Kamu harus tega untuk berhenti sejenak jika memang lingkunganmu toxic. Kamu harus tahan akan segala ancaman konyol yang dilayangkannya, jika memang hal tersebut sudah berkali-kali kamu hadapi. Bagiku kini, wujud kasih sayang dan perhatian seseorang itu tidak selalu berupa persetujuan. Kadang, ada juga sikap tak acuh yang layak kita pertontonkan untuk mendidiknya agar lebih bijak. Toh, tidak semua hal harus kamu iyakan, tidak segala perkara harus kamu selesaikan dengan mengalah. Mentalmu juga perlu dijaga, bukan hanya dia!
So?
Tetaplah berusaha waras ketika orang berlomba-lomba mengaku gila! Tetaplah sehat ketika orang-orang berkompetisi untuk memvalidkan sakitnya dan intinya, jangan jadikan kesehatan mental sebagai senjatamu berlindung dari masalah. Kasihan mereka yang benar-benar butuh penanganan dan pemakluman, namun jadi terabaikan karena meningkatnya skeptisme orang lain terhadap segala hal yang manjadikan mental sebagai tameng.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H