(5) Tutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat anda batuk atau bersin. Buang tisu bekas di tempat sampah yang dilapisi, segera cuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik atau bersihkan tangan dengan hand sanitizer berbahan dasar alkohol yang mengandung 60-95 % alcohol, basahi seluruh permukaan tangan anda dan usap-usap sampai terasa kering. Air dan sabun harus menjadi pilihan pertama jika tangan terlihat kotor.
(6) Sering bersihkan tangan anda. Sering-sering cuci tangan anda dengan sabun dan air, setidaknya selama 20 detik atau bersihkan tangan dengan hand sanitizer berbahan dasar alkohol yang mengandung 60-90 % alkohol, basahi seluruh permukaan tangan anda dan usap-usap sampai kering. Air dan sabun harus menjadi pilihan pertama jika tangan terlihat kotor. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dibersihkan.
(7) Hindari memakai bersama barang-barang pribadi dalam rumah. Anda tidak boleh memakai piring makan, gelas, cangkir, alat makan, handuk, dan seprai yang sama dengan orang lain atau binatang peliharaan di rumah anda. Setelah menggunakan benda-benda di atas, semuanya harus dicuci bersih dan secara menyeluruh menggunakan sabun dan air.
(8) Bersihkan semua permukaan yang sering disentuh setiap hari. Permukaaan yang sering disentuh termasuk konter, meja, gagang pintu, benda-benda di kamar mandi, toilet, telepon, keyboard, tablet, dan nakas. Selain itu, bersihkan semua permukaan yang mungkin terkena darah, tinta, atau cairan tubuh lainnya. Gunakan semprotan atau tisu pembersih rumah tangga, sesuai dengan petunjuk penggunaan yang tertera di labelnya. Di label tertera petunjuk penggunaan produk pembersih yang aman dan efektif, termasuk peringatan yang harus anda lakukan saat menggunakan produk-produk tersebut. Misalnya menggunakan sarung tangan dan memastikan ada ventilasi yang baik selama anda menggunakan produk tersebut.
(9) Monitor gejala anda. Cari bantuan medis yang cukup jika sakit anda memburuk (misalnya jadi sulit bernapas). Sebelum mencari perawatan medis, telepon dahulu penyedia layanan kesehatan yang anda tuju dan beritahu mereka bahwa anda telah /sedang dievaluasi atas penyakit covid-19. Pakai masker sebelum anda memasuki fasilitas kesehatan tersebut. Langkah-langkah ini akan membantu kantor layanan kesehatan menjaga orang lain di kentor atau ruang tunggu tidak tertular atau terpapar. Minta penyedia layanan kesehatan anda untuk menelepon departemen kesehatan negara bagian. Orang-orang yang berada dalam pengawasan aktif atau melakukan monitoring mandiri harus mengikuti petunjuk yang diberikan departemen kesehatan lokal atau tenaga profesional kesehatan kerja dengan baik. Jika anda mengalami keadaan darurat medis dan perlu menelepon 911, beritahu personel yang menerima telepon anda bahwa anda telah/ sedang dievaluasi untuk penyakit covid-19. Jika memungkinkan, pakai masker sebelumlayanan medis darurat dating.
(10) Menghentikan isolasi rumah. Pasien yang telah terkonfirmasi terjangkit covid-19 harus tetap berada dalam langkah pencegahan isolasi rumah sampai risiko penularan sekundernya kepada orang lain dianggap rendah. Keputusan untuk menghentikan langkah pencegahan isolasi rumah harus dilakukan kasus per kasus, berdasarkan konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan serta departemen kesehatan negara bagian dan loka.[3]
Adapun pencegahan wabah covid dalam islam yaitu sebagai berikut: Nabi Muhammad SAW juga pernah memperingatkan umatnya untuk tidak dekat dengan wilayah yang sedang terkena wabah. Sebaliknya jika berada di dalam tempat yang terkena wabah dilarang untuk keluar. Seperti diriwayatkan dalam hadis berikut ini: “Juka kau mendengar wabah di suatu wilayah, maka jaganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari). Di zaman Rasulullah SAW jikalau ada sebuah daerah atau komunitas terjangkit penyakit Tha’un, Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam memerintahkan untuk mengisolasi atau mengkarantina para penderitanya di tempat isolasi khusus, jauh dari pemukiman penduduk. Tha’un sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW adalah wabah penyakit menular yang mematikan, penyebabnya berasal dari bakteri Pasterella Pestis yang menyerang tubuh manusia. Jika umat muslim menghadapi hal ini, dalam sebuah hadis disebutkan janji surga dan pahala yang besar bagi siapa saja yang bersabar ketika menghadapi wabah penyakit. “Kematian karena wabah adalah surge bagi tiap muslim (yang meninggal karenanya). (HR Bukhari).
Selain Rasulullah, di zaman khalifah Umar bin Khattab juga ada wabah penyakit. Dalam sebuah hadis diceritakan, Umar sedang dalam perjalanan ke Syam lalu ia mendapatkan kabar tentang wabah penyakit. Hadis yang dinarasikan Abdullah bin ‘Amir mengatakan, Umar kemudian tidak melanjutkan perjalanan. Berikut hadisnya: “Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam, saat sampai di wilah bernama Sargh. Saat itu Umar mendapat kabar adanya wabah di wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf kemudian mengatakan pada Umar jika Nabi Muhammad SAW pernah berkata, “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka jaganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jagan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhori). Dalam hadis yang sama juga diceritakan Abdullah bin Abbas dan diriwayatkan Imam Malik bin Anas, keputusan Umar sempat disangsikan Abu Ubaidah bin Jarrah. Dia adalah pemimpin rombongan yang dibawa Khalifah Umar. Menurut Abu Ubaidah, Umar tak seharusnya kembali karena bertentangan dengan perintah Allah SWT. Umar menjawab dia tidak melarikan diri dari ketentuan Allah SWT, namun menuju ketentuan-ketentuan-Nya yang lain. Jawab Abdurrahman bin Auf ikut menguatkan keputusan khalifah tidak melanjutkan perjalanan karena wabah penyakit.
Sudah dinyatakan sebagai pandemic Coronavirus, bebrapa negara pun melakukan lockdown di beberapa wilayah terbanyak yang terkena paparan virus corona terbanyak, guna untuk mencegah penyebaran virus corona. Wabah virus corona yang terjadi saat ini, jika kita rujuk pada sejarah nabi merupakan wabah yang sudah terjadi dengan kondisi yang hampir sama, sehingga penagganannya pun sama. Oleh karena itu, untuk mengatasi wabah tersebut salah satunya adalah dengan menerapkan karantina atau isolasi terhadap penderita. Ketika itu Rasul memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat para penderita kusta. Dengan demikian, metode karantina telah ditetapkan sejak zaman Rasulullah untuk mencegah wabah penyakit menular menjalar ke wilayah lain. Untuk memastikan perintah tersebut dilaksanakan, Rasul membangun tembok di sekitar daerah wabah. Rasulullah juga pernah memperingatkan umatnya untuk jagan mendekati wilayah yang sedang terkena wabah. Sebaliknya, jika sedang berada di tempat yang terkena wabah, mereka dilarang untuk keluar. Kebijakan karantina dan isolasi khusus yang jauh dari pemukiman penduduk apabila terjadi wabah penyakit menular. Ketika diisolasi, penderita diperiksa secara detail. Lalu dilakukan langkah-langkah pengobatan dengan pantauan ketat. Selama isolasi, diberikan petugas medis yang mempunyai dan mampu memberikan pengobatan yang tepat kepada penderita. Petugas isolasi diberikan pengamanan khusus agar tidak ikut tertular. Pemerintah pusat tetap memberikan pasokan bahan makanaan kepada masyarakat yang terisolasi.
Terkait dengan coronavirus covid-19 ini. sebagai seorang mu’min, maka sebaiknya selain melakukan juga ikhtiar karantina atau social distancing ini, maka tingkatkan juga spiritual kita. Jika dapat bertafakur lebih jauh, sebagai muslim semua wabah ini adalah sebuah rahmat-Nya, sebuah peringatan bagi yang berfikir, untuk terus menjadikannya sebagai wasilah atau jalan untuk terus banyak mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga ketika tingkat kepasrahan tingi maka akan dirasakan ketenagan dan dengan segala usaha dan doa keselamatan juga kepada Allah SWT, dengan selalu melibatkan-Nya, dan berarap semua wabah ini akan berakhir, dan dapat pula segera ditemukan penyebabnya, InsyaAllah AamiinYRA. Dialah Sang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. Dengan menggunakan pendekatan sosiologi Agama Islam, maka kita akan dapat dengan mudah memahami segala kepentingan sosial, karena dalam Al-Qur”an kita juga sering menjumpaihubungan manusia dengan manusia lainnya. Karena dalam Al-Quran pun sering dijelaskan sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kemakmuran suatu bangsa, sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kesengsaraan. Semua itu baru dapat dijelaskan apabila yang memahami sejarah sosial pada saat agama diturunkan. Dengan demikian, lockdown dan socisl distancing merupakan salah satu pilihan terbaik yang difatwakan oleh MUI guna mencegah penyebaran virus corona-19 ini. Bukan tidak diperbolehkan kita untuk salat berjamaah di mesjid, bukan pula dilarang untuk berkumpul dalam jamaah pengajian, melainkan semata-mata untuk melindungi diri kita sendiri dan orang lain dari bahaya virus corona-19.[4]
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat saya simpulkan bahwa cara mencegahan dan pengendalian covid-19 dalam kehidupan sosial dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersian tangan menggunakan hand sanitizer/ mencuci tangan dengan sabun. Selanjutnya hindari menyentuh mata, hidung dan mulut. Tutup hidung dan mulut ketika batuk atau bersin dengan menggunakan tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah. Gunakan masker bila keluar rumah dan rajinlah menggantinya. Menjaga jarak minimal 1M dari orang lain. Hindari memakai bersama barang-barang pribadi dalam rumah. Bersihkan semua permukaan yang sering disentuh setiap hari. Hindari kontak langsung dengan hewan, jika terpaksa atau tidak sengaja menyentuh hewan maka segera cuci tangan dengan sabun minimal 40 detik. Dan menjaga daya tahan tubuh dengan cara berolahraga di rumah dan berjemur di pagi hari untuk mendapatkan sinar matahari. Kemudian, dalam pandangan islam, Wabah virus corona yang terjadi saat ini, jika kita rujuk pada sejarah nabi merupakan wabah yang sudah terjadi dengan kondisi yang hampir sama, sehingga penagganannya pun sama. Jadi, untuk mengatasi wabah tersebut salah satunya adalah dengan menerapkan karantina atau isolasi terhadap penderita. Sebagai seorang mu’min kita harus mencegah virus corona dengan cara yang telah di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, seperti tidak memasuki wilayah yang terkena wabah dan jika wabah terjadi di tempat kita sendiri, maka jagan tinggalkan tempat itu. hal ini dilakukan agar covid-19 tidak menyebar luas. sebagai muslim semua wabah ini adalah sebuah rahmat-Nya, sebuah peringatan bagi yang berfikir, untuk terus menjadikannya sebagai wasilah atau jalan untuk terus banyak mendekatkan diri kepada Allah SWT, seperti perbanyak istighfar dan zikir, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, perbanyak sedekah dan lainnya. sehingga ketika tingkat kepasrahan tingi maka akan dirasakan ketenagan dan dengan segala usaha dan doa keselamatan juga kepada Allah SWT, dengan selalu melibatkan-Nya, dan berarap semua wabah ini akan berakhir. InsyaAllah.