Mohon tunggu...
Afriantoni Al Falembani
Afriantoni Al Falembani Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen dan Aktivis

Menulis dengan hati dalam bidang pendidikan, politik, sosial, fiksi, filsafat dan humaniora. Salam Sukses Selalu.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilpres 2019 Ajang Menyebar Hoaks, Waspadalah!

28 April 2018   11:41 Diperbarui: 28 April 2018   12:08 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluhan sahabat Ara di WAG beberapa hari lalu karena beredarnya berita hoax (berita bohong). Memang bukan satu atau dua berita hoax yang beredar di sosial media. Hampir setiap hari kita menerima share berita yang agak aneh masuk ke handphone kita melalui media sosial. Kadang berita hoax itu laksana kebenaran tetapi semua hanya hayalan. Terkadang bingung juga menghadapi berita hoak ini.

Menurut Ara "Sepertinya kita perlu bikin pelatihan atau apolah yang berhubungan dengan jangan sebar hoax. Edisi kesel pagi-pagi berapa WAG sudah ribut bahas berita hoax. Ada yang dikasih link klarifikasi malah balik ngamuk". Ajakan Ara ini sebagai bentuk kepedulian sebagai manusia untuk menyelesaikan beberapa persoalan dalam masyarakat yang kebenaran beritanya perlu dilakukan hal yang mendidik.

Pendapatan Ara ini sejalan dengan keinginan pihak yang berkepentingan. Misalnya, Kapolri, KPI, dan Dewan Pers. Mereka terus berusaha memerangi hoax yang semakin menjadi-jadi apalagi menjelang Pilpres 2019 dan Pilkada Serentak 2018 nanti. Berkembangnya media sosial dan berita sangat mudah diterima oleh masyarakat adalah kemudahan memperoleh informasi. Namun sayang kadang masyarakat kurang melakukan filterisasi. Tidak jarang masyarakat terprovokasi dan menjadi korban berita hoax.

Sejalan dengan itu, masyarakat butuh edukasi anti hoax dan perlu literasi media dengan membaca berita dengan hati-hati. Edukasi ini akan meningkatkan kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan memilih media terbaik dan layak untuk dijadikan referensi.

Bayangkan sampai dengan saat ini setidaknya menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat kurang lebih 43.000 situs di Indonesia dengan berbagai portal berita. Tetapi dari jumlah tersebut yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi kurang lebih sekitar 300 portal berita, hal ini berarti masih sekitar puluhan ribu situs yang perlu di waspadai dalam hal penyebaran berita hoax. Kemungkinan mereka akan mengadu domba masyarakat.

Untuk itu, mau tidak mau kelompok masyarakat dan pemerintah dapat bersinergi memerangi berita hoax. Kemampuan untuk melakukan sinergi ini harus melibatkan segala unsur  bertujuan agar masyarakat sebagai konsumen media, termasuk anak-anak menjadi sadar melek tentang cara melihat media yang diakses.Selain itu masing-masing unsur dapat saling mengingatkan.

Setidaknya melek literasi dengan melek media yang dibaca ini agar dapat dimanfaatkan oleh mereka yang mengerti dan memahami serta berani ambil langkah untuk memerangi berita hoax. Mereka akan cerdas dalam memilih dan menentukan apakah media dan isinya benar atau hoax yang dapat merusak pemahaman masyarakat secara luas.

Salah satu sikap konsumen media seperti Kartika menuliskan,"Kalau yang sudah sesat pikir (logical fallacy) dan parah. Aku no comments. Tapi banyak kok yang sasar dan tanya dari mana tahu itu hoax atau bukan. Nah orang-orang yang sudah aware ini yang musti diselamatkan". Orang seperti Kartika ini patut dicontoh.

Memang terkadang kerja berita hoax ini sangat strategis dan sistematis, bahkan berani mengeluarkan biaya besar. Sehingga dapat diduga untuk menyebarkan berita hoax membutuhkan modal yang tidak sedikit. Sasarannya kepentingan politik. Dimana mereka mendapatkan keuntungan yakni jika masyarakat menerima berita hoax percaya dan meyakini berita tersebut.

Mencontoh cara bersikap seperti Kartika di atas sangat penting bagi kita. Karena saat ini secara faktual kita sedang menghadapi situasi politik yang serba benar dan mau menang sendiri. Karena itu sekali lagi berhati-hatilah, apalagi menjelang Pilpres 2019 dan Pilkada serentak 2018.

Terakhir, sedikitnya ada lima cara agar terhindar dan perlu di lakukan untuk memastikan sebuah berita hoaks atau bukan antara lain: melihat sumber berita, hati-hati dengan judul provokatif, waspada dengan gambar yang dikirim, jangan terburu-buru untuk sharing, dan baca berita secara menyeluruh.  Pastikan kita terhindar dari berita hoax. Waspadalah, waspadalah, dan waspadalah !!!.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun