Dilansir dari website resmi Pemkot Semarang menunjukkan bahwa, selama 6 bulan Mbak Ita memimpin angka stunting turun 318 kasus yang pada awalnya 1.318 kasus menjadi 1.022 kasus. Mbak Ita juga dengan senang hati menerima aspirasi dari masyarakat secara langsung maupun melalui aplikasi 'Sapa Mbak Ita', hal ini diharapkan agar pembangunan di Kota Semarang bisa cepat terealisasikan. Mbak Ita dibantu dengan Dinas terkait, sering melakukan workshop atau pelatihan kepada ASN Pemkot Semarang beserta jajarannya.Â
Mbak Ita berharap para pelayan publik bisa lebih kompeten dan maksimal dalam menjalankan tugasnya. Seperti halnya, diadakannya pelatihan terkait regulasi dan etika dalam penyediaan siaran Radio dan Televisi di Kota semarang oleh Diskominfo.
Mbak Ita terus berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik kepada warganya, salah satunya terkait portal tiliksemar.semarangkota.go.id telah menjadi sumber utama bagi warga dan pengguna lainnya untuk mengakses data video pengawasan atau CCTV yang tersebar di seluruh kota. Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan ini, Mbak Ita melalui Diskominfo Kota Semarang bekerja sama atau berkolaborasi dengan PT Katalis, sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang teknologi.Â
Jika dilihat dari buku Reframing Organizations, Mbak Ita memenuhi salah satu aspek dalam bingkai politik yaitu kolaborasi. Mbak Ita terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kinerjanya dalam membangun Kota Semarang lebih baik. Selain berkolaborasi, Mbak ita juga dikenal ulung dalam hal negosiasi. Dalam bingkai politik, tawar-menawar merupakan hal yang penting dalam pengambilan keputusan ( Bolman & Deal, 2003). Negosiasi dilakukan Mbak Ita terkait dengan pembebasan lahan yang bertujuan untuk penanganan banjir di Kota Semarang.
Permasalahan rob dan banjir sendiri telah menjadi perhatian utama Mbak Ita sejak awal menjadi wali kota Semarang. Negosiasi tersebut dilakukan dengan beberapa warga pemilik lahan, Mbak Ita memberikan pengertian bahwa pembebasan lahan ini sangat penting untuk menangani masalah banjir yang terjadi di Kota Semarang. Mbak Ita menekankan bahwa pembebasan lahan ini tidak akan merugikan salah satu pihak dan saling menguntungkan untuk kepentingan bersama.
Terakhir, saya mencoba melihat kepemimpinan Mbak Ita mengacu pada bingkai simbolik. Bingkai ini merupakan fondasi setiap organisasi untuk menyesuaikan kualitas dan membantu menciptakan budaya yang ideal untuk masa depan organisasi. Artinya, pemimpin memiliki peran penting untuk membawa organisasi mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satunya, dengan memberikan contoh dan motivasi kepada anggota organisasi agar bisa lebih maksimal dalam kinerjanya.Â
Dalam setiap kesempatan, Mbak Ita terus mendorong dan meberikan motivasi kepada para ASN Kota Semarang untuk terus mengedepankan pelayanan yang dinamis dan berkesinambungan. Hal tersebut disampaikan Oleh Mbak Ita dalam rangkaian kegiatan Apel Motivasi Budaya Kerja dan Pembinaan Mental bagi ASN pada bulan Maret lalu. Motivasi yang disampaikan diharapkan agar ASN Pemkot Semarang bekerja sesuai dengan visi dan misi yang telah dibangun salah satunya mewujudkan pemerintahan yang semakin handal untuk meningkatkan pelayanan publik.
Daftra Pustaka :
Bolman, L., & T, Deal. (2017). Reframing Organizations, 6th edition. Jossey-Bass.
Richetti, C., & B, Tregoe. (2001). Analytical Processes for School Leaders. ASCD.
Regional.kompas.com, Senin Besok, Mbak Ita Akan Resmi Dilantik Ganjar Jadi Wali Kota Semarang, 29 Januari 2023, https://regional.kompas.com/read/2023/01/29/22043821/senin-besok-mbak-ita-akan-resmi-dilantik-ganjar-jadi-wali-kota-semarang, [diakses pada 24 September 2023]