Mohon tunggu...
Sitha Afril
Sitha Afril Mohon Tunggu... Freelancer - BINUSIAN

Saya hanya seorang pembelajar yang terkadang "absurd" dalam menyikapi fenomena di sekitar. Jadi, jangan terkejut jika tulisan-tulisan saya pun "absurd", he-he!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Renungan Sebelum "Flexing"

1 Maret 2022   13:57 Diperbarui: 1 Maret 2022   14:07 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika objek tersebut berwujud jenjang pendidikan, lantas pernahkah kita merenungi ilmu yang kita peroleh selama belajar? Atau jangan-jangan, peliknya proses yang dijalani hanya untuk memenuhi hasrat agar dipuji khalayak dengan gelar yang berhasil disandang?

Memangnya apa arti sebuah gelar yang dibubuhkan dalam nama jika ilmu yang kita peroleh tidak ada manfaatnya bagi sesama? Apakah dengan bergelar, perjuangan hidup sudah selesai? Apakah dengan bergelar, uang akan datang dengan sendirinya dan hidup akan seindah alur FTV khas Indonesia? Apakah kelulusan yang hanya fokus pada kata "lulus" adalah sebuah proses yang layak dibanggakan?

Menurutku, tidak. Sebab, setiap jenjang yang ditapaki akan memberikan beban baru dalam proses selanjutnya, termasuk gelar baru yang pastinya memiliki beban moral yang cukup besar. Terlebih jika gelar akademik tersebut diperoleh dari kampus ternama, baik dalam maupun luar negeri. 

Tentu, beban moral yang didapat pun akan berlipat ganda. Sayangnya, beban tersebut sering diabaikan karena perbedaan pola pandang dari setiap individu dalam menyikapi perolehan gelar akademiknya. Jadi sebenarnya, flexing dengan perolehan prestasi akademik adalah hal yang membutuhkan nyali besar apabila orang yang memamerkannya tidak memiliki siasat yang tepat.

Siasat dalam konteks ini merujuk pada proses pemenuhan kapasitas dan kapabilitas diri sebelum memamerkan pencapaiannya. Jika sebuah hal dipamerkan tanpa diimbangi bekal yang cukup, maka, jangan sampai down jika mendadak dirundung oleh khalayak! 

Mengingat kebrutalan jari warganet yang terkadang melampaui batas kewajaran, jadi, mari bersama-sama belajar untuk memastikan kepantasan sebelum flexing. Apalagi jika hal yang akan kita pamerkan berkaitan dengan rekam jejak dari jenjang pendidikan atau prestasi akademik karena sungguh, jika kapasitas dan kapabilitas diri tidak memadai, yang ada kita akan menjadi bahan rujakan di media sosial.

So, mari berlatih bijak sebelum ber-flexing ria!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun