Bengkulu -- Seorang wanita yang berasal dari sebuah desa kecil di provinsi Bengkulu mempunyai semangat dan tekad yang kuat untuk meraih pendidikannya. Upiah Namanya, atau lebih akrab di penggil Upik. Upik yang dahulunya hannya seorang anak desa bercita-cita menggapai gelar sarjana, hingga harus menjalani masa kecilnya dengan penuh tantangan dan keterbatasan. Upik berasal dari keluarga yang kurang mampu secara finansial. Namun, dengan tekad dan semangat yang kuat, ia berhasil mengatasi segala rintangan dan meraih gelar sarjana.
Sejak kecil, Upik telah menunjukkan kecerdasan dan keinginan yang kuat untuk belajar. Namun, jalan menuju pendidikan tinggi tidaklah mudah. Di usia yang masih sangat muda, Upik harus membantu orangtuanya berjualan untuk membiayai sekolahnya. Setiap hari sepulang sekolah, ia membantu menjual hasil kebun keluarganya di pasar lokal. Pendapatan dari penjualan tersebut digunakan untuk membeli perlengkapan sekolah dan membayar biaya pendidikan.
Meskipun sibuk membantu keluarganya, Upik tidak pernah mengabaikan pelajarannya. Dengan dukungan dan semangat dari guru-gurunya, ia berhasil meraih nilai terbaik di sekolah. Hingga tiba waktunya Upik harus melanjutkan pendidikannya ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) kali ini tidak sendiri Upik di bantu oleh kaka tertuanya untuk mencari sekolah yang pada saat itu belum adanya sekolah menengah atas di desanya. Kakanya mencari cara agar Upik tetap bisa melanjutkan pendidikannya.
Curup merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Bengkulu, disana Upik mengabdikan dirinya untuk meneruskan pendidikannya. Pilihan ini diambil karena melihat kota tersebut adalah kota yang kecil, sang kaka berfikir dengan Upik melanjutkan pendidikan disini dapat memungkinkan untuk Upik berjalan kaki ke sekolah sehingga dapat menghemat biaya. Di Curup, Upik tinggal di salah satu rumah kerabatnya dengan hidup mandiri.
Hidup mandiri sejak usia muda membuatnya semakin tangguh. Ia mengurus segala keperluannya sendiri, mulai dari memasak hingga mengatur keuangan. Kondisi ini mengajarkannya banyak hal tentang kedewasaan dan pengelolaan waktu. "Saya yakin suatu saat nanti semua perjuangan ini takkan sia-sia," ujar Upik. Meskipun demikian, Upik tetap berprestasi di sekolah menengah atas. Keberhasilannya tidak terlepas dari dorongan guru-guru yang selalu menyemangatinya.
Setelah lulus SMA, Upik memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Pada tahun 1993, Ia diterima di IAIN Raden Fattah kelas jauh Palembang. Sebuah pencapaian besar mengingat latar belakang keluarganya yang kurang mampu. Namun, perjalanan Upik tidak berhenti di situ. "Upik..Upik...ngapain sekolah tinggi-tinggi, kamu cuma seorang anak desa, orangtua mu mana mampu biayain sekolahmu," ujar salah satu tetangganya.
Ucapan seperti itu sudah sering ia dapati bahkan, Ketika ia pulang ke kampung halamannya. Namun, itu menjadikannya acuan semangat yang harus ia buktikan ke semua orang bahwa ia mampu meraih cita-cita dengan caranya. Bahkan, Upik adalah satu-satunya mahasiswa yang ada di desanya. Ia menjadi pencetus pertama yang berhasil menapaki pendidikannya hingga ke perguruan tinggi.
Di IAIN Raden Fattah kelas jauh Palembang atau sekarang di kenal sebagai UINFas Bengkulu, Upik harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan lebih kompetitif. Dengan tekad yang sama seperti sebelumnya, ia berjuang keras untuk menyelesaikan studinya. Upik dikenal sebagai mahasiswa yang gigih dan rajin. Meskipun keterbatasan finansial masih menjadi masalah utama, ia tidak pernah menyerah.
Untuk bertahan hidup, Upik sering mengunjungi rumah kerabat untuk makan sebanyak banyaknya dan ia berpikir dengan ia makan sebanyak-banyaknya dapat menjadi bekal untuk ia tidak makan dalam 3 hari kedepan. Namun, itu menjadikannya tidak bisa bergerak untuk berjalan. Dengan kondisi seperti ini mengajarkan Upik untuk tetap bersyukur dengan apa yang ia miliki.
Pada tahun 1998, Upik berhasil lulus S1 dengan predikat cumlaude. Perjuangan yang di lalui tidak sia-sia begitu saja, Ia menjadi seorang sarjana S1 yang mengharumkan nama orangtua dan kampung halamannya. Semua pencapaian itu tidak luput dari do'a orangtua dan kerja kerasnya selama ini. Perjuangannya tidaklah mulus namun ia selalu yakin dengan hal indah yang akan mengahampirinya di masa yang akan datang.
Pada tahun 2009, Upik melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 di STAIN Bengkulu. Keputusan untuk melanjutkan studi ini bukan tanpa alasan. Upik selalu memegang teguh prinsip. "Pendidikan adalah kunci untuk mengubah cara pandang dan cara berpikir seseorang," Ia percaya bahwa dengan menguasai Ilmu, Cara pandang dan berpikir seseorang akan berubah. Prinsip ini tertanam kuat dalam dirinya sejak kecil.
Perjuangan Upik di masa kuliah tidak berbeda jauh dengan masa-masa sebelumnya. Ia terus bekerja keras dan berusaha mengatasi setiap rintangan yang menghadang. Selain berfokus pada studi, Upik juga terlibat dalam berbagai kegiatan di kampus yang menambah wawasan dan pengalaman hidupnya. Dukungan dari teman-teman dan dosen-dosennya menjadi salah satu faktor penting yang membantu Upik untuk tetap teguh pada tujuannya.
Pada tahun 2011, Upik berhasil lulus S2 dengan predikat cumlaude. Kisah hidup Upik adalah cerminan dari keteguhan hati dan semangat pantang menyerah. Dari seorang anak desa yang harus berjuang keras untuk menyelesaikan pendidikan dasar hingga menjadi seorang sarjana, perjalanan hidupnya penuh dengan lika-liku. Namun, semua rintangan tersebut tidak menjadi penghalang bagi Upik untuk terus bangkit dan mencapai mimpinya.
Di tengah segala keterbatasan, Upik berhasil membuktikan bahwa pendidikan dapat mengubah segalanya. Melalui perjalanan hidupnya, ia menginspirasi banyak orang untuk tidak menyerah pada keadaan dan terus berjuang demi mencapai cita-cita. Prinsip-prinsip hidup yang dipegang teguh oleh Upik. "Pentingnya pendidikan dan keyakinan bahwa ilmu agama akan membawa kemajuan dalam ilmu dunia, menjadi pegangan yang mengantarkannya menuju kesuksesan," ujar Upik dengan penuh keyakinan.
Dan saat ini, Upik sedang menempuh masa studinya pada tingkat Doktor (S3) di UINFas Bengkulu. Upik tidak hanya menjadi sosok yang sukses dalam hal akademis, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang di sekitarnya. Ia sering diundang untuk berbagi pengalaman dan memberikan motivasi kepada generasi muda agar tidak menyerah dalam mengejar impian mereka.
Melalui cerita hidupnya, Upik membuktikan bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan semangat yang tidak pernah padam, setiap orang dapat meraih kesuksesan meskipun berasal dari latar belakang yang serba kekurangan. Semua kekurangan yang di miliki bukanlah penghalang untuk bisa terus maju.
Perjalanan hidup Upik adalah sebuah pelajaran berharga tentang arti sebuah perjuangan. Di balik setiap keberhasilan yang diraihnya, terdapat kisah panjang tentang kerja keras, pengorbanan, dan semangat yang tidak pernah pudar. Kisahnya mengajarkan bahwa tidak ada rintangan yang terlalu besar untuk diatasi jika kita memiliki tekad yang kuat dan keyakinan bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengubah nasib.
Upik kini telah membuktikan bahwa pendidikan dapat membuka pintu ke berbagai peluang dan mengubah masa depan seseorang. Dari seorang anak desa yang harus membantu orangtuanya berjualan demi bisa bersekolah, kini ia menjadi seorang sarjana yang dihormati dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Perjuangan dan keberhasilannya adalah bukti nyata bahwa dengan semangat pantang menyerah dan keyakinan yang kuat, segala sesuatu adalah mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H