Proyek Desa Digital Lainnya yang Memiliki Roh Serupa

Konsep SFV yang berbasis digital membuat saya tertarik untuk mencari tahu lebih banyak soal desa digital. Sampailah saya pada Desa Lamahu, desa yang diklaim sebagai desa digital pertama di Indonesia. Berdasarkan apa yang saya tonton dari salah satu video berita di channel Youtube KOMPASTV, Desa Lamahu berada di Sulawesi, tepatnya Gorontalo. Menarik sekali bagaimana daerah yang berada nun jauh di sana dari pusat pemerintahan Indonesia bisa memiliki infrastruktur digital yang wah.

Dengan dibantu Telkomsel, Desa Lamahu memiliki tiang-tiang cerdas atau smart pole(s) yang dilengkapi CCTV, lampu otomatis, sensor cahaya dan gerak. Semua ini terhubung ke pusat kendali atau command center yang ada di kantor desa. Cara warga menggunakan fasilitas digital desa adalah dengan mengunggah aplikasi di ponsel dan mendaftar menggunakan NIK.

Fasilitas yang dapat diakses mulai dari internet, layanan keamanan, kesehatan, pengurusan berkas kependudukan dan perizinan, hingga tombol darurat. Video Youtube yang saya tonton itu berlabel 20 Maret 2020, nyatanya, informasi soal Desa Lamahu ternyata sudah ada sejak 2017. Bahkan, berdasarkan informasi tahun 2020, desa digital Lamahu sudah masuk dalam pengembangan versi 2.2. Jangan-jangan di tahun 2022 ini sudah berganti dalam pengembangan versi terbaru lagi.

Lamahu Command Center | Youtube (@KOMPASTV)
Lamahu Command Center | Youtube (@KOMPASTV)

Selanjutnya adalah proyek Smart Village Nusantara (SVN) di tahun 2020 yang dikembangkan oleh Telkom Indonesia. Konsep SVN jika dilihat mirip dengan konsep desa digital di Lamahu maupun SFV yang sedang mulai digarap. Desa-desa SVN dilengkapi command center yang terhubung pada smart pole(s) yang dipasangi CCTV, internet, dan beragam sensor sesuai dengan kebutuhan tiap desa. Misal, untuk desa A yang terletak di pesisir pantai sensor yang dipasang adalah untuk mendeteksi pasang surut air laut seperti yang diterapkan di Desa Pangandaran. Kemudian ada juga Desa Kemuning yang terkenal sebagai desa wisata di lereng Gunung Lawu dilengkapi sensor angin untuk membantu objek wisata paralayang di sana.

Smart Pole di Desa Kemuning Pada Awal Peluncuran Proyek di Tahun 2020) | Youtube (@Smart Village Nusantara)
Smart Pole di Desa Kemuning Pada Awal Peluncuran Proyek di Tahun 2020) | Youtube (@Smart Village Nusantara)

 

 

Doa Baik Untuk Program Desa Cerdas di Indonesia

Beberapa program desa digital di Indonesia dikembangkan oleh lembaga yang berbeda-beda. Bahkan ada program lainnya yang tidak saya sebut namun sudah lebih dulu ada, seperti program Desa Digital yang digagas pada tahun 2019 oleh Pemprov Jabar.  Meskipun bermacam-macam, saya menangkap adanya kesamaan dari semua program tersebut, yaitu keinginan untuk mengembangkan ekonomi, masyarakat, sekaligus pemerintahan yang cerdas dan terdigitalisasi. Tujuan akhirnya tentu saja untuk kenaikan taraf hidup masyarakat desa sekaligus pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Hal lain yang tidak kalah penting adalah kemauan dari warga desa untuk sama-sama maju dan mau berproses, pemimpin beserta perangkat desa yang harus amanah dan bertanggung jawab, dan keseriusan pemerintah serta stakeholder yang terlibat. Dari beberapa video yang saya tonton, saya terkesan dengan proses yang terjadi di Desa Panembangan dan Desa Lamahu. Bukan berarti desa lainnya tidak, hanya saja kedua desa ini yang paling banyak saya tonton beritanya.

Terkhusus Desa Lamahu, saya terkesan dengan keseriusan kepala desa dan perangkat desa di sana yang awalnya ingin mencari solusi dari masalah keamanan seperti hilangnya ternak. Hal itu berlanjut  dengan banyak berdiskusi dengan berbagai orang dan pihak, hingga akhirnya tidak hanya mendapat solusi soal keamanan desa, tapi juga sponsor untuk membuat desa digital. Mereka menjemput masa depan mereka. Tidak heran, Desa Lamahu terus tumbuh dan konsisten sebagai desa digital hingga saat ini.

Masih banyak hal yang bisa diuraikan jika membahas desa-desa digital di Indonesia. Setiap desa digital memiliki keunikan tersendiri. Akan ada kesan dan informasi berbeda ketika menonton liputan Desa Lamahu, Desa Kemuning atau desa lainnya. Saya yakin banyak yang berharap semoga semua program ini dikerjakan dengan serius dan amanah, merambah ke seluruh penjuru Indonesia sehingga tercipta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam hal pemerataan pembangunan.

 

Sumber:

Kementerian Kelautan dan Perikanan. Bincang Bahari: Smart Fisheris Village. Diakses ulang Desember 2022

Kementerian Kelautan dan Perikanan. Smart Fisheries Village (Desa Panembangan). Diakses ulang Desember 2022

Kompas TV. Ini Dia Desa Digital Pertama di Indonesia. Diakses Desember 2022

Smart Village Nusantara. Mengelola Desa Jadi Lebih Mudah. Diakses Desember 2022

Smart Village Nusantara. Soft Launching Piloting Smart Village Nusantara di Desa Kemuning dan Desa Pangandaran. Diakses ulang Desember 2022

Desa Digital. Desa Digital Jabar. Diakses Desember 2022

Tribun Gorontalo. Konsistensi Lamahu Jadi Desa Digital. Diakses Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun