Pada waktu perjalanan saya ke Turki memang dalam rangka riset akademik terutama ingin mengetahui tempat indah Said Nursi seorang ulama sufi ternama di Turki. Tetapi banyak yang saya saksikan disana, baik Istanbul, Ankara, atau Isparta. Saya tinggal di Kadikoy Kota Istanbul berjarak 4 jam ke ibukota negara Ankara. Kunjungan saya ke Turki ini meninggalkan kesan cukup besar, terutama disebuah kota bernama Isparta. Karena di kota ini saya merasakan kedamaian dan ketenangan. Terutama ketika saya berkunjung bukit Barla.
Suatu hari saudara saya di Kadikoy mengajak saya ke kota Isparta dan melanjutkan perjalanan menuju bukit Barla. Waktu itu kami pergi menggunakan bus malam dari Istanbul. Perjalanan ke sana terasa lama, tapi selama perjalanan tidak ada gangguan. Selama perjalana kami merasa sangat nyaman dan pelayanan terbaik dari pihak bus.
Walau demikian perjalanan dari kota tempat kami tinggal di Turki, Kadikoy ke Isparta cukup panjang. Untuk mencapai lokasi tujuan kami perlu menempuh kira-kira 7 jam perjalanan menggunakan bus malam. Perjalanan sebagai pengalaman yang sangat berharga dengan menggunakan perjalanan darat.
Salah satu alasan perjalanan darat menggunakan bus adalah belum ada akses udara dari Istanbul menuju Isparta. Selain itu, kami dapat melihat pemandangan di sepanjang perjalanan. Kota Isparta merupakan kota kembang karena terkenal dengan bunga tulipnya. Bunga Tulip adalah simbol keesaan Allah. Bunga itu semacam buang mawar di Indonesia.
Saya diberikan kesempatan untuk berada di kota yang tenang dan sederhana ini selama kurang lebih lima hari. Memang, Isparta tidak seindah Istanbul tidak semegah Ankara, tidak seramai Kadikoy tempat saya tinggal di Turki. Â Namun, kota ini menyimpan ketenangan dan sejarah yang luar biasa. Terlihat puing-puing reruntuhan bangunan tua dan dibawah pohon-pohon yang masih berdiri tegap yang berusia ratusan tahun. Luar biasa. Subhanallah.
Hari berikutnya saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu kawasan yang sangat indah yaitu Bukit Barla. Untuk mencapai Barla harus melalui danau Eirdir. Danau ini  menjadi pusat pengairan kota Isparta. Danau air tawar. Jika diperhatikan lebih jauh sebelum kami terjun mandi di danau tersebut tampak jelas terlihat pipa-pipa panjang yang memanjang ditepi jalan menuju kota Isparta yang ternyata adalah aliran air dari danau Eğirdir.
Bukit Barla tempat yang mungkin jarang dikenal baik orang Turki maupun saya dan para peziarah, baik dari dalam negeri Turki maupun luar Turki. Saya juga merasakan ketika menaiki bukti Barla itu banyak kesejukan batin dan indahnya pemandangan panorama alamnya. Bayangkan untuk mencapai Barla harus melakukan perjalanan menanjak kurang lebih dari 30 menit untuk mencapai puncaknya.
Jalan menuju Barla terdapat pohon-pohon dan terdapat sedikit rumah-rumah yang tersusun rapi dan elegan. Kita tidak akan kecewa ketika tiba di puncak bukit Barla. Keindahan alam dan danau terasa sangat indah. Sugguh, luar biasa alam ciptaan Allah. Puncak Bukit Barla ini jelas terlihat kota Isparta ketika berada di puncak bukit. Subhanallah.
Selain itu sepengetahuan saya selama mengikuti pengajian di Istabul di atas bukit inilah Said Nursi menjalani pengasingannya selama belasan tahun di Barla. Pada waktu Said Nursi diasingkan ke Barla mereka harus menyeberangi danau Eirdir terlebih dahulu. Di atas bukit Barla yang indah terdapat sebuah tempat dimana Said Nursi bertafakkur kepada Allah. Memperhatikan alam semesta dan memikirkan betapa kompleksnya permasalahan masyarakat waktu itu.
Tidak banyak saya ceritakan perjalanan saya menuju bukit Barla ini, kecuali saya merasakan Barla sebagai tempat terindah untuk melakukan intropeksi diri. Semoga Allah memberkahi perjalanan ini.Semoga, Allahuakbar, Amin.(*)
Afriantoni
Catatan Perjalanan Indah, Menggapai Bukti Barla, Isparta, Turki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H